AYD-DID Purwokerto: “Life Begins When You Exit the Comfort Zone”

101
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Delegasi Asian Youth Day (AYD) asal Jepang dan Thailand bersama Orang Muda Katolik Keuskupan Purwokerto mengikuti Misa Pembukaan Day in the Diocese (DID). Perayaan Ekaristi dirayakan secara konselebrasi di Gereja Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Minggu sore, 30/7. Mereka berbaur bersama umat yang jumlahnya sekitar 1.500 orang.

Administrator Keuskupan Purwokerto Romo Tarcisius Puryatno bertindak sebagai Selebran Utama. Sementara itu, beberapa imam lain menjadi konselebran mendampingi orang nomor satu di Keuskupan Purwokerto itu, seperti Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Romo Bonivasius Abbas, Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Purwokerto, Romo Frans Kristiadi, dan sejumlah imam lainnya.

Di beberapa bagian Misa, Romo Puryatno menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Selebihnya, ia lebih banyak berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Misa ini juga ditandai dengan pemukulan gong sebagai simbol pembukaan secara resmi program DID di Keuskupan Purwokerto sebagai rangkaian perhelatan akbar AYD ke-7. Pemukulan gong oleh Romo Puryatno itu disaksikan dan didampingi oleh Romo Frans Kristiadi.

Romo Kristiadi pun mendapat kesempatan untuk menyampaikan sambutan Pembukaan DID Keuskupan Purwokerto persis sebelum berkat penutup dan perutusan. Ia berusaha memberikan motivasi dan dukungan kepada para peserta AYD yang akan terjun langsung ke dalam dinamika hidup umat Purwokerto melalui live in. Selain itu, program DID ini juga akan mengajak para peserta AYD dari mancanegara untuk mengenal, berbaur, dan mengalami kebersamaan dengan anak-anak bisu-tuli di SLB Tuna Rungu Dena Upakara di Wonosobo, para santri di Pondok Pesantren An Najah Baturraden, serta para penghayat kepercayaan dari Paguyuban Cahya Buana di sekitar Bukit Srandil, Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.

“Life begins when you exit the comfort zone. Hidup dimulai ketika kita keluar dari zona nyaman kita,” tandas Romo Kristiadi. Melalui pengalaman keluar dari zona nyaman tersebut, para peserta AYD diharapkan akan mendapatkan aneka pengalaman yang baru.

“Tuhan yang kita cintai bukanlah Tuhan yang suka dengan kenyamanan. Tuhan mengajak kita keluar dari kenyamaman kita, memakai sepatu dan berjalan di jalan-jalan yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan,” jelas Romo Kristiadi.

Setelah Ekaristi berakhir, para peserta AYD dari Jepang dan Thailand diperkenalkan dengan teman dan keluarga yang akan menerima mereka untuk tinggal selama mengikuti program DID di Keuskupan Purwokerto. Pada umumnya, keluarga yang dipilih akan menerima satu Orang Muda Katolik (OMK) asal Purwokerto dan satu OMK asal Jepang atau Thailand.

R.B.E. Agung Nugroho

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here