HIDUPKATOLIK.COM – 2Kor.11:1-11; Mzm.111:1,2,3-4,7-8; Mat.6:7-15
PAULUS sedang “patah hati” dengan umat Korintus. Ia kecewa, sebab umat Korintus tidak memiliki iman yang gigih ketika disusupi ajaran beberapa penginjil lain (kelompok kristen Yahudi asal Yerusalem) yang mengajarkan “injil yang berbeda” dari injil yang diwartakan Paulus. Ibaratnya, “anak” Paulus (umat Korintus didirikan Paulus) ternyata lebih taat kepada tetangga daripada Paulus sendiri. Status rasul Paulus pun diragukan mereka. Paulus menegur kecuekan dan kelemahan iman mereka. Paulus harus menguraikan ulang bagaimana jerih-payahnya waktu mewartakan Injil yang benar kepada mereka.
Kesalahpahaman, ketidakmengertian juga dialami para murid Yesus tentang doa. Karena itu, Yesus mengajari murid-murid-Nya inti doa yang benar, Doa Bapa Kami. Sebagaimana kasih berdimensi dua (kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama), demikianlah doa kristen berdimensi ganda: doa pujian dan kepasrahan kepada Allah dan doa untuk kesejahteraan hidup dalam kaitan dengan sesama manusia.
Terkadang kita keliru tentang doa dan hidup iman kita, terfokus hanya kepada keperluan diri, melalaikan pengakuan akan kebaikan Tuhan dan melupakan juga kepentingan sesama kita. Kehidupan iman orang kristen yang baik tidak pernah hanya terarah kepada kepentingan diri sendiri, tetapi mencakup pengakuan iman akan Allah Yang Maha Baik dan tertuju juga kepada keperluan sesama manusia.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial
Universitas Widya Dharma Pontianak
