HIDUPKATOLIK.COM – Paus Leo XIV memberi persetujuan kepada Dikasteri Penggelaran Orang Kudus unuk mempromulgasikan beberapa dekret setelah ia bertemu dengan prefek dikasteri, Kardinal Marcello Semeraro, pada Jumat, 20 Juni 2025.
Menurut Vatican News, salah satu dekret berisi pengakuan atas sebuah mukjizat melalui perantaraan seorang imam asal Spanyol dan kemartiran beberapa imam dan awam akibat kebencian terhadap iman mereka di Spanyol dan Prancis, termasuk seorang seminaris.
Pastor Salvador Valera Parra
Salah satu dekret mengakui sebuah mukjizat melalui perantaraan Hamba Allah yang Patut Dihormati, Salvador Valera Parra. Lahir di Huércal-Overa, Spanyol, pada 27 Februari 1816, ia adalah seorang imam diosesan, imam agung, dan kepala Paroki Huércal-Overa, tempat ia meninggal dunia pada 15 Maret 1889.
Pastor Parra berkarya sebagai seorang imam di kampung halamannya. Awalnya ia berkarya sebagai vikaris, kemudian sebagai kepala paroki. Pada tahun 1853, ia diangkat sebagai imam agung. Pada tahun 1859, ia mendapat keistimewaan atas karya dan keteladanan hidupnya sebagai seorang imam. Ketika terjadi epidemi kolera dan gempa bumi tahun 1863 yang mengakibatkan kematian dan kerusakan di mana-mana, ia bekerja tanpa kenal lelah.
Pastor Parra juga aktif membantu memadamkan kebakaran yang sering terjadi dan memimpin upaya penggalangan dana untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pada tahun 1885, bersama Santa Teresa Jornet, pendiri Little Sisters of the Abandoned Elderly, ia mendirikan sebuah wisma dan panti jompo.
Ia adalah orang yang memiliki iman yang sangat kuat akan Allah. Belum lagi kehidupan doanya yang begitu mendalam, khususnya devosi kepada Sakraman Mahakudus dan Bunda Maria. Ia mempromosikan kunjungan kepada Sakramen Mahakudus dan melestarikan devosi kepada Virgin of the Forsaken (Virgen de los Desamparados), yang dipuja di Huércal-Overa dan populer dengan sebutan Virgin of the River (Virgen del Río).
Pastor Manuel Izquierdo dan 58 Pendamping
Dekret tersebut juga mengakui kemartiran Hamba Allah, Manuel Izquierdo Izquierdo, yang adalah seorang imam diosesan, dan 58 pendamping dari Keuskupan Jaén, Spanyol. Mereka tewas antara tahun 1936 dan 1938 akibat kebencian terhadap iman mereka selama berlangsungnya Perang Saudara Spanyol.
Pastor Antonio Montañés dan 64 Pendamping
Dekret tersebut juga mengakui kemartiran Hamba Allah, Antonio Montañés Chiquero, yang adalah seorang imam diosesan, dan 64 pendamping dari Keuskupan Jaén, Spanyol, yang juga dibunuh antara tahun 1936 dan 1937 untuk alasan yang sama selama berlangsungnya Perang Saudara Spanyol.
Para Martir yang Tewas
Dekret tersebut juga mengakui kemartiran Hamba Allah, Raimond Cayré, seorang imam diosesan; Hamba Allah, Gerard Martin Cendrier, seorang imam dari Ordo Saudara-Saudara Dina; Hamba Allah, Roger Vallée, seorang seminaris; Hamba Allah, Jean Mestre, seorang umat awam; dan 46 pendamping. Mereka terbunuh antara tahun 1944 dan 1945 akibat kebencian terhadap iman mereka.
Pengakuan atas Kebajikan Heroik
Dekret tersebut juga mengakui kebajikan heroik para Hamba Allah berikut ini:
- Raffaele Mennella, seorang klerus dari Kongregasi Misionaris Hati Kudus yang lahir pada 22 Juni 1877 di Torre del Greco, Italia, dan meninggal dunia di sana pada 15 September 1898.
- João Luiz Pozzobon, seorang diakon permanen dan seorang ayah yang lahir pada 12 Desember 1904 di Distrik Cachoeira, Negara Bagian Rio Grande do Sul, Brazil, dan meninggal dunia di Santa Maria, Brazil, pada 27 Juni 1985.
- Teresa Tambelli (terlahir sebagai Maria Olga), seorang biarawati dari Kongregasi Puteri-Puteri Cinta Kasih dari Santo Vincentius de Paulo yang lahir pada 17 Januari 1884 di Revere, Italia, dan meninggal dunia pada 23 Februari 1964 di Cagliari, Italia.
- Anna Fulgida Bartolacelli, seorang wanita awam dari Association of the Silent Workers of the Cross yang lahir pada 24 Februari 1928, di Rocca Santa Maria, Italia, dan meninggal dunia pada 27 Juli 1993 di Formigine, Italia.
Katharina Reny Lestari