web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Membumikan Harapan Fransiskus

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – PAUS Fransiskus telah meninggalkan kita menuju keabadian surgawi pada tangal 21 April 2025 . (Tanggal 3-6/9/2024 berkunjung ke Jakarta). Dari sekian warisan yang ia tinggalkan, Ensiklik Laudato Si’ adalah salah satu karya monumentalnya untuk kebaikan bumi yang kian tergerus oleh perubahan iklim ini.

Naskah resmi Ensiklik diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Pastor Prof. Marthin Harun, OFM, seorang ahli Kitab Suci, pengajar emeritus di STF Driyarkara Jakarta. Naskah inilah yang menjadi pegangan untuk Gereja Katolik di Indonesia dan diterbitkan secara resmi oleh KWI.

Inspirasi Ensiklik ini diperoleh Paus dari Santo Fransiskus Assisi, pendiri Ordo Fratrum Minorum (OFM) pada abad ke-12. Kita tahu,  Paus asal Argentina ini pun menjadikan nama kepausannya Fransiskus Assisi. Santo ini dikenal sebagai pribadi yang begitu menyatu dengan lingkungan dalam arti yang sangat luas. Konon, ia dikisahkan sebagai orang mampu berbicara dengan segala makhluk ciptaan. Baginya, semuanya adalah saudara dan saudari. Maut/kematian pun disebutnya saudari.

“Ludato Si’, mi’ Signore”, – “Terpujilah Engkau, Tuhanku”. Dalam madah yang indah ini, Santo Fransiskus mengingatkan kita bahwa rumah kita bersama adalah seperti seorang saudari yang berbagi hidup dengan kita, dan seperti seorang ibu rupawan yang menyambut kita dengan tangan terbuka. Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari kami, Ibu Pertiwi, yang memelihara dan mengasuh kami, dan menumbuhkan aneka ragam buah-buahan, beserta bunga warna-warni dan rumput-rumputan”.

Baca Juga:  Kongregasi FCh Rayakan 34 Tahun Kemandirian dan Hidup Membiara di Palembang

Alinea di atas adalah alinea pertama pada pengantar Ensiklik. Memperlihatkan betapa dalamnya kecintaan Santo Fransiskus pada bumi, yang oleh Paus Fransiskus disebutnya sebagai rumah bersama.

Kita bersyukur bahwa Paus Leo XIV mengobarkan terus keprihatinan dan harapan yang dituangkan Paus Fransiskus. Kendati kita masih menunggu ensiklik pertama yang akan dikeluarkan Leo XIV, dari beberapa bulan menduduki Takhta Santo Petrus di Vatikan, Paus kelahiran Amerika Serikat ini akan tampaknya akan sebelas-duabelas dengan pendahulunya itu.

Pertanyaannya, bagaimana implementasi Laudato Si’ di Indonesia? Kita harus akui bahwa penerapannya masih jauh dari harapan walau percikan-percikan gerakan makin tampak di pelbagai keuskupan. Salah satunya, dalam waktu dekat, akan ada acara yang agak besar merayakan sepuluh tahun Laudato Si di Keuskupan Bogor tanggal 5-7 September. Panitia mengemas pelbagai kegiatan. Salah satunya, peluncuran modul pendidikan Laudato Si’ Indonesia (LSI). Acara ini akan dihadiri Sekretaris Jenderal KWI/Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Modul ini akan menjadi panduan yang diharapkan efektif untuk membumikan Laudato Si’ di bumi Indonesia ke depan. Selain di Bogor, pekan lalu, sekelompok umat dari Paroki Rawamangun, Keuskupan Agung Jakarta dan Yayasan Tarakanita Jakarta menggelar sebuah kegiatan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, berupa, antara lain penanaman pohon mangrove dan pelatihan pengolahan sampah bersama orang muda. Harapannya, langkah-langkah “kecil” nyata seperti ini akan menjadi inspirasi bagi yang lain.

Baca Juga:  Bekas Mobil Paus Fransiskus Jadi Klinik Kesehatan Keliling di Gaza

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 36, Tahun Ke-79, Minggu, 7 September 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles