Pesan Tahun Ayam Api

449
Umat memberi ucapan kepada para imam usai Misa Imlek di Gereja St Maria de Fatima Toasebio, Jakarta Barat.
[HIDUP/Antonius E. Sugiyanto]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com - Pada Tahun Ayam Api, umat diharapkan rajin bekerja, melayani, dan melindungi.

JERUK dalam bahasa Mandarin “chi zhe”, kata ini terdiri dari dua suku kata. “Chi” artinya rezeki dan “zhe” berarti buah. Jadi jeruk merupakan buah pembawa rezeki. Jeruk juga dianggap sebagai simbol kemakmuran. Makan Jeruk Mandarin (Citrus Reticulata) saat Imlek adalah harapan mendapat kemakmuran jasmani dan rohani. Karena itu, panitia perayaan Imlek di sejumlah paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) membagikan jeruk usai Misa, Sabtu, 28/1.

Hari itu mendung, gerimis, dan hujan lebat merata di wilayah KAJ. Hal ini tak mengendorkan semangat umat, terutama etnis Tionghoa untuk mensyukuri dan merayakan Tahun Baru Ayam Api dengan Misa. Imlek, kata Romo Thomas Hidya Tjaya SJ, menjadi kesempatan memohon kepada Allah agar menganugerahkan kasih sayang-Nya kepada manusia.

Dalam khotbahnya di hadapan umat Paroki St Maria de Fatima Toasebio, Jakarta Barat, Romo Thomas mengingatkan, sebelum menerima segala sesuatu dari Allah, hati manusia harus terbuka lebih dulu. “Menerima segala sesuatu pertama-tama dengan hati; jangan tangan duluan.”

Misa di kawasan perniagaan Glodok itu dilakukan secara konselebrasi. Romo Thomas didampingi Kepala Paroki Toasebio Romo Fernando Abis SX dan sejumlah imam lain.

Sementara di Kapel St Yoseph Dwiwarna, Mangga Besar, Jakarta Barat, Misa dipimpin Vikjen KAJ Romo Samuel Pangestu. Ia didampingi Romo Hilarius Sutiono CDD dan Romo Laurentius Fol Piluit CDD. Selama perayaan itu, selain khotbah, bahasa yang dipakai adalah Mandarin. Mayoritas umat di sana lebih fasih berbahasa Mandarin sehingga Misa tiap pekan juga menggunakan bahasa Mandarin, baik doa-doa maupun lagu.

Terkait pastoral khusus berbahasa Mandarin, KAJ mempercayakan karya pelayanan itu kepada para imam dari Kongregasi Murid-murid Tuhan (Congregatio Discipulorum Domini/ CDD). Soal kekhasan itu, Romo Samuel minta kepada umat agar tradisi ini terus diwariskan kepada generasi muda. “Ajari orang-orang muda untuk belajar bahasa Mandarin.” Pada penghujung perayaan, Romo Sutiono berharap agar pada Tahun Ayam Api ini, Tuhan melindungi seluruh umat-Nya, layaknya induk ayam yang selalu menjaga anak-anaknya.

Kepala Paroki St Bartolomeus Taman Galaxi, Bekasi Romo Thomas Bani SVD juga merefleksikan perayaan Tahun Ayam Api ini dalam Misa Imlek. Sama seperti ayam yang rajin mencari makanan, umat juga diharapkan tekun mencari rezeki dan juga melayani sesama.

Imlek, kata Pastor Rekan Paroki Taman Galaxi, Paulus Ranto Lumban Tobing SVD, bisa menjadi momen berbagi kasih dan iman. Saat Imlek, umat berkesempatan mengunjungi keluarga, mempererat tali silaturahmi agar tak putus, bersyukur atas semua yang telah mereka lalui, dan saling menguatkan pada tahun baru ini.

Selain Toasebio, Dwiwarna, dan Taman Galaxi, Misa Imlek juga diadakan di sejumlah paroki, antara lain St Helena Curug, St Maria Imakulata Kalideres, St Yakobus Kelapa Gading, dan St Arnoldus Janssen Bekasi.

Antonius E. Sugiyanto/ Karina Chrisyantia/Yanuari Marwanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here