HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus mengalami luka lebam di lengan kanan bagian bawah setelah jatuh di kediamannya di Wisma Santa Marta pada Kamis (16/1/2024) pagi waktu setempat.
Kantor Pers Takhta Suci menyampaikan berita tersebut melalui sebuah pernyataan yang dimuat pada laman Vatican News pada hari yang sama.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Universal tersebut tidak mengalami patah tulang. “Lengannya telah diistirahatkan sebagai langkah pencegahan,” demikian pernyataan Kantor Pers Takhta Suci.
Meski demikian, Paus Fransiskus tetap melakukan audiensi yang sudah dijadwalkan sebelumnya, termasuk sebuah pertemuan dengan Ketua Komite Ketahanan Pangan Dunia, Nosipho Nausca-Jean Jezile.
Menurut CNN, sejumlah gambar resmi memperlihatkan Paus Fransiskus yang tengah menggunakan kain penyangga ketika ia melakukan berbagai pertemuan tersebut.

“Antara Rabu dan Kamis kemarin Paus sempat jatuh di rumah kediamannya Wisma Santa Marta. Tangan kanan mengalami memar sehingga harus digendong menggunakan kain. Dijelaskan juga oleh Juru bicara Vatikan bahwa tangan beliau tidak patah. Hanya memar. Tetapi kesehatan beliau pada umumnya baik. Kemarin Kamis bekerja seperti biasa dan menerima banyak tamu untuk urusan kerja.” Demikian keterangan yang diterima Redaksi (Jumat, 17/1/2025, pukul 14.00) dari Pastor Markus Solo Kewuta, SVD yang saat ini bertugas di Vatikan.
“Kemarin Kamis, dalam keadaan tangan kanan disangah dengan kain putih, menerima para tamu, di antaranya petinggi Muslim Sufi Bekhtashi dari Albania, Edmond Brahimaj, alias “Baba Mondi“ dan delegasinya yang didampingi oleh staf Dikasterium untuk Dialog antar Umat Beragama. Bekhtashi adalah Muslim Shia berhaluan Sufi dari etnik Balkan yang sudah lama hadir di wilayah Balkan dan bersenyawa dengan budaya di sana. Mereka termasuk sangat toleran dan menjalankan hidup sehari-hari dalam suasana damai dan rukun dengan berbagai agama dan etnik lainnya. Dalam pertemuan itu, Paus menegaskan peran penting para pemimpin agama sebagai pemaju dialog dan kerjasama. Ketika para pemimpin agama saling mencari dan bertemu dalam suasana saling menghargai dan menghormati agar terbentuklah budaya silahturahmi, maka di sana kita sama-sama memiliki harapan akan masa deoan kita bersama yang lebih baik. Secara sengaja Sri Paus menyinggung tema harapan karena tahun Yubileum kali ini mengusung tema harapan sebagai terang yang membawa cahaya ke dalam kegelapan dunia saat ini oleh karena berbagai macam konflik, peperangan, krisis ekologi, peyakit, dan lain-lain. Di sana, peran umat dari berbagai agama untuk membawa cahaya ke dalam kegelapan dunia adalah sebuah imperatif,” Pastor Markus Solo menjelaskan.
Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, mengalami gangguan kesehatan sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan bukan kali pertama ia jatuh. Awal Desember lalu, dagunya mengalami luka lebam lebar setelah ia jatuh dan mengenai sisi tempat tidur pada suatu malam.
Sejak tahun 2022, Paus menggunakan kursi roda karena masalah mobilitas yang disebabkan oleh sakit di bagian lututnya.
Katharina Reny Lestari/FHS
Semoga Bapa Paus segera sembuh kembali