Bentuk Baru Perdagangan Manusia

154
Suasana Diskusi Publik yang diadakan PMKRI di Wisma Margasiswa Menteng, Jakarta Pusat. [HIDUP/Hermina Wulohering]
1.7/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.comPraktik perdagangan manusia, khususnya kaum perempuan
dan anak-anak, kian marak terjadi di Indonesia. Tujuan perbuatan biadab itu untuk eksploitasi seksual.

Ada bentuk baru praktik tersebut yakni perdagangan organ tubuh, kurir narkoba dan kejahatan transnasional. Sekretaris Jenderal DPP Taruna Merah Putih, Maria Restu Hapsari, mengatakan, usaha memerangi perdagangan orang di Indonesia masih jauh dari pendekatan hak asasi manusia dan sensitif gender.

“(Selama ini) didominasi dengan cara pandang positivisme hukum,” ujarnya di Wisma Margasiswa, Menteng, Jakarta Pusat, 20/4. Beberapa kebijakan, tambah Restu, justru menjadi instrumen pembatasan hak bermobilitas dan hak ekonomi perempuan.

Dalam diskusi publik bertajuk “Perempuan Indonesia di Tengah Prahara Perdagangan Manusia”, anggota DPR RI, Yosef B. Badeoda mengatakan, minimnya sosialisasi ikut memicu peningkatan angka perdagangan orang.

Anggota Fraksi Partai Demokrat dari Dapil NTT I itu melanjutkan, banyak korban baru di-blow up ketika sudah meninggal. Karena itu, Yosef menyebut kasus ini sebagai kejahatan luar biasa.

Acara ini diadakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) untuk menyambut dies natalis ke-71 PMKRI, sekaligus memperingati Hari Kartini.

Perdagangan manusia, ujar Ketua Presidium Pusat PMKRI, Juventus Prima Yoris Kago, menjadi salah satu perhatian khusus organisasinya. Diskusi ini juga dihadiri oleh Komisioner Komnas Perempuan, Thaufiek Zulbahary, dan Koordinator Advokasi Kebijakan Migrant Care, Siti Badriyah.

Hermina Wulohering

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here