72 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung: Kita Terus Menjalin Hubungan Baik

512
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – DI beranda resmi Facebook Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Vatikan pada tanggal 10 Januari 2022 lalu, tampak foto Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Takhta Suci, berkedudukan di Roma, Italia, Laurentius Amrih Jinangkung dan Paus Fransiskus sedang bincang-bincang di sebuah ruangan.

Pada foto terpampang tulisan “72 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Takhta Suci, 1950-2022.” Ketika ditanya via WhatsApp, Amrih mengaku, foto itu bukan foto terbaru, tetapi foto bulan Desember 2020 saat ia diterima Paus di Vatikan. Foto tersebut memang sengaja dipajang untuk mengenang kembali hubungan hangat kedua negara berdaulat.

Vatikan tentu saja punya tempat di hati Republik Indonesia. Pasalnya, Vatikan adalah negara Eropa pertama yang mengakui kedaulatan negara yang diproklamasikan Soekarno-Hatta. Maka, relasi kedua negara, tak sekadar ‘relasi diplomatik biasa’. Pengakuan Vatikan tersebut sangat berarti bagi eksistensi perjuangan RI untuk mendapat pengakuan kedaulatan dari pelbagai negara di dunia.

“Kita tentunya sangat mengapresiasi pengakuan tersebut. Kita terus menjalin hubungan baik dengan Vatikan, dan saling memberikan pengakuan hingga saat ini dan ke depan,” ujar Amrih menanggapi.

Relasi Vatikan dan Indonesia terus bertumbuh hingga membuka kedutaan masing-masing di kedua negara berdaulat. Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta boleh dibilang hanya sepelemparan batu dari Istana Negara.

Begitupun kunjungan kehormatan antara kepala dan pejabat tinggi kedua negara. Dua Paus pernah mengadakan kunjungan ke Indonesia. Bahkan, hampir saja Paus Fransiskus menginjakkan kakinya di Indonesia tahun 2019 lalu. Karena pandemi Covid-19, rencana kunjungan itu dibatalkan.

Dalam menjalin hubungan kedua negara, Amrih mengatakan, bidang yang sering dikerjasamakan selama ini terutama terkait dengan kerukunan antarumat beragama. “Vatikan mengakui kemajemukan rakyat Indonesia termasuk dari sisi agama dan budaya, dan mengakui kerukunan dan kehidupan yang harmonis di Indonesia,” ujar Amrih.

“Banyak tokoh agama, termasuk dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), yang sering diundang dan menjadi pembicara di forum-forum kerukunan antarumat beragama yang diselenggarakan oleh Vatikan,” papar Amrih lebih jauh.

Di tahun ke-72, menurut Amrih, hubungan bilateral berjalan baik dan normal. “Berbagai kegiatan sudah berjalan normal. Pengiriman mahasiswa Indonesia untuk belajar di berbagai Universitas Kepausan di Roma juga sudah dibuka kembali. Jumlahnya tidak banyak, sekitar 10-15 beasiswa S2 dan S3, dan diharapkan jumlahnya terus meningkat,” ujar Amrih.

F. Hasiholan Siagian

HIDUP, Edisi No. 4, Tahun ke-76, Minggu, 23/1/2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here