Kisah Pertobatan Imam yang Tulis Surat untuk Paus Fransiskus agar Diadakan Tahun Santo Yosef

673
Pastor Donald Calloway, MIC| Dok. Youtube Fr. Donald Calloway
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM— Puji Tuhan untuk Tahun Santo Yosef! Baru pada 8 Desember 1870 Beato Paus Pius IX menyatakan St. Yosef sebagai Pelindung Gereja Universal. Untuk memperingati 150 tahun deklarasinya sebagai Pelindung Gereja Universal, Paus Fransiskus pada 8 Desember 2020 merilis Surat Apostolik “Patris Corde” yang berarti “Dengan Hati Seorang Bapa” sekaligus mendeklarasikan tahun 2021, hingga 8 Desember, sebagai Tahun St. Yosef.

Surat untuk Paus
Berkaitan langsung atau tidak, keputusan itu muncul setelah seorang imam Kongregasi Maria Dikandung Tanpa Noda (Marian Immaculate Conception, MIC) menulis surat kepada Paus Fransiskus untuk mendeklarasikan Tahun St. Yosef usai merilis bukunya yang berjudul “Consecration to St. Joseph”. Pastor Donald Calloway, MIC menulis surat tersebut pada tahun 2019. Di dalam surat itu, ia meminta Paus Fransiskus untuk mempertimbangkan mendeklarasikan Tahun St. Yosef.

Surat yang ditulis oleh Pastor Donald Calloway, MIC untuk Paus Fransiskus meminta agar diadakan Tahun St. Yosef| Consecration to St. Joseph with Fr. Calloway, Facebook / ChurchPOP

“Tahun lalu tepatnya pada 1 Mei 2019, saya menulis surat kepada Paus Fransiskus memintanya untuk mempertimbangkan mendeklarasikan Tahun St. Yosef bagi seluruh Gereja. Teman baik saya, Pastor Dante Aguero, MIC, di Argentina menerjemahkan surat tersebut ke dalam bahasa Spanyol,” kisah Pastor Calloway.
Ia melanjutkan, “Pada tanggal 4 Mei 2019, Mgr. Hector Zordan dari Keuskupan Gualeguaychu, Argentina menyerahkan sendiri surat tersebut kepada Paus Fransiskus saat berada di Roma.” Meskipun ia tidak mendapat tanggapan langsung dari Bapa Suci, ia sangat bersukacita saat keputusan diadakannya Tahun St. Yosef terbit. “Ini adalah hadiah yang indah bagi Gereja,” ungkapnya pada Cruxnow, 14/2/2021.

Tahun St. Yosef diperlukan oleh Gereja dan dunia karena dua alasan

Baginya, Tahun St. Yosef diperlukan oleh Gereja dan dunia karena dua alasan: Pertama, dunia tengah mengalami krisis nyata dalam keluarga, di mana lebih dari setengah pernikahan berakhir dengan perceraian. Selain itu, pernikahan telah mengalami redefinisi yang menyebabkan kebingungan terutama peran ayah telah direduksi sehingga digantikan oleh hal- hal lain, termasuk di Gereja. “St. Yosef memiliki peran penting agar Gereja dan dunia dapat menyadari dan memahami kebapakan dengan benar sebab banyak orang telah disakiti oleh ayah, baik di keluarga maupun di Gereja,” tuturnya. Kedua, satu tahun untuk St. Yosef diperlukan sebab ia adalah misionaris pertama. Dengan keberanian ia membawa Yesus dan Maria ke Mesir. Hari ini manusia dihadapkan dengan situasi pelik sekaligus dalam upaya evangelisasi. “Waktu sedang berubah, dan orang-orang masih mencari Tuhan, tapi terkadang, orang Kristen hari ini, kita begitu lemah. Kita tidak memiliki keberanian. Maka, St. Yosef membantu kita menjadi berani,” terangnya antusias.

Masa Lalu Kelam
Sebelum ia memberikan hidupnya untuk menjadi abdi Kristus, Donald sangat akrab dengan dunia narkoba. Heroin, kokain, opium, mariyuana, obat-obatan halusinogen seperti jamur (psilocybin) dan LSD serta alkohol menjadi teman akrabnya sambil mendengarkan musik heavy-metal. Benda terlarang itu ia konsumsi sebagian besar sebelum menginjak usia 18 tahun.

Pada usia 13 tahun, ia benar-benar hidup semata- mata untuk mengejar        kesenangan semu

Datang dari keluarga militer, Donald yang akrab disapa Donnie oleh keluarganya ini pindah dari Virginia ke California Selatan bersama orangtuanya pada usia 10 tahun. Ia begitu terpikat dengan gaya hidup ala California Selatan. Pada usia 13 tahun, ia benar-benar hidup semata- mata untuk mengejar kesenangan semu yang pada akhirnya membawanya pada kegelapan. Kecanduannya semakin kuat saat kehampaan eksistensial semakin dalam.

Suatu hari, ayah tirinya yang seorang perwira mengumumkan bahwa keluarganya akan pindah ke Jepang. Donnie kecil menjadi begitu marah dan sempat berpikir untuk meninggalkan rumah. Sesampainya di negeri sakura, Donnie mencari teman sepermainan yang menyukai hal yang sama dengannya.

Menggambarkan masa mudanya yang dipenuhi dengan amarah dan pemberontakan, ia menyebut dirinya sendiri sebagai “hewan”

Ketertarikannya dengan dunia gelap menghantarnya menjalin relasi dengan organisasi mafia Jepang yang disebut Yakuza. Berkeliaran dengan geng paling ditakuti di Jepang ini, ia mencuri barang bernilai puluhan ribu dolar Amerika Serikat — dari gitar listrik hingga mobil. Hal ini membuat Donald muda ditangkap dan dideportasi dari Jepang. Ia dikawal melalui bandara oleh penjaga militer dengan rantai dan belenggu di sekitar tangan dan kakinya, sementara ia meludahi pihak berwajib dan melontarkan kata-kata kotor kepada pejalan kaki di sekitarnya, dengan marah sambil mengutuk saat digiring ke dalam pesawat.

Ketika menggambarkan masa mudanya yang dipenuhi dengan amarah dan pemberontakan itu, ia menyebut dirinya sendiri sebagai “hewan” di buku “No Turning Back: A Witness to Mercy”. Keluarganya, terutama orangtuanya mengalami trauma emosional yang hebat akibat perilaku putranya itu. Ia mengaku begitu membenci orangtuanya meskipun mereka telah berupaya keras membantunya dengan berjuang dalam doa dan usaha membebaskannya dari poros kejahatan.

Ternyata, keluar dari Jepang pun tak membuatnya lebih baik. Kecanduannya semakin meningkat. Ia bahkan pernah terbangun di sebuah rumah, merangkak di atas permadani dan mencari kokain yang mungkin jatuh ke lantai berebutan dengan seorang pecandu perempuan.

Karena Sebuah Buku

Pastor Donald Calloway saat masih muda| Dok website Fr. Donald Calloway MIC

Sekilas Donald muda tak memiliki harapan untuk berubah, namun di suatu hari di bulan Maret 1992, ia memutuskan untuk tidak pergi ke pesta. Ia merasa sangat tertekan dipenuhi kehampaan. “Saya mendapati diri saya duduk sendirian di kamar. Hidup saya sia-sia, dan saya berharap hidup saya segera berakhir,” ungkapnya. Mencari cara untuk mengisi waktu, ia mulai menjelajahi rak buku orangtuanya. Kemudian tangannya mendarat di atas sebuah buku berjudul “The Queen of Peace Visits Medjugorje” yang membuat jiwanya terguncang. “Saya menyadari bahwa buku ini memberikan tawaran untuk mengubah hidup dan berserah pada sesuatu yang lebih besar dari diriku – untuk percaya pada Tuhan,”akunya.

Pesan-pesan Medjugorje menyentuhnya untuk melaksanakan rekonsiliasi dengan Tuhan

Terpesona, ia pun menghabiskan sepanjang malam membaca buku itu. Dalam prosesnya, bagian dalam jiwanya diubah dari kegelisahan menjadi kedamaian mendalam. Pesan-pesan Medjugorje menyentuhnya untuk melaksanakan rekonsiliasi dengan Tuhan. Untuk pertama kalinya, ia merasakan secerca harapan dari masa lalunya yang penuh kekerasan, dosa, dan keputusasaan. “Perawan Maria mengatakan hal-hal yang begitu jelas dan menawan sehingga saya menemukan diri saya terharu. Ini adalah jenis emosi yang tidak pernah saya alami sejak saya masih kecil. Perawan Maria berkata bahwa dia adalah ibuku, bahwa dia adalah ibu dari mereka yang tersesat dan memanggil kita kembali kepada Tuhan, kepada Yesus. Dia menjelaskan bahwa dia bukanlah Tuhan, tetapi dia menunjuk pada Putranya dan mengatakan Dia adalah Mesias, Juru Selamat dunia. Saya menemukan diri saya benar-benar jatuh cinta dengan ibu ini, perempuan ini,” ungkapnya haru.

Keesokan paginya, Donald langsung berlari mengikuti Misa untuk pertama kalinya meskipun belum menjadi seorang Katolik. Setelah itu, ia mengakukan segala dosanya kepada seorang imam. Ketika kembali ke rumah, ia mulai membuang semua harta kotornya mulai dari perlengkapan narkoba hingga majalah porno. Hasilnya, enam kantong berukuran 30 galon. Setelah membersihkan ruangnya dari semua gangguan, ia berlutut di samping meja dan sangat ingin berdoa. Saat itu, batinnya jatuh dalam penyesalan total akan hidupnya yang ia  sia-siakan. Berjam-jam ia menangis dan akhirnya air mata kegembiraan muncul. Donald merasakan kedamaian yang luar biasa di dalam hatinya, ketenangan yang melampaui pemahaman. “Saya begitu menyatu dengan Yesus sehingga saya menyadari betapa saya dikasihi,” ungkapnya.

Selain itu, ia mendengar suara feminin paling murni yang berbunyi, “Donnie, saya sangat bahagia.” Di dalam benaknya ia tahu tidak ada yang memanggilnya Donnie kecuali ibunya. “Momen itu, saya tahu ini adalah suara Maria, Perawan Maria yang Terberkati,” sebutnya.

Menjadi Imam Maria
Usai pengalaman itu, keinginan untuk menjadi seorang imam membuncah dalam batinnya. Ia tidak hanya ingin menjadi imam, tetapi seorang imam Maria. MIC juga adalah promotor resmi devosi Kerahiman Ilahi St. Faustina Kowalska. Donald melihat dirinya, melalui masa lalunya, sebagai anak yang berlari pada Kerahiman Ilahi. Karena, melalui kasih karunia Tuhan, ia menerima belas kasih terbesar setelah lama hidup dalam kubangan dosa.

Demi Menggapai panggilannya itu ia harus kembali ke sekolah. Bagi siswa putus sekolah menengah ini, bukanlah tugas yang mudah. Dengan rahmat Tuhan, ia belajar di Franciscan University di Steubenville, Ohio, dan mendapatkan gelar B.A. dalam teologi dan filsafat. Di sanalah ia bertemu dengan beberapa profesor favoritnya, termasuk cendekiawan Katolik terkemuka Scott Hahn dan Mark Miravalle. Dalam tesisnya, ia berkonsentrasi pada Mariologi dalam buku harian St. Faustina Kowalska, menggabungkan cintanya pada Bunda Maria dengan cintanya pada devosi Kerahiman Ilahi. Kemudian tesisnya diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul “Purest of All Lilies: The Virgin Mary in the Spirituality of St. Faustina”.

Mantan pecandu narkoba, terpidana kriminal, dan putus sekolah itu lulus dengan gelar summa cum laude dan hingga kini terus menginspirasi dunia agar tak hanyut dalam godaan budaya kontemporer dan mencari jalan kebenaran melalui Maria dan Yosef menuju Yesus.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP Edisi 12| Tanggal Terbit 21 Maret 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here