Lahir dari Gagasan

554
Misa Peresmian Gedung Karya Pastoral Keuskupan Bandung dan pembukaan pertemuan uskup Regio Jawa.
[Sr. Florentina Malau, KSFL]
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com Pusat Pastoral menjadi pertemuan setiap karya Keuskupan Bandung

ENAM bulan setelah ditahbiskan sebagai Uskup Keuskupan Bandung pada 25 Agustus 2014, Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC bercita-cita keuskupan mempunyai sebuah gedung sebagai Pusat Pastoral Keuskupan Bandung. Alasannya, tempat yang lama sudah tidak memadai lagi untuk menampung aktivitas kegiatan umat.

Tepat setahun kemudian Keuskupan Bandung mulai mewujudkan mimpi ini dengan pembangunan sebuah gedung baru di Jalan Mohamad Ramdhan 18, Bandung. Sehari sebelum pertemuan uskup dan Kuria Regio Jawa, gedung baru ini diberkati oleh Mgr Anton, Selasa, 3/7.

Peresmian ini dihadiri juga oleh uskup-uskup Regio Jawa yaitu: Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko, Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Malang Mgr Henricus Pidyarto Gunawan Ocarm, Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wasaksono, Administrator Diosesan Purwokerto Pastor Tarsisius Puriatmo, Jenderal Ordo Salib Suci Mgr Laurensius Tarpin OSC, dan Vikjen Keuskupan Bandung Pastor Yustinus Hilman Pujiatmoko.

Misa peresmian ini sekaligus sebagai pembuka dari pertemuan uskup Regio Jawa. Mgr Suharyo memimpin Misa ini didampingi uskup-uskup lain. Sedianya gedung yang dibangun dari partisipasi umat, diharapkan dapat menjadi pusat bagi banyak orang untuk mengisi imannya serta berbuat kasih.

Selain menjadi kantor di mana Mgr Anton bersama dengan kuria melaksanakan reksa pastoralnya. Mgr Anton mengatakan, pemberkatan Pusat Pastoral Keuskupan Bandung adalah ungkapan syukur kepada Allah.

Fasilitas serta gedung yang megah ini harus dibarengi dengan hati yang indah, murah hati serta penuh belas kasih. “Bumi (rumah) ini diharapkan menjadi tempat umat bisa saling mengasihi, berbagi, menajamkan pikiran dan mengingatkan, saling mengasuh dan membimbing sebagai wujud iman kepada Allah dan komitmen pada Gereja.”

Umat diharapkan tidak saja menjadi penonton dan pendengar belas kasih, melainkan harus menjadi pewarta dan pelakunya. Mgr Anton menjelaskan, umat jangan hanya menjadi penerima belas kasih, tapi lebih menjadi penyaji belas kasih.

Berangkat dari momen ini, orang di sekitar juga harus mengalami kehadiran Tuhan, melalui kegiatan pastoral dan sakramental di rumah ini. “Untuk apa membangun Pusat Pastoral, jika wajah Gereja Keuskupan Bandung tidak makin berbelas kasih, tidak makin murah hati, tidak makin dinanti umat, dikenal oleh
masyarakat.”

Aktivis Komunitas Profesional Pengusaha Katolik (KPPK) Lingling Morin juga turut mensyukuri diberkatinya gedung pastoral ini. Dalam proses pembangunan, ia juga tergabung dalam panitia penggalangan dana. Ia bahagia dengan selesainya gedung ini. “Jika Bapa Uskup tidak mengambil keputusan ini, maka tidak akan terjadi. Saya sungguh berterima kasih pada beliau yang mempunyai keinginan, harapan dengan iman yang sangat luar biasa.”

Sementara itu, Sekretaris Dewan Karya Pastoral Keuskupan Bandung Matias Endar Suhendar mengungkapkan, segalanya bisa terwujud atas partisipasi umat.

Maka dari itu setiap pemakaian ruangan untuk kegiatan umat maupun komunitas dalam wilayah keuskupan, serta parkir kendaraan tidak dikenakan biaya. “Kehadiran Pusat Pastoral Keuskupan Bandung yang memberikan kegembiraan bagi orang pun sudah dirasakan oleh masyarakat setempat. Misalnya saat Pemilu berlangsung, halaman gedung ini juga digunakan untuk tempat pencoblosan.”

Dalam suasana peresmian itu, Keuskupan Bandung juga menjadi tuan rumah pertemuan uskup Regio Jawa. Sedianya Bandung menjadi tuan rumah pertemuan ini tahun lalu, karena satu dan lain hal, baru tahun 2018, hal ini dapat terwujud. Pertemuan ini menjadi salah satu bentuk kerjasama antarkeuskupan di Jawa untuk bersama bergerak bagi kemajuan Gereja Katolik.

 

Angela Rianti / Sr. Florentina Malau, KSFL

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here