Suster Mariani, SPM , Pemimpin Umum Kongregasi SPM: Peka Melihat Tanda-tanda Zaman

388
Suster Mariani, SPM
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – “SAYA sangat bangga dan bersyukur karena Tuhan mengantar saya menjadi bagian dalam keluarga besar SPM,” ujar Suster Mariani, SPM kepada HIDUP mengawali percakapan menyambut Jubileum 200 Tahun SPM.  Ia telah memimpin SPM sebagai Pemimpin Umum sejak 2016 dan akan berakhir bulan Agustus 2022 ini saat SPM menyelenggarakan Kapitel Umum. SPM Provinsi Indonesia (Provindo) telah mekar menjadi dua provinsi, yakni SPM Provindo Probolinggo dan SPM Provindo Samarinda.

Seperti apa pengalaman suster hidup dan melaksanakan perutusan dalam Kongregasi
SPM?

Saya sangat bangga dan sangat bersyukur karena Tuhan mengantar saya menjadi bagian
dalam keluarga besar Kongregasi SPM yang menghidupi spiritualitas kesamaan martabat
manusia citra Allah. Dalam perjalanan panggilan, saya merasa dan mengalami bahwa
kongregasi telah membentuk saya seperti adaku saat ini. Lambat laun saya semakin dibawa pada penyadaran akan arti ‘menjadi saudari dan saudara satu sama lain dalam menghayati hidup berkomunitas dengan sesama yang berbeda latar belakang keluarga, budaya, dll. Banyak anugerah dan kekayaan hidup rohani yang telah saya terima selama proses-proses pembinaan dan tugas perutusan bersama dengan para suster.
Dalam tugas-tugas perutusan yang saya terima merupakan sebuah panggilan untuk
mengungkapkan persembahan diri bagi Tuhan lewat Kongregasi dalam berbagai bidang
pelayanan. Sejak Agustus 2016, Tuhan memanggil saya sebagai Pemimpin Umum. Periode
tugas kepemimpinan ini akan berakhir bulan Agustus 2022 saat Kongregasi SPM
menyelenggarkan Kapitel Umum.

Bagaimana perkembangan Kongregasi SPM secara global?

Secara global, Kongregasi saat ini tetap hidup dan hadir di Belanda, Indonesia, Malawi
dan Filipina. Di Belanda masih ada 57 suster yang usianya diatas 80 tahun. Suster yang tertua di tahun 2022 mencapai usia 100 tahun dan beliau masih bisa melakukan kegiatan rutin sehari-hari dengan baik. Suatu anugerah luar biasa bagi Kongregasi. Tahun 2016 Kongregasi SPM di Indonesia (sejak 1926) berkembang menjadi dua Provinsi yaitu: Provinsi Probolinggo dan Provinsi Samarinda. Sedangkan Kongregasi SPM di Malawi (1959), dari sebuah Regio telah mengembangkan diri menjadi Provinsi tahhun 2019 yang beranggotakan Suster asli Malawi. Kami juga hadir di Baras – Filipina dengan karya Pendidikan untuk anak usia dini. Melalui kehadiran dan karya-karya perutusan diberbagai bidang, Kongregasi SPM terus mengupayakan agar Spiritualitas Kongregasi ‘kesamaan martabat manusia citra Allah’ semakin dirasakan, dihargai, dan dialami banyak orang.
Mengapa Provinsi Indonesia kemudian menjadi dua: Probolinggo dan Samarinda?
Komunitas – komunitas SPM tersebar di daerah Jawa, Kalimantan, Bali, Papua dan Filipina.
Khususnya di daerah Kalimantan dan Papua jarak komunitas satu dengan yang lain sangat
berjauhan satu sama lain. Untuk mengoptimalkan tugas dan pelayanan serta perhatian Dewan Pimpinan Provinsi terhadap komunitas dan karya karya pelayanan di semua daerah. Dengan adanya dua Provinsi dengan masing-masing Dewan Pengurus, perhatian terhadap karya pelayanan kongregasi, kebutuhan Gereja dan masyarakat di berbagai daerah dapat ditanggapi secara optimal.

Prioritas dan inovasi apa yang sedang dikerjakan Kongregasi SPM?

Prioritas perhatian terhadap peningkatan kualitas SDM dan kualitas perutusan Kongregasi
dalam berbagai bidang layanan dan menjawab kebutuhan Gerja dan masyarakat secara rill dan peka melihat tanda-tanda zaman. Sehingga kehadiran Kongregasi SPM sungguh dapat
menanggapi kebutuhan konkret Gereja dan masyarakat. Kongregasi terus membangun
jejaring dengan berbagai pihak dalam mewujudkan pelayanan yang lebih luas dan
menjangkau banyak orang. Khususnya dalam upaya mewujudkan penghargaan terhadap
kesamaan martabat manusia citra Allah secara nyata ditengah-tengah masyarakat.

Bagaimana pemaknaan 200 tahun Kongregasi SPM?

Perayaan 200 tahun Kongregasi menjadi tonggak baru sejarah perjalanan hidup kongregasi
menuju masa depan. Tumbuh perasaan syukur mendalam dan kagum atas segala kebaikan
dan perbuatan Tuhan yang agung selama 200 tahun. Sebagai generasi penerus Kongregasi,
pengalaman iman ini menjadi hadiah istimewa. Kami tidak berhenti pada rasa kagum, namun semakin ditantang untuk terus mengembangkan dan membangun komitment kuat seperti makna tema perayaan 200 tahun Kongregasi SPM: ‘Tetap mengobarkan semangat Tota Christi per Mariam dengan penuh rasa syukur, kekuatan dan harapan”. Semoga dengan pertolongan Yesus dan Bunda Maria, Pater Matias Wolff dan St. Julie Billiart, kami setiap hari semakin mampu mempersembahkan diri secara total bagi Tuhan dan Kongregasi.

Felicia Permata Hanggu/Karina Chrisyantia

HIDUP, Edisi No. 33, Tahun ke-76, Minggu, 14 Agustus 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here