HIDUPKATOLIK.COM – “DENGAN semangat kegembiraaan, kesederhanaan, dan cinta kasih terwujud pelayanan Koperasi Bina Danarta yang profesional, komunikatif, dan loyal sehingga anggota mandiri.” Sebuah visi yang senantiasa menjadi mercusuar yang memberi cahaya terang kepada Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) untuk salah satu karya sosial mereka, yakni Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Koperasi Kredit (Kopdit) Bina Danarta.
Visi ini tak lepas dari karisma pendiri kongregasi yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, tersebut. Karisma yang diwariskan oleh Muder Theresia Saelmaekers adalah “dalam kegembiraan, kesederhanaan, dan terutama dalam cinta kasih membantu sesama manusia sambil berdoa serta berkurban, menampakkan sukacita hidupmu sendiri di tengah orang sakit dan orang miskin.”
Terbukti, sejak berdiri 13 tahun lalu, tepatnya pada 2012, KSP Kopdit Bina Danarta kini memiliki lebih dari 1.000 anggota. Sekitar 800 orang di antaranya adalah anggota aktif. Perkembangan terjadi mulai dari menabung dengan sistem “perangko” yang menggunakan nominal tertentu hingga sistem tabungan terprogram yang menggunakan buku tabungan yang dapat dicetak setiap saat.
Tentu tak mudah mencapai angka tersebut. Tantangan sesekali datang menghampiri. Salah satunya, persaingan ketat dengan seabrek koperasi kredit lainnya. Meski demikian, penambahan jumlah anggota terus terjadi. Hal ini berkat kegigihan empat suster FCh dan 13 karyawan. “Awalnya semua suster FCh menjadi anggota. Lalu secara bertahap kami menjemput bola. Kami mendatangi pasar-pasar. Kami merangkul orang-orang di sana supaya perekonomian mereka menjadi lebih baik. Mereka bisa menabung dan punya modal,” ujar Manajer KSP Kopdit Bina Danarta, Suster Hilaria, FCh.
Membangun Kepercayaan
Tak sekadar menjemput bola, yang membedakan KSP Kopdit Bina Danarta dengan koperasi kredit lainnya, para suster FCh juga senantiasa berusaha membangun kepercayaan dalam menjalankan karya sosial mereka yang berlandaskan pada keutamaan dan nilai-nilai hidup Muder Theresia Saelmaekers. Semua ini tertuang dalam misi KSP Kopdit Bina Danarta yang berisi tujuh poin.
Pertama, menumbuhkembangkan semangat kegembiraan dalam pelayanan dengan sikap sukacita, tulus, keramahtamahan, dan berjiwa besar. Kedua, mewujudkan semangat kesederhanaan dalam pelayanan dengan sikap rendah hati, jujur, dan kedinaan. Ketiga, mewujudkan semangat cinta kasih dalam pelayanan dengan sikap kebenaran, rela berkurban, berdamai, dan persaudaraan. Keempat, meningkatkan profesionalitas pelayanan yang kreatif, kompeten, memiliki idealisme, dan terbuka terhadap pembaruan. Kelima, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam pelayanan dengan menjalin kerja sama yang luas dalam mencapai tujuan terbuka dan inklusif. Keenam, menumbuhkembangkan loyalitas dalam pelayanan dalam sikap setia kepada spiritualitas pendiri, tanggung jawab, konsisten, dan proaktif. Ketujuh, membina anggota yang mandiri dengan usaha pemberdayaan, mengembangkan sikap tangguh, penuh inisiatif, dan optimis.
Salah satu cara adalah setiap hari, pagi dan sore, para Pembina Purna Waktu (PPW) mendatangi anggota dan calon anggota di pasar. Mereka menyampaikan edukasi kepada mereka. Pendekatan yang dipilih adalah memberi inspirasi. Misalnya, soal pinjaman. Jika mereka tidak menjadi anggota, mereka tidak bisa mengajukan pinjaman. Mereka juga mengarahkan anggota untuk menabung setiap hari, berapa pun nominalnya. “Mereka kami sapa. Ini bentuk cinta kasih kami. Kami menawarkan persaudaraan. Kami datang ke pasar dengan membawa cinta Kristus. Mereka merasakannnya meski beda agama. Mereka tahu kami baik,” imbuh Suster Hilaria.
Seorang PPW, Brigita Sayekti, mengaku tak butuh waktu lama untuk menyampaikan edukasi. Hal terpenting baginya adalah membuat anggota dan calon anggota menyadari akan pentingnya menabung demi masa depan yang lebih baik. “Saya selalu sampaikan kepada mereka bahwa menabung itu sangat penting. Bukan soal jumlah tapi manfaatnya, terutama sesuatu yang sudah terencana. Kebanyakan anggota masih mengontrak rumah. Mau tidak mau mereka harus membayar uang sewa dalam kurun waktu tertentu. Dengan menabung setiap hari setidaknya uang bisa terkumpul,” ujarnya.
Hal tersebut dilakukan karena sebagian besar anggota dan calon anggota memiliki pola pikir yang masih sederhana. Menabung tanpa memikirkan kebutuhan di masa yang akan datang. Memang tak ada aturan terkait jangka waktu pencairan tabungan. “Namun saya menyampaikan edukasi soal ini supaya mereka tidak menabung hari ini dan mencairkan tabungan keesokan harinya. Jika demikian tidak ada manfaatnya. Tabungan harus berjangka supaya ada manfaatnya,” imbuhnya.
Penghargaan
Meski masih berumur belasan tahun, KSP Kopdit Bina Danarta telah mengantongi sejumlah penghargaan. Setiap tahun ada dua kategori penghargaan yang diterima, yakni penambahan jumlah anggota dan penambahan jumlah aset. “Syukur kepada Tuhan kami boleh mengalami perkembangan. Memang kami butuh orang-orang yang jujur. Lalu bagaimana kami mengelola uang yang ada supaya tetap berjalan dan menghasilkan juga penting. Prinsip saya, pelayanan kami tidak main-main,” ungkap Suster Hilaria.
Dengan jumlah anggota yang ada saat ini, aset KSP Kopdit Bina Danarta mencapai sekitar dua miliar rupiah. Para suster FCh pun tak pernah lelah untuk terus berjuang mengembangkan karya sosial mereka untuk kelompok Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel (KLMTD). “Tetap yang menguatkan kami adalah rasa cinta kami kepada kongregasi dan pelayanan serta cinta kasih kami kepada orang-orang yang kami layani. Inilah yang membuat spirit selalu membara,” ujarnya.
Katharina Reny Lestari dari Palembang, Sumatera Selatan
Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No 37, Tahun Ke-79, Minggu, 14 September 2025






