HIDUPKATOLIK.COM – Pw. St. Aloisius Gonzaga. 2Kor.12:1-10;Mzm.34:8-9, 10-11, 12-13; Mat.6:24-34
KERAJAAN Allah bukanlah konsep abstrak untuk orang Yahudi, juga bukan soal makanan pesta maupun pakaian indah. Allah adalah Raja, semua manusia adalah rakyat-Nya. Allah diakui sebagai Maha Kuasa, Pemegang Otoritas Tertinggi untuk mengurus kesejahteraan semua rakyat-Nya. Umat percaya penuh dan tunduk kepada semua perintah-Nya, menjalankan semua aturan-Nya. Dialah Raja dengan ke-Bapa-an yang sempurna. Di bawah pimpinan-Nya tiada kecemasan, tiada kekurangan apa pun. Itulah yang harus dicari dan diusahakan oleh semua orang beriman.
Suasana Kerajaan Allah pernah dialami Paulus dalam penglihatan ilahi, keadaan yang tidak terlukiskan oleh kata-kata manusiawi, yang mengangkat hati dan budi manusia ke kondisi yang sempurna. Kondisi sempurna itu menyadarkan betapa manusia begitu lemah, Allah begitu agung. Dalam kelemahan manusia, Allah mampu berkarya dan menjadikannya penyalur berkat berlimpah. Maka, rahmat Allah cukup bagi Paulus, bagi manusia mana pun, asal mau berendah hati bekerja sama dengan-Nya.
Orang beriman yang sadar akan keagungan Allah dan kelemahan diri, seperti S. Aloisius Gonzaga, merupakan lahan subur untuk menghasilkan buah-buah kebaikan dan kasih berlimpah. Kerja nyata, walau menuntut kurban, akan menurunkan surga ke dunia, menghadirkan Kerajaan Allah, menyebarkan sukacita penuh optimisme, sebab lahir dari manusia beriman yang rendah hati.
“Kekristenan bukan sekadar agama dengan sederetan hukum perintah dan larangan.”
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial
Universitas Widya Dharma Pontianak
