web page hit counter
Minggu, 7 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bagaimana Menemukan Kembali Cinta Keluarga Katolik di Tengah Tantangan dan Godaan Zaman

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Puluhan pasutri yang berusia perkawinan 0 – 15 tahun atau lebih mengikuti Seminar Keluarga di di Aula Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan, Medan, Minggu, 10/8/2025. Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Agung Medan, Pastor Gindo Gervatius Saragih, OFMConv menjadi narasumber.

Seminar berbicara mengenai komunikasi yang baik dalam keluarga menjadikan tugas tridarma orang tua semakin terealisasi untuk mendukung terwujudnya keluarga yang bermisi.

Menurut Pastor Gindo, ada 10 kata yang memang tidak mudah menemukan kembali cinta keluarga di tengah tantangan dan godaan zaman. Karena belum menemukan adanya rujukan yang tepat sebagai model kehidupan keluarga yang ideal.

Tema ini, kata Pastor Gindo belum menampakkan adanya progres, atau kondisi ideal, yang dirindukan untuk diwujudkan setelah usaha menemukan cinta  berhasil dilakukan para peserta. “Jadi, terminal kita adalah keluarga Katolik yang ideal ibarat Rajawali yang terbang tinggi,” katanya.

Dikatakannya, menemukan kembali berarti sesuatu itu pernah ada dan dimiliki, di mana cinta yang pernah ada dan menjadi milik itu telah hilang

Baca Juga:  Pertemuan Katolischer Akademischer Ausländer-Dienst (KAAD): Jembatan Ilmu, Iman, dan Solidaritas Pangan
Foto bersama pembicara dan peserta

Sebagai orang beriman dalam konteks kehidupan keluarga Katolik, kata Pastor Gindo, tentu saja selalu merujuk pada kehidupan Keluarga Kudus sebagai rujukan atau keluarga panutan. “Kita berjuang mencari cinta yang menjadi milik keluarga kita dengan melihat model kehidupan Keluarga Nasaret.”

Gereja, lanjut Pastor Gindo, sungguh menyadari bahwa keluarga adalah basis gereja sebagai ecclesia domestica (gereja rumah tangga), “Saya berkeyakinan bahwa semua peserta adalah praktisi dalam kehidupan keluarga. Peserta sekalian adalah arsitek kehidupan keluarga. Saya hanyalah orang luar yang mencoba melihat dan menempatkan keluarga itu dalam perspektif rohani,” ucapnya.

Keluarga Katolik model apa dan macam mana yang harus kita bangun? Tanya Pastor Gindo. Jawaban terhadap pertanyaan ini, sambung Pastor Gindo, harus dan wajib merujuk pada spirit, semangat, mentalitas yang mendasari dan mencitrakan kehidupan keluarga kita yang beridentitas Katolik itu.

Menurut Pastor Gindo, menjadi keluarga Katolik ini susah di mana perjuangan itu berat. Dalam gereja Katolik, tidak ada istilah bercerai. Perkawinan Katolik ada identitasnya, di mana perkawinan itu sebuah perjanjian atau kesepakatan.

Baca Juga:  Paus Leo tentang AI: Generasi Baru Harus Dibantu, Bukan Dihalangi

Bagaimana keluarga Katolik menunjukkan identitasnya dalam sejarah Gereja perdana bermula dari sebuah perkumpulan rumah tangga. Jadi, Gereja Katolik ada dari sebuah keluarga. Orang berkumpul di rumah-rumah, maka disebut pula jemaat rumah.

Jadi, dalam sejarah Gereja, keluarga itulah jemaat perdana. Kemudian, rumah bukan hanya tempat untuk berkumpul tetapi membentuk persekutuan berdoa dan belajar. Selain tuan rumah, hadir pula orang-orang yang bekerja di rumah itu, para tetangga dan sanak keluarga lainnya.

Jadi, di masa Gereja Perdana itu keluargalah yang menjadi komisi kateketik yang melakukan katekese berkaitan dengan iman. Anak-anak belajar tentang segala hal berkaitan dengan iman di rumah mereka.

Menurut Pastor Gindo, kehidupan keluarga sehari-hari dijadikan ruangan belajar. Keluarga menjadi wadah utama pendidikan agama. Persekutuan keluarga masa itu juga menjadi wadah bagi orang-orang yang belum Kristen untuk mengenal pokok-pokok dasar ajaran Kristen.

Baca Juga:  Pesan Paus Leo kepada Para Seniman: ‘Dalam diri orang miskin, Tuhan Terus Berbicara kepada Kita’

Komunikasi yang Baik

Semina dibuka oleh Dewan Pastoral Paroki (DPP) Paroki Padang Bulan Medan, Gunana Barus.  Menurut Gunana Barus, komunikasi dalam keluarga itu penting. Keluarga yang harmonis pasti memiliki komunikasi yang baik diantara anggota keluarga. Keluarga yang harmonis tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga yang komunikasinya baik akan terbawa keluar. Kalau keluarga-keluarga Katolik hidupnya harmonis, maka Gereja semakin berkembangan dan bertumbuh.

Sebelum seminar ditutup,Pastor Paroki Padang Bulan Medan, Pastor Lucio Adrianus Engkar, OFMConv berharap penuh kepada peserta menjadi garda terdepan di paroki untuk menjadi keluarga yang patut dicontoh.

“Mari terus menjadi seorang suami – isteri dan orang tua yang baik bagi anak-anak. Apapun yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga, kita ini belumlah sempurna. Tetapi, ketidaksempurnaan itu kalau kita beriman dengan baik akan disempurnakan oleh Allah sendiri,” katanya.

Laporan: Parulian Tinambunan (Medan)

Para pasutri mengikuti Seminar Keluarga di Aula Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan, Medan, Minggu, 10/8/2025.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles