Anak Muda Tetap Memilih

213
Tim survei yang terdiri dari Edbert Gani, Andina Dwifatma, Indro Adinugroho (kanan-kiri) memaparkan hasil temuan.
[HIDUP/Felicia Permata Hanggu]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Mayoritas masyarakat beranggapan, orang muda perkotaan tak peduli terhadap persoalan politik. Padahal mereka adalah aset terbesar bangsa Indonesia. Banyak politisi berjuang untuk memenangkan perhatian mereka agar mau memilih. Namun, benarkah anak muda tak memiliki selera untuk ikut mengawasi jalannya demokrasi?

Untuk membuktikan kebenaran itu, Atma Jaya Institute Public Policy (IPP) menyelenggarakan survei yang melibatkan 1338 kaum milenial dan generasi Z di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Survei hasil kolaborasi Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi ini berfokus pada persepsi kaum milenial dan generasi Z terhadap demokrasi dan politik, media, serta kesiapan dalam menghadapi bonus demografi. Survei ini menemukan bahwa 56% (914 orang) responden merasa kualitas demokrasi Indonesia terbilang buruk dan sangat buruk.

Hal ini dipengaruhi oleh maraknya tren politisasi isu agama (45%), hoax (22%), korupsi (17%), dan radikalisme (11%). Walaupun demikian, bagi mereka, demokrasi tetap menjadi pilihan utama dari bentuk pemerintahan ideal sebab dapat memperoleh keterbukaan informasi (32%), partisipasi dalam pemilu (28%), dan memiliki kebebasan berpendapat (26%). “Anak muda tetap memilih. Ini dilihat sebanyak 72% responden tetap ikut pilpres,” ujar Direktur Atma Jaya IPP, Edbert Gani.

Dosen Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Andina Dwifatma juga mengkonfirmasi bahwa posisi kaum muda sebagai digital native. Ini berarti internet bukanlah sekadar fasilitas teknologi melainkan gaya hidup. Konsumsi informasi menjadi kunci partisipasi politik mereka.

Media sosial seperti Instagram menjadi referensi untuk menggali kualitas calon pemimpin negara. “Pasangan calon sekarang telah benar merebut atensi anak muda melalui media sosial. Namun, perilaku tidak konsisten mereka berpindah kubu mempengaruhi kondisi psikologis anak muda memandang politik,” tandas ketua tim survei dan dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Indro Adinugroho.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.10 2019, 10 Maret 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here