HIDUPKATOLIK.COM – Renungan Minggu, 24 Agustus 2025 Hari Minggu Biasa XXI. Yes.66:18-21; Mzm.117:1-2; Ibr.12: 5,7, 11-13; Luk.13:22-30
KITA mulai dari ranah pendidikan insani. Hingga hari ini masih dapat kita lihat baik secara langsung maupun lewat ponsel kita bahwa ada banyak masalah pelik yang melilit kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu masalah pelik dan rumit itu terjadi di dunia pendidikan. Dimulai dari kekurangan biaya pendidikan, sarana-prasarana serba minim, input pendidikan yang tidak handal, proses pembelajaran yang jauh dari kualitas, masalah kesenjangan antarwilayah dan pemerataan urusan pendidikan yang tidak adil, masalah pelik hubungan pendidik dan peserta didik. Untuk itu, keluarlah output dan outcome pendidikan yang tidak handal padahal kelak ini menjadi modal kehidupan dan pembangunan bangsa.
Singkatnya, pendidikan manusiawi masih memiliki banyak kekurangan, kelemahan, dilema. Tak diikuti, dicap ketinggalan zaman. Diikuti pun, tidak menjaminkan kesejahteraan hidup yang lebih baik dan meyakinkan. Kini mari kita masuk ke dalam ranah pendidikan Ilahi. Tuhan, sang pendidik kita, sungguh Mahatahu. Kurikulum-Nya Mahasempurna. Tuhan mengenal segala sesuatu. Dia mengetahui segala perbuatan dan rancangan manusia: yang baik dan jahat ada dalam jangkauan pengetahuan-Nya. Dia mengenal segalanya tanpa cacat-cela, kekurangan, kegelapan. Cahaya pengetahuan-Nya mencerahi segala sesuatu secara terang-benderang, tanpa noda, dan kecemaran.
Cahaya kekudusan Allah sungguh menerangi segalanya, sehingga tidak ada potensi kesalahan, kepalsuan, keculasan, kebobrokan, kekeliruan, tipu daya. Allah sungguh Mahatahu, Mahabenar, Mahaadil. Karya tangan-Nya sungguh sempurna. Rancangan Hati dan karya tangan-Nya sungguh Mahasempurna, tidak mengandung potensi kesalahan, kekeliruan, kepalsuan, kekurangan.
Dengan kuasa pengetahuan-Nya yang Mahasempurna itu, Allah menghimpunkan segala suku bangsa dari segala kawasan dan zaman dalam kuasa kebenaran, kearifan, keadilan. Semuanya berkumpul di hadapan Allah untuk dicerahi cahaya kemuliaan dan pancaran kebenaran Allah.
Dalam kearifan-Nya Allah menandai orang-orang pilihan-Nya dengan tanda kemenangan dan keselamatan. Dalam cahaya kearifan-Nya yang Mahasempurna, Ia menentukan bangsa-bangsa masuk dalam tatanan suci keselamatan, dalam barisan para bangsa pembawa kurban persembahan di atas kereta dan usungan, di atas bagal dan unta betina ke atas gunung suci Tuhan, kota Yerusalem, sama seperti orang-orang Israel membawa kurban dalam wadah yang tahir ke dalam Rumah Tuhan. Tuhan mengangkat Imam-imam dari orang-orang Lewi untuk menjaga tatanan suci bagi keselamatan.
Dalam kuasa kearifan-Nya, Tuhan mengajar orang-orang yang dikasihi-Nya dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Ajaran Tuhan sungguh lurus dan bijak, pantang diremehkan. Setiap pengajaran dan didikan Tuhan memang menyakitkan, terasa pahit bagaikan air tuba, tetapi hasilnya manis bagaikan madu murni.
Didikan Tuhan sungguh selektif dan menentukan. Allah tidak membutuhkan lip service, janji manis, dan mental gampangan. Didikan Allah membutuhkan kesungguhan. Orang beriman harus berjuang melewati pintu yang sempit. Didikan Tuhan sungguh terjadwal dalam rancangan keselamatan Mahasempurna. Didikan Tuhan punya batas di atas panggung perjuangan keselamatan, tetapi tertuju secara pasti ke horizon keabadian.
Didikan Allah sungguh terarah kepada keselamatan di surga abadi. Kita perlu belajar berubah, mengalami pembaharuan dan pertobatan di sekolah Tuhan, yakni sekolah kehidupan yang mengundang kita memasuki ranah kehidupan yang sempurna di sekolah kebenaran, perubahan dan tobat sejati. Didikan Allah sesungguhnya didikan keselamatan.
“Dalam kuasa kearifan-Nya Tuhan mengajar orang-orang yang dikasihi-Nya dan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”






