Frater dan Gadget

250
2/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Penggunaan alat komunikasi berupa handphone atau gadget dengan sistem android di kalangan orang muda sudah sangat biasa terlihat, bahkan beberapa anak seusia SD pun sudah mahir menggunakan alat komunikasi tersebut. Gadget menjadi alat komunikasi yang sudah menjamur bahkan memengaruhi kehidupan keluarga dan sosial dari usia anak-anak hingga usia dewasa.

Namun, apa yang terjadi bila penggunaan alat komunikasi berupa gadget di kalangan para frater yang sedang menjalani masa formasi di seminari diperbolehkan? Apakah ini tidak mempengaruhi arah jalan panggilan mereka? Beberapa komunitas Seminari Tinggi sebagai tempat pembinaan calon imam, melegalkan penggunaan gadget bagi para frater.

Saya sebagai seorang frater yang sedang menjalani masa formasi di salah satu Seminari Tinggi mengalami hal tersebut. Penggunaan gadget di beberapa seminari diperbolehkan setelah melewati beberapa pertimbangan yang sangat panjang dan bertahun-tahun sehingga para pendamping sampai pada kesimpulan untuk memperbolehkan para frater menggunakan alat komunikasi tersebut.

Kepemilikan gadget secara pribadi di kalangan para frater menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pendamping untuk membentuk para frater di era milenial saat ini. Adanya gadget di tangan seorang frater memiliki konsekuensi positif dan negatif. Konsekuensi positifnya ialah para frater mampu mencari berita aktual, bahan kuliah, renungan-renungan, hal-hal yang mendukung karya pastoralnya, dan lain sebagainya.

Dengan demikian para frater mampu berkembang ke arah positif dan mampu mengikuti arus zaman tanpa hanyut di dalamnya. Sisi negatifnya ialah adanya kecenderungan untuk berkorespondensi dengan orang tertentu, browsing hingga tengah malam, kurang fokus, dan lain sebagainya.

Sadar akan hal tersebut maka para pendamping menuntut frater untuk bijak dalam menggunakannya serta dituntut untuk memiliki nilai lebih yang bisa diandalkan sebagai pendukung baik di tempat kuliah maupun saat turun di medan karya nantinya. Sebagai seorang frater yang memiliki barang tersebut, saya termotivasi untuk ikut tuntutan dari para pendamping demi pengembangan diri dalam hal studi, pastoral, komunikasi, dan melek teknologi serta arus informasi.

Dari pengalaman, kepemilikan gadget ternyata memiliki pengajaran hidup, karena gadget sendiri bagaikan pisau bermata dua. Ia memiliki sisi sangat positif dan juga sangat negatif. Pengajaran hidup ini hanya bisa disadari ketika ada kesadaran diri dan keterbukaan hati untuk mau mendengarkan masukan dan pengajaran dari orang lain terlebih para pendamping.

Gadget membantu diri sendiri untuk jujur, ugahari, dan mampu mengendalikan diri. Para pendamping tidak tahu kapan, bagaimana, apa, dan siapa yang frater cari dan chat di dunia maya. Pendamping hanya mengarahkan untuk jujur pada diri sendiri dan arah panggilan yang sedang di jalani. Apa yang sedang frater cari di dunia maya dapat mendukung atau tidak terhadap pengembangan panggilan menjadi seorang imam, merupakan tanggung jawab masing-masing pribadi. Lewat alat komunikasi tersebut frater diajar untuk mampu berugahari dan mengendalikan diri.

Berhadapan dengan segudang tawaran di dunia maya, frater melatih diri untuk bersikap, bertutur kata, dan berpenampilan layaknya seorang frater. Selain itu, frater dituntut pula untuk tidak terikat pada alat atau sarana komunikasi tersebut, sehingga mampu mengendalikan kapan dan bagaimana seharusnya sarana komunikasi tersebut digunakan.

Pada akhirnya frater yang mampu menggunakan sarana komunikasi dengan baik, semestinya akan selaras dengan kehidupan komunitasnya yang baik pula, perkembangan diri secara positif, serta kreatif dalam berpastoral. Dengan demikian, para pendamping bisa menilai layak atau tidak dipertahankan untuk meneruskan jalan panggilan menjadi seorang imam.

Frater dituntut untuk bijak berhadapan dengan penggunaan alat komunikasi atau gadget. Kiranya inilah salah satu hal yang diantisipasi oleh para pendamping, agar nantinya para frater ketika telah menjadi imam, bisa bertanggung jawab, mampu mengontrol diri, serta melek dengan alat komunikasi berhadapan dengan zaman milenial saat ini yang terus berkembang.

Fr. Gregorius Marlan Daun Allo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here