Buka Tahun Orientasi Rohani pertama di Merauke, Mgr. Mandagi: Seringkali Para Imam Kelihatan Populer tetapi Tidak Layak di Hadapan Tuhan karena Tidak Berdoa dan Tertib

701
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC (Foto: Komsos KAMe/Helen Yovita Tael)
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Keuskupan Agung Merauke (KAMe) mencatat lembaran baru. Pada hari Kamis, 2/9/2021, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Kanisius Mandagi, MSC membuka Tahun Orientasi Rohani (TOR) calon-calon imam projo (diosesan) Keuskupan Agung Merauke, Papua. Angkatan pertama TOR 2021-2022 sebanyak 18 frater. Acara ini dihadiri sejumlah imam, biarawan-biarawati, dan umat dalam jumlah terbatas.

Sejak diangkat menjadi Uskup Agung KAME, Mgr. Mandagi memang melihat tenaga imam projo yang masih dapat dihitung dengan jari di Keuskupan ini sehingga dengan gerak cepat ia mendirikan empat seminari kecil, masing-masing di Kevikepan   Wendu, Kevikepan Kimaam, Kevikepan Tanah Merah, dan Kevikepan Kepi. Selama ini hanya ada Seminari Pastor Bonus Merauke.

Misa pembukaan Tahun Orientasi Rohani (TOR) St. Yohanes Paulus II, Merauke, Kamis, 2/9/2021. (Foto: Komsos KAMe/Helen Yovita Tael)

Menurut Mgr. Mandagi, TOR merupakan satu saat yang istimewa untuk mempersiapkan imam-imam diosesan  yang akan menentukan masa depan imam-imam KAMe.

Menurut, Mgr. Mandagi, KAMe tidak boleh tergantung kepada imam-imam yang didatangkan dari luar melainkan harus bertumpu pada imam-imam yang lahir di Merauke dan orang Papua.

Uskup Mandagi mengatakan, ia tidak terutama mengedepankan kuantitas tetapi kualitas karena ia yakin Gereja semakin membutuhkan imam-imam karena dunia tidak semakin gampang untuk dihadapi.

Menurut Uskup Mandagi, KAMe bisa melaksanakan sendiri tahun rohaninya untuk mempersiapkan calon-calon imamnya di masa yang akan datang.

“TOR harus bisa menghasilkan (calon) imam yang bermutu bukan cuma sekadar calon imam saja tetapi harus  mempunyai kedewasaan intelektual, spiritual, dan emosional. Hanya imam yang berkualitas  yang bisa berdiri tegak menghadapi dunia ini dan membawa dunia kepada Kristus,” ujar Uskup yang masih menjabat sebagai Amdinistrator Apostolik Keuskupan Amboina, Maluku ini.

Terinspirasi oleh kata–kata Santo Paulus, “Supaya mereka berkenan dihadapan Tuhan dalam segala hal”, maka bagi Mgr. Mandagi, lewat pembinaan di masa TOR, para frater dipersiapkan untuk hidup layak di hadapan Tuhan. “Bukan pertama-tama hidup layak di hadapan manusia tetapi layak di hadapan Tuhan karena seringkali para imam kelihatan populer tetapi tidak layak di hadapan Tuhan karena tidak berdoa dan tertib,” katanya lebih jauh.

TOR St. Yohanes Paulus II ini memiliki tiga pastor pendamping. Mereka adalah Pastor Costan Ohoira  selaku Rektor, Pastor Fransiskus Noerjanto  dan P. Emanuel Da Santo Meo Djogo sebagai pendamping.

Pastor Costan Ohoira (Foto: Komsos KAMe/Helen Yovita Tael)

Dalam sambutannya P. Costan mengatakan, hari ini tercatat dalam lembaran sejarah KAMe sebagai hari pertama lahir dan hidupnya TOR di KAMe ini. TOR St.Yohanes Paulus II menjadi TOR ke-14 di Indonesia.

Menurut Pastor Costan, TOR ini hadir di KAMe,  sebagai satu bentuk kepatuhan Uskup Mandagi atas ajaran dan kehendak Gereja universal serta kerinduannya untuk mencetak dan mengahdirkan imam-imam yang baik dan berkualitas di KAMe.

Pasor Costan mengatakan, sebelum mendapat SK, ia sudah dihubungi oleh Uskup Mandagi. Menurutnya, apa yang dilakukan Uskup Mandagi merupakan bagian dari upaya merealisasikan mimpi besarnya  membangun proyek kemandirian dalam membangun KAMe.

Kemandirian, menurut Pastor Costan, tidak hanya bertolak dari segi ekonomi, tetapi kemampuan Keuskupan menghadirkan pribadi berkualitas yang akan menjadi fondasi dasar pengembangan iman umat dan Gereja di masa yang akan  datang.

Sebelum bertugas di Seminari ini, Pastor Costan menjadi staf pembimbing para frater Keuskupan Amboina di Seminari Tinggi Pineleng, Manado, Sulawesi Utara.

Pastor Costan mengajak umat di KAMe untuk terlibat dan memperhatikan kebutuhan para frater dengan senyum, sapaan, bantuan, dan terutama doa-doa dari umat agar proses pendampingan para frater dapat berjalan dengan baik dan awal yang baik ini tetap bertahan dan berbuah subur panggilan di KAMe.

Para frater (berlutut) yang akan memasuki TOR. (Foto: Komsos KAMe/Helen Yovita Tael)

Helen Yovita Tael (Merauke)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here