Membekali Keutamaan Remaja Berprestasi

605
Kebersamaan: Anak-anak menikmati sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
[NN/Dok.Asrama Stella Divina]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Penghuni asrama ini adalah anak-anak berprestasi dari tujuh keuskupan. Mereka dibimbing menjadi pribadi yang mandiri, matang, serta beriman teguh.

Suatu sore, seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi ternama di Yogyakarta, bernama Ana, menemui Ketua Yayasan Seraphine Bakti Utama Sr Elisabeth ADM. Yayasan Seraphine Bakti Utama adalah lembaga yang menaungi Asrama Putri Stella Divina yang berlokasi di Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Kepada Sr Elisabeth ia mengisahkan pengalaman barunya di kampus.

Menurut Ana, di tempat belajarnya yang baru, banyak mahasiswa yang menyontek. Situasi ini meresahkan batinnya, karena sikap ini tak sesuai dengan pendidikan yang pernah ia terima selama tinggal di Asrama Stella Divina. “Saya tidak akan ikut-ikutan. Di asrama saya diajar untuk jujur dan percaya diri,” ujarnya.

Kejujuran memang salah satu nilai yang ditanamkan di asrama ini. Menurut Sr Elisabeth, asrama ini dibangun untuk menanggapi keprihatinan akan persoalan kemasyarakatan. Kaum muda, demikian Sr Elisabeth, harus siap menghadapinya.

Bintang Ilahi
Sejak awal, pembangunan Asrama Putri Stella Divina dirancang dengan matang oleh para suster Kongregasi Amalkasih Darah Mulia (ADM). Mereka bertekad mendirikan asrama yang dapat membimbing anak-anak menjadi pribadi yang tidak hanya unggul dalam bidang intelektual, tetapi juga matang dalam iman, dan peduli terhadap sesama. Tekad itu lalu mereka tuangkan dalam semboyan “Clear, Clever and Care”. Untuk mewujudkan, Provinsial ADM waktu, Sr Anita Nudu ADM, berpesan agar spiritualitas ADM dapat diwariskan dalam kehidupan asrama.

Pada 2010 Stella Divina mulai menerima sembilan orang penghuni pertama. Menurut kisah ibu asrama, Sr Evarista ADM, mereka menempati empat unit ruang kelas SMA Pius Bhakti Utama yang tidak terpakai. Dua ruang dipakai untuk kamar tidur, satu ruang untuk belajar dan makan. Untuk memulai aktivitas pagi hari, anak-anak asrama biasa diajak olahraga. Selanjutnya, mengikuti misa harian yang dipersembahkan oleh paroki St Yohanes Rasul Kutoarjo, Keuskupan Purwokerto. Usai misa, mereka berangkat ke sekolah ke SMA Pius Bhakti Utama.

Saat ini, asrama dihuni oleh 32 anak. Mereka berasal dari tujuh keuskupan di Indonesia. Sebagian besar penghuni adalah “kiriman” dari pastor paroki yang memiliki relasi dengan kongregasi ADM. Kebanyakan yang diterima, merupakan siswa berprestasi. Untuk dapat masuk ke asrama ini harus lulus kriteria, salah satunya nilai rata-rata raport minimal delapan. Lulusan 2013, Veronika Rosa Silalahi, tercatat meraih nilai tertinggi untuk Jurusan Bahasa, se- Jawa Tengah, dengan nilai rata-rata 9,38.

Tentang kriteria “berprestasi” itu, Sr Elisabeth menjelaskan, “Langkah ini kita ambil, karena kami ingin Stella Divina dapat menghasilkan pribadi berkualitas dan dapat menjadi bintang ilahi yang mampu memancarkan terang bagi sesama.”

Di asrama, pendamping serius membimbing para remaja penghuni asrama untuk belajar teratur. Mereka juga membiasakan diri melakukan hal-hal sederhana, seperti menyapu, mencuci, dan menyeterika. “Ternyata tak mudah mengajarkan hal-hal seperti itu. Ada yang tidak biasa,” tutur Sr Evarista.

Untuk meningkatkan mutu hidup rohani, setiap malam sebelum tidur, mereka diminta menulis refleksi pengalaman harian. Di akhir bulan, refleksi dikumpulkan dan dikoreksi Sr Evarista. Mereka juga diberi bimbingan rekoleksi yang diadakan setiap dua bulan sekali. Sedangkan untuk memupuk keterlibatan di Gereja, mereka dilibatkan dalam kegiatan kor, misdinar, lektris dan pendampingan anak-anak Sekolah Minggu.

Berbagai kegiatan ini tentu membutuhkan biaya. Untuk memenuhi, orangtua siswa dilibatkan menanggung biaya kegiatan dan kebutuhan hidup sehari-hari sesuai kemampuan.

Menurut Sr Evarista, dalam tiga bulan pertama, anak-anak biasanya sulit beradaptasi di asrama. Seorang anak asal Sumba, Nusa Tenggara Timur, Rosvi mengungkapkan bahwa seminggu pertama di asrama ia sering menangis. Ia sedih karena hanya dia sendiri yang berasal dari Sumba, sementara teman-temannya berasal dari Jawa yang memiliki kebiasaan berbeda. Tapi dalam dua bulan, akhirnya ia dapat menyesuaikan diri. “Kakak-kakak kelas banyak membantu saya,” ujar gadis yang sudah mahir menulis dalam aksara Jawa ini.

Sementara Putri yang berasal dari Wonogiri tidak banyak mengalami kesulitan untuk penyesuaian diri. Ia malah menikmati kehidupan di asrama. Menurutnya, di tempat ini ia dapat meningkatkan potensinya, baik sisi akademik, karakter maupun soal iman.

Selalu Optimis
Setelah hampir tiga tahun menempati bekas ruang kelas, pada 20 Mei 2013 gedung asrama baru yang terletak satu kompleks dengan SMA Pius dan komunitas ADM selesai dibangun. Gedung ini diberkati Uskup Purwokerto Mgr Julianus Sunarka SJ. Pembangunannya bisa dibilang tidak berjalan mulus. Hambatan utamanya adalah dana. “Kami sadar, kongregasi tak punya banyak uang. Tapi kami tak berkecil hati. Kami berusaha keras mengumpulkan sedikit demi sedikit,” ungkap Sr Elisabeth.

Untuk menambah anggaran, para suster mendatangkan dan menjual beberapa patung Bunda Maria dari Belanda ke Indonesia. Sedangkan untuk memperlancar pembangunan, mereka secara khusus berdoa ke Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul, Yogyakarta. Di sana, mereka menyampaikan segala harapan di hadapan Yesus yang tersalib.

Di tengah sulitnya mendapatkan dana, Sr Elisabeth kemudian berinisiatif menemui seorang pengusaha di Jakarta untuk mendukung karya ADM.

Berkat bantuan tersebut, gedung berlantai dua yang dapat menampung 60 remaja dengan ruangan dan fasilitas yang memadai ini selesai dibangun. Ada dua ruang tidur dengan empat unit toilet di masing-masing ruangan. Tersedia pula ruang makan, belajar, perpustakaan, dan rekreasi sekaligus sebagai ruang tamu. Selain itu, ada juga taman untuk bersantai.

Pada prasasti peresmian asrama yang ditandatangani Mgr Sunarka, dituliskan bahwa asrama ini dipersembahkan untuk Hati Kudus Yesus. Setelah berhasil membangun asrama putri, ke depan Yayasan Seraphine juga tengah merintis berdirinya Asrama Putra Don Bosco.

Vst. Asmodiwongso

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here