web page hit counter
Jumat, 5 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kongregasi FCh Rayakan 34 Tahun Kemandirian dan Hidup Membiara di Palembang

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) di Indonesia merayakan Hari Raya Kemandirian Kongregasi yang ke-34, menandai perjalanan sejak berdiri pada 1 Desember 1991. Perayaan syukur ini dipadukan dengan Misa Profesi Kekal dan Syukur Hidup Membiara yang berlangsung khidmat dalam Perayaan Ekaristi pada pukul 09.30 WIB di Gereja Santo Yoseph Palembang.

Para suster FCh sedang mengucapkan kesetiaannya dihadapan Uskup Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono. (HIDUP/Daris)

Misa dipimpin oleh Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono, didampingi oleh Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmoji (Uskup Tanjung Karang), Pastor Norbert Maria Schnell (Vikaris Jenderal Keuskupan Breda, Belanda, sekaligus Administrator Kongregasi Charitas Roosendaal), Pastor Hyginus Gono Pratowo, Pastor Ignasius Suparno, CM dan Pastor Andreas Suparman, SCJ.

Panggilan untuk Kesempurnaan Setiap Detik

Dalam homilinya, Mgr. Yuwono menyampaikan pesan inti mengenai makna kaul religius (kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan). Ia menyebut kaul sebagai janji sukarela kepada Allah, yakni penyerahan diri total untuk hidup dan berkarya demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan umat manusia.

Ia menekankan bahwa hidup membiara adalah perjuangan menuju kesempurnaan yang mewajibkan para anggota “untuk setiap hari berusaha dengan segala daya upaya untuk mencapainya.” Beliau mendorong para Suster untuk tidak takut, tetapi untuk “berjalanlah, mulailah, hiduplah dengan setiap detik satu kali berdetak.”

Baca Juga:  Pesan Paus di Rumah Sakit di Lebanon: Kita Tidak Boleh Melupakan Mereka yang Paling Rapuh
Uskup Agung Palembang sedang memimpin perayaan syukur membiara suster FCh. (HIDUP/Daris)

Kaul Ketaatan mewajibkan suster untuk menundukkan diri sepenuhnya kepada Allah melalui pimpinan Kongregasi, menerima perintah tanpa mempertanyakan. Sementara Kaul Kemiskinan menuntut pelepasan sukarela atas hak milik, menghindari pemakaian berlebihan, dan bersukacita dalam keterbatasan. Adapun Kaul Kemurnian mewajibkan pelepasan perkawinan, menghindari peluang dosa, menjaga indera, dan hidup dengan kerendahan hati serta devosi tulus kepada Bunda Maria.

Profesi Kekal

Inti perayaan adalah upacara pengikraran profesi dan pembaharuan kaul oleh total 17 Suster. Pengikraran kaul seumur hidup ini dipimpin oleh Pemimpin Umum Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas, Sr. Maria Patricia, FCh.

Suster yang mengikrarkan kaul kekal adalah:  Sr. M. Mariana, FCh; Sr. M. Venta, FCh; Sr. M. Ryanita, FCh dan Sr. M. Theresita, FCh

Setelah pengucapan ikrar dan penandatanganan bukti profesi, Mgr. Yuwono memberikan berkat, dilanjutkan dengan penyerahan dan penyematan cincin profesi kekal oleh Pemimpin Umum sebagai tanda keanggotaan tetap Kongregasi.

Baca Juga:  Dalam Misa di Beirut, Paus Leo: Bebaskan Hati Kita untuk Membawa Perdamaian dan Keadilan ke Lebanon

Rangkaian dilanjutkan dengan pembaharuan janji tri-prasetya bagi para suster yang merayakan ulang tahun hidup membiara: Pesta Perak (25 tahun) yaitu  Sr. M. Arnolda, FCh; Sr. M. Eufrasia, FCh; Sr. M. Ferrini, FCh; Sr. M. Filipita, FCh; Sr. M. Hilaria, FCh; Sr. M. Ivo, FCh; Sr. M. Olga, FCh; Sr. M. Rachel, FCh; dan Sr. M. Yohani, FCh. Panca Windu (40 TahunSr. M. Brigitta, FCh; Sr. M. Firmina, FCh; dan Sr. M. Martina, FCh. Pesta Emas (50 Tahun) Sr. M. Lucia, FCh.

 Awal dari Kesetiaan

Seusai Ekaristi, perayaan dilanjutkan di halaman Gereja dengan acara penyambutan pestawati oleh penari Kebo Giro, dilanjutkan dengan pemotongan kue ulang tahun.

Mewakili para pestawati, Sr. Maria Rianita, FCh, menyampaikan bahwa perjalanan panggilan mereka diperkuat oleh ayat, “Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

“Hari ini bukanlah puncak perjalanan bagi kami semua, tetapi awal dari kesetiaan yang lebih dalam,” kata Sr. Rianita. Beliau menyatakan komitmen untuk terus “mencintai tanpa batas, melayani tanpa pamrih, dan hidup dalam semangat Santo Fransiscus Asisi, menjadi Charitas dengan sikap belarasa yang tak terbagi.”

Baca Juga:  Paus Leo Berziarah ke Makam Santo Asal Libanon: Charbel Makhlouf

Andreas Puryadi, perwakilan keluarga pestawati, mengharapkan para suster tetap semangat dalam melayani, serta berpesan agar mereka pulang ke kampung halaman saat hati gundah untuk menguatkan panggilan.

Sementara itu, Sr. Maria Patricia, FCh menyampaikan terima kasih kepada keluarga dan berharap perayaan ini menjadi inspirasi bagi pertumbuhan panggilan. Beliau juga berpesan agar para Suster mengisi syukur dengan pertobatan sejati, kerendahan hati, dan menghargai setiap detik dalam hidup, menjadikan cincin sebagai lambang komitmen yang utuh dan penuh.

Pater Norbert Maria Schnell (Vikaris Jenderal Keuskupan Breda, Belanda, sekaligus Administrator Kongregasi Charitas Roosendaal) saat memberikan sambutan kepada para Suster F.Ch. (HIDUP/Daris)

Pastor Norbert Maria Schnell mengingat sejarah Kongregasi yang didirikan pada 1 Desember 1834. Ia menegaskan bahwa perayaan ini adalah kesaksian iman, harapan, dan kasih bagi Allah yang telah menganugerahkan rahmat kepada Kongregasi di Indonesia.

Andreas Daris Awalistyo (Palembang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles