Safari Rosario Misi di Tanah Ruteng

165
Perarakan Patung Bunda Maria dalam Safari Rosario di Ruteng, Nusa Tenggara Timur.
[NN/Dok.Pribadi]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Paus Fransiskus menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Misi Luar Biasa. Di Keuskupan Ruteng, bulan ini diisi dengan Safari Rosario Santa Perawan Maria.

Hujan lebat sempat mengguyur Kota Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 18/10. Kendati begitu halaman gereja Paroki St Vitalis Cewonikit, Ruteng, telah penuh sesak oleh umat Katolik. Merekadatang dengan menggunakan busana adat Manggarai, sambil membawa rosario dan buku doa. Hari itu umat mengarak patung Bunda Maria dari Paroki Cewonikit menuju Gereja Katedaral Santa Maria Assumpta Ruteng.

Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua jam ini dihadiri kelompok anak-anak, kategorial, orang muda Katolik, pejabat pemerintahan, pastor, suster, frater, dan beberapa umat dari keuskupan tetangga. Di sepanjang jalan, umat mendaraskan Doa Rosario dengan khusyuk. Di setiap jalanan yang dilewati patung Bunda Maria, terdapat hiasan bendera dan ragam atribut Bunda Maria lainnya. Safari Rosario Santa Perawan Maria ini dipuncaki dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng, Mgr. Silvester San.

Rosario Kehidupan
Mgr. San, dalam khotbahnya menggarisbawahi posisi Bunda Maria yang dipilih Allah sebagai Bunda Perantara. Ia menjelaskan, Bunda Maria dalam keberadaannya sebagai orang sederhana dan kecil justru dipilih Allah sebagai Bunda Allah. Dalam kesederhanaan iman ini, Allah melihat sesuatu yang lain dari figur Bunda Maria.

Kepada umat, Mgr. San berpesan agar belajar meneladani Bunda Maria, tidak saja ketulusan hatinya tetapi cara hidup Maria. Salah satu keutamaan yang ditekankan Bunda Maria sebagai Bunda Kristus adalah kehadirannya dalam seluruh kehidupan Putranya, Yesus Kristus.

“Bunda Maria terlibat langsung dan mengalami secara nyata kehidupan Putranya. Ia hadir dan melihat tumbuh kembang Yesus dengan segala keberadaan-Nya. Tidak saja saat Yesus mengalami sukacita, tetapi di akhir hidup Yesus, Bunda Maria hadir dan memberi kekuatan kepada-Nya,” ujar Mgr. San.

Maka itu, umat Katolik saat berdoa kepada Bunda Maria, seharusnya terlebih dahulu terlibat dalam seluruh kehidupan Yesus. “Kita harus ambil bagian dalam ‘rosario kehidupan’ kita sebagai partisipasi dalam seluruh keberadaan hidup Yesus.”

Sementara itu, Koordinator Panitia Safari Rosario, Pastor Kristianus Jumo Ngampu SMM mengatakan, kegiatan ini terlaksana atas kerja sama komunitas novisiat Serikat Maria Montfortan (SMM), Komisi Karya Kepausan Indonesia Keuskupan Ruteng, Suster Putri-putri Kebijaksanaan, Suster FMVI, Bruder Santo Gabriel, dan beberapa komunitas religius lainnya.

Pastor Jumo menjelaskan, kegiatan Safari Rosario ini bertujuan untuk berdoa bersama Bunda Maria. Rosario juga menjadi saat untuk memuji dan memuliakan Allah yang penuh belas kasih kepada manusia. “Tujuan lainnya adalah agar umat semakin bertumbuh dalam kekudusan iman, dengan menghayati keberadaannya sebagai misionaris-misionaris Bunda Maria di zaman ini,” jelasnya.

Tema Safari Rosario tahun ini adalah “Bunda Maria Ratu Misioner”. Terkait ini, Pastor Jumo menjelaskan, latar belakang tema ini sesuai seruan Paus Fransiskus yang telah menetapkan bulan Oktober 2019 sebagai Bulan Misioner Luar Biasa. “Paus berharap agar kegiatan-kegiatan seperti ini menyadarkan umat akan tugas mereka sebagai pewarta Kabar Gembira di tengah dunia zaman ini,” ujarnya.

Kegiatan Safari Rosario ini sudah dilakukan semenjak tahun 2015. Awalnya kegiatan ini untuk memperingati 300 tahun wafatnya St. Louis Marie de Montfort, pendiri Kongregasi Serikat Maria Montfortan, Suster Putri-Putri Kebijaksanaan dan Bruder St Gabriel. Lambat laun kegiatan ini menjadi kegiatan wajib di Keuskupan Ruteng.

Loius Semar (Ruteng)

HIDUP NO.43 2019, 27 Oktober 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here