Homili Sering Menjadi ‘Bencana’, Kata Paus

220
Paus Fransiskus berbicara kepada direktur liturgi keuskupan yang berkumpul di Roma untuk mengikuti kursus, “Menjalani Tindakan Liturgi Sepenuhnya”, yang dijalankan oleh Institut Liturgi Kepausan di Universitas Sant’Anselmo.
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus mengatakan bahwa homili seringkali merupakan “bencana”, meminta para imam untuk melakukannya dalam sepuluh menit dan meninggalkan orang-orang dengan gambar atau pesan yang khas.

“Tolong, homili – itu adalah bencana,” katanya kepada para direktur liturgi keuskupan yang berkumpul di Roma untuk kursus, “Living Liturgical Action Fully”, yang digelar oleh Institut Liturgi Kepausan di Universitas Sant’Anselmo.

“Kadang-kadang saya mendengar seseorang (mengatakan): ‘Ya, saya pergi ke Misa di paroki itu… ya, pelajaran filosofi yang bagus, empat puluh, empat puluh lima menit… Delapan, sepuluh, tidak lebih! Dan selalu sebuah pikiran, perasaan dan gambaran. Biarkan orang membawa pulang sesuatu bersama mereka.”

Pernyataan Paus Fransiskus, yang disampaikan dalam pidatonya pada 20 Januari, langsung menarik perhatian umat Katolik di media sosial, banyak dari mereka menyuarakan persetujuan bahwa homili perlu diperbaiki.

Sebuah homili, yang berlangsung setelah pembacaan Kitab Suci selama Misa, dimaksudkan sebagai komentar atas teks-teks suci liturgi.

“Paman buyut ibuku adalah seorang imam, dan dia mengatakan bahwa ‘tidak ada jiwa yang diselamatkan setelah 10 menit’,” tulis Ellen Lynch, seorang profesional komunikasi yang tinggal di Raleigh, Carolina Utara, di Amerika Serikat, di Twitter.

“Itu sangat benar. Saya pernah mengikuti Misa di mana homilinya 50 menit!!! Apakah saya ingat sesuatu selain bagaimana rasanya seperti siksaan? Tidak.”

Komentar Paus tentang homili juga selaras dengan hasil konsultasi global umat Katolik yang berlangsung selama proses sinode.

“Kualitas homili hampir dengan suara bulat dilaporkan sebagai masalah,” lapor dokumen kerja sinode, Perbesar Ruang Tenda Anda, yang memadukan temuan dari proses sinode lokal di seluruh dunia.

“Ada seruan untuk ‘homili yang lebih dalam, berpusat pada Injil dan bacaan hari ini, dan bukan pada politik, menggunakan bahasa yang mudah diakses dan menarik yang mengacu pada kehidupan umat beriman’.”

Menurut dokumen Konsili Vatikan II tentang liturgi, homili seorang imam harus menguraikan “misteri iman dan prinsip-prinsip pedoman hidup Kristiani” dengan menggunakan bacaan Misa dan “sangat dihargai sebagai bagian dari liturgi itu sendiri.”

Menggambarkan homili sebagai “sakramental”, Fransiskus mengatakan itu harus dipersiapkan dalam doa dan dengan “semangat apostolik” dan menunjukkan bahwa ini bukan pertama kalinya dia mengangkat keprihatinan tentang homili.

“Kita tahu bahwa umat beriman sangat mementingkan homili, dan bahwa baik mereka maupun para pelayan yang ditahbiskan menderita karena homili: kaum awam karena harus mendengarkan mereka dan para klerus karena harus mewartakannya!” tulis Paus Fransiskus pada tahun 2013 dalam seruan apostoliknya Evangelii Gaudium, yang berfungsi sebagai dokumen manifesto kepausannya.

“Sangat menyedihkan bahwa ini masalahnya. Homili sebenarnya bisa menjadi pengalaman Roh yang intens dan membahagiakan, perjumpaan yang menghibur dengan sabda Allah, sumber pembaruan dan pertumbuhan yang konstan.” **

Christopher Lamb (The Tablet)/Frans de Sales, SCJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here