HIDUPKATOLIK.COM – “Romo Padma meneguhkan saya. Kehadiran beliau membuat saya mantap menghadapi tugas-tugas berat. Terima kasih Romo Padma, yang telah menjadi teman yang menyenangkan dan membanggakan,” tutur Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ dalam video yang ditayangkan dalam perayaan 50 Tahun Imamat Pastor Adrianus Padmaseputra, SJ atau akrab disapa Romo Padmo.
Di mata Kardinal Darmaatmadja, Romo Padmo bagaikan belahan jiwa, karena selama bertahun-tahun selalu bersama menjalani berbagai tugas di Keuskupan Agung Jakarta.
Romo Padmo sejak tahun 2018 melayani sebagai Pastor Rekan di Paroki Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia merayakan ulang tahun Imamat ke-50 pada 3 Desember 2024. Perayaan Ekaristi Konselebrasi yang diselenggarakan bertepatan dengan Pesta Santo Fransiskus Xaverius.
Ekaristi syukur ini dipimpin Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo. Turut hadir sebagai konselebran Romo Padmo, Pastor Agustinus Rudy Chandra Wijaya, SJ (Pastor Kepala Paroki Duren Sawit), Pastor Justinus Sigit Prasadja, SJ (Ekonom Serikat Jesus Provinsi Indonesia), Pastor Yasintus Liberatus Suyono Lein, MSF (Deken Dekenat Jakarta Timur), Pastor Aluisius Pramudya Daniswara, SJ (Kepala Paroki Blok B dan Superior Komunitas Beato Miguel Pro), Pastor Albertus Sadhyoko Rahardjo, SJ (Prefek Spiritual Seminari Tinggi Santo Paulus), dan Pastor Yos Bintoro (Kepala Paroki Halim Perdanakusuma).
Selain itu, hadir pula para imam Jesuit yang berkarya di Jakarta, para imam dari beberapa paroki di Dekenat Jakarta Timur, dan dari komunitas religius yang ada di dekat Paroki Duren Sawit seperti Pusat Pastoral KAJ Samadi dan Seminari Tinggi Sang Tunas.
Tak ketinggalan beberapa Bruder Jesuit, puluhan Frater Jesuit, Frater CICM, Frater Projo Jakarta, para Suster dari tarekat ADM, CB, MC, dan OSF yang berada di wilayah Paroki Duren Sawit, dan sekitar 800 umat setempat.
Romo Padmo ditahbiskan sebagai Imam Jesuit pada 3 Desember 1974. Lahir di Yogyakarta 80 tahun silam, ia pernah melayani di Paroki Jalan Malang Jakarta Pusat, menjadi pembina para calon Imam Jesuit di Kolese Hermanum Unit Pulo Nangka, dan pengurus Yayasan Strada.
Tugas perutusan lain yang pernah dijalani ialah menjadi imam bagi sekitar 500 pengungsi Vietnam beragama Katolik di Pulau Galang – Batam, selama 10 tahun (1986-1996). Kemudian, ia diangkat sebagai Sekretaris Uskup di Keuskupan Agung Jakarta (1997-2010).
Selepas dari tugas sebagai Sekretaris Uskup di Keuskupan Agung Jakarta, imam yang menapak ke Seminari Menengah Mertoyudan pada usia 12 tahun ini menjadi gembala di Paroki Mangga Besar selama 8 tahun, selanjutnya melayani di Paroki Duren Sawit.
“Saya sungguh menyadari, 50 tahun saya bisa menjalani panggilan sebagai seorang imam, tidak lain karena rahmat Tuhan. Tanpa berkat dan bimbingan-Nya, pasti saya tidak akan sampai ke sana. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya. Semoga dengan rahmat-Nya, kita mampu setia kepada Tuhan dan menjadi pribadi-pribadi yang dicintai-Nya, serta berani menjawab cinta kasih Tuhan,” ujarnya.
Kardinal Suharyo pun turut bersyukur atas Sakramen Imamat yang telah dihayati Romo Padma dengan tekun dan setia selama 50 tahun. “Terima kasih atas kesaksian Romo2 sebagai Imam di Serikat Jesus untuk kita semua. Selama 50 tahun ini, Romo semakin bertumbuh dan semakin serupa dengan Kristus Sang Imam Agung; setia kepada Allah dan berbelas kasih kepada sesama. Saya melihat itulah yang ada dalam diri Romo Padma,” katanya dalam sambutan.
Setelah Perayaan Ekaristi yang berlangsung penuh semarak dengan lagu-lagu bernuansa Jawa, Bali, dan Tapanuli ini, digelar pesta sederhana bersama para undangan, keluarga besar Romo Padma, dan umat di halaman gereja. Acara ramah-tamah diisi dengan pemotongan tumpeng oleh Romo Padma, serta hiburan dari anak-anak dan Orang Muda Katolik Paroki Duren Sawit.
Laporan Patricia Heinrica