Lambang Uskup Mgr Rubiyatmoko, Mengenang Tanah Kelahiran

533
Lambang Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com - GUNUNG Merapi rasa-rasanya menjadi gunung paling terkenal di Indonesia selama beberapa tahun belakangan. Meski belakangan gunung ini terkenal karena seringnya “berulah” namun bagi Mgr Robertus Rubiyatmoko Gunung Merapi selalu mengenangkan akan pemandangan indah yang terlihat dari kampung halamanya, Sleman.

Di sanalah Mgr Rubi dilahirkan, di sebuah desa dengan hamparan sawah nan hijau. Kesan ini yang melatarnya memilih gambar gunung menjadi salah satu bagian dalam lambang Uskup yang dipilihnya.

Di atas gunung itu terdapat bintang bersudut enam berwarna kuning keemasan melambangkan Allah, pencipta alam semesta. Sebelah kanan gunung itu terdapat sebuah neraca berwarna kuning keemasan dengan latar belakang merah, adalah lambang untuk profesi hukum, yang merupakan bidang keahlian Bapa Uskup Agung.

Anak Domba Paskah berwarna putih terdapat di bagian bawah perisai. Dengan latar belakang warna kuning keemasan Anak Domba ini berdiri menghadap ke kiri dengan kepala menoleh ke kanan. Pada bagian kepala Anak Domba Paskah ini terdapat lingkaran kemuliaan berwarna putih dengan salib merah di tengahnya.

Sang Anak Domba mengapit dengan kaki kanan depannya sebuah tiang bendera berujung salib dengan bendera Salib Santo Georgius. Selain itu ada warna merah di atas kain warna putih.

Anak Domba Paskah ini adalah melambangkan Kristus yang telah mengalahkan maut dan bangkit dengan jaya. Anak Domba yang kudus ini juga perlambang iman, ketidakberdosaan, keberanian, kelembutan, kemurnian, dan semangat yang teguh.

Ketiga lambang ini dirangkai dalam sebuah perisai. Di atas perisai ini ditempatkan galero atau topi khas klerus berwarna hijau. Terdapat sepuluh jumbai pada masing-masing sisinya.

Salib pancang dengan dua palang mendatar berwarna kuning keemasan diletakkan di bagian tengah belakang perisai. Salib ini merupakan penanda bahwa sang empunya adalah seorang uskup agung.

Sebuah kutipan berbunyi “Quaerere et Salvum Facere”, Mencari dan Menyelamatkan (Luk 19:10) diletakkan di bagian bawah perisai. Kutipan ini menjadi semacam semangat yang mengiringi babak baru peziarahan umat KAS.

Antonius E. Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here