Menjadi Sahabat Tuhan

271
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Manusia hidup adalah bukti sederhana bahwa cinta Allah bekerja. Berawal dari kelahiran, Roh Cinta melingkupi kehidupan manusia, sejak Kej 1:2 sampai akhir zaman. Roh Cinta tersebut tentu menuntun manusia menuju semua persahabatan manusiawi.

Yang dialami para rasul, sejak pembabtisan Yesus dianugerahi cinta seorang sahabat, Yesus. Kemudian, Bunda Maria yang menyambut Roh Cinta tidak hanya saat Malaikat Gabriel mendatanginya tetapi selama mendampingi Sang Putera dengan membangun persahabatan dengan kedua belas rasul. Hal ini membuat penulis menyadari bahwa Roh Persahabatan menjiwai manusia.

Namun, butuh upaya lebih menyadari-Nya. Kesadaran akan Roh Kasih ini kiranya perlu dibangun dengan retret, rekoleksi atau pemeriksaan batin harian agar manusia meresapi diri dengan hikmah-Nya. Dalam buku ini, penulis membuat 30 rangkaian pendalaman untuk membantu pembaca meresapi Roh yang bersemayan dalam diri manusia khususnya Roh Kasih Sayang.

Di salah satu bab, penulis menuturkan, terkadang penderitaam di dunia ini sulit diringankan. Salah satu yang ditawarkan adalah dengan persahabatan
Ilahi. Sangat berbeda ketika menjalin relasi pertemanan dengan manusia. Kadang, dengan sesamanya, justru manusia bisa menusuk, merusak sebuah persahabatan sehingga tidak ada kata maaf. Bagaimana dengan bersahabat dengan Tuhan? Manusia menyakiti hati Allah berulang kali, sementara, Allah justru mengorbankan anak semata wayangnya untuk manusia. Dalam wasanakata, penulis bertanya, apakah kita memandang Tuhan sebagai sahabat kita? Mari direfleksikan!

Judul : Tuhanku Sahabatku
Penulis : B.S. Mardiatmadja, SJ
Penerbit : Binamitra, 2019
Tebal : 269 hlm

Karina Chrisyantia

HIDUP NO.10 2020, 8 Maret 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here