HIDUPKATOLIK.COM – Pekan III Paskah; Kis. 7:51-8:1a; Mzm. 31: 3cd-4, 6ab, 7b, 8a, 17, 21ab; Yoh. 6:30-35
ALLAH telah mengambil inisiatif mewahyukan diri-Nya melalui begitu banyak cara sampai akhirnya mengutus Yesus Sang Putera. Yesus ditolak bahkan oleh bangsa-Nya sendiri. Namun Allah tidak jera, kasih-Nya tidak dapat dibatalkan oleh apa pun. Juga saat umat yang dicintai-Nya bersungut-sungut dan membuat lembu emas sebagai tuhan baru, Allah tetap memelihara mereka dengan menurunkan manna. Allah juga mempersiapkan manna baru yang turun dari Surga.
Kehadiran Yesus sebagai tanda Allah yang aktif bertindak di tengah manusia, tak mampu dikenali oleh orang-orang Yahudi. Mereka menuntut tanda yang harus diperbuat Yesus agar dapat percaya. Hidup kekal yang dijanjikan bukan bersumber dari perbuatan ajaib yang memukau seperti penggandaan roti, pengusiran setan, penyembuhan dan sebagainya, melainkan dari pemberian diri Yesus sepenuhnya melalui hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Orang banyak salah memahami Yesus dengan meminta, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa” (6:34). Yesus menjelaskan tentang makanan sejati yang membuat mereka tidak lapar lagi. Manna di padang gurun sebagai makanan yang dapat hancur akan diganti dengan roti hidup yang tidak dapat hancur, yang bersumber dari Allah Bapa. Roti yang benar telah tampil di hadapan mereka. Tanggapan mereka memperlihatkan pentingnya beriman dan menanggalkan sikap keras kepala yang tak berguna.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta
