Resmikan Paroki Sungai Lilin, Mgr. Yohanes Minta Umat Meneladan Santo Aloysius Gonzaga

256
Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono didamping Romo Andreas Yudhi Wiyadi O.Carm memukul gong tanda peresmian Paroki St. Aloysius Gonzaga Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (28/9/2023). Foto: Komsos KAPal
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – “Ada berbagai macam masukan, tentu ada berbagai macam keistimewaan dari masing-masing stasi. Tetapi juga ada satu keluhan yang hampir semua mengatakan kepada saya, OMKnya pada lompat pagar. Pagarnya ndak tahu entah terbuat dari apa, tapi OMKnya pandai-pandai, lompat pagar. Mengapa lompat pagar, karena tidak menemukan orang yang seusia, yang seiman untuk dijadikan jodoh. Tadi malam kepada OMK saya mengatakan, kalau tidak menemukan orang yang seusia untuk dijadikan jodoh, kenapa tidak jadi suster saja? Kenapa tidak jadi pastor saja?” ungkap Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono mengawali homilinya pada Perayaan Ekaristi Penetapan Paroki St. Aloysius Gonzaga Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Kamis (28/9/2023) lalu.

Para uskup dan para imam konselebran berfoto bersama seluruh umat pada Perayaan Syukur Penetapan Paroki St. Aloysius Gonzaga Sungai Lilin, Kamis (28/9/2023).

Pada perayaan yang juga dirangkai dengan pelantikan Pengurus DPP dan Prodiakon ini, Uskup menceritakan pengalamannya saat berkeliling mengunjungi stasi-stasi yang berada dalam reksa pelayanan pastoral Paroki Sungai Lilin. Ia menyampaikan keprihatinannya sekaligus mengajak seluruh umat, khususnya Orang Muda Katolik (OMK) untuk teguh dalam iman seperti Petrus yang mengaku dengan penuh keyakinan di hadapan orang yang berkepercayaan lain, bahwa Yesus adalah Putera Allah.

“Kalau OMK dari semua stasi mengatakan seperti Petrus, Gereja ini bukan hanya akan mempunyai umat seribu orang, pastilah sudah mempunyai umat berlipat-lipat, karena iman kepada Yesus tak tergoyahkan”, tegas Uskup

Perayaan ini juga dihadiri oleh Uskup Emeritus Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Wakil Provinsial Ordo Karmel Indonesia, Romo Dominikus Dinong da Gomez OCarm, Pastor Paroki St. Aloysius Gonzaga, Romo Andreas Yudhi Wiyadi OCarm, dan puluhan imam konselebran.

Mgr. Yohanes juga menyampaikan pesannya kepada para Pengurus Dewan Pastoral Paroki dan Prodiakon yang akan dilantik agar menjadi gembala yang baik dan mengingat semangat iman yang telah ditaburkan dan diwariskan oleh para pendahulu.

“Para ketua stasi, para pengurus stasi, dan para prodiakon, gembalakanlah domba-dombamu. Banggalah Anda sekalian mewakili para imam, mewakili saya, gembalakanlah domba-dombamu. Di stasi yang terpencil itu, di gereja yang panas, yang sumuk itu. Di jalur yang jauh-jauh itu. Kalau Anda bisa meyakinkan umat juga untuk mewariskan iman kepada anak-anaknya dengan rajin berdoa, doa keluarga, doa lingkungan, doa stasi, yakinlah anak-anak Anda pasti tidak akan lompat pagar”, kata Uskup

Uskup juga berharap agar seluruh umat belajar dari keteladanan hidup St. Aloysius Gonzaga yang menjadi pelindung paroki ini. “Jadikanlah (dia) teladan dan mohonkanlah doa terus-menerus dari Santo Aloysius Gonzaga, agar iman kita tak tergoyahkan, pun kalau ada pesona duniawi yang begitu besar, menggoda terus-menerus,” harapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Mgr. Sudarso dalam sambutannya. Ia menegaskan agar umat semakin mampu menghayati sifat utama Gereja, yaitu Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Dengan demikian harapannya iman umat kepada Yesus semakin teguh, tak tergoyangkan, dan berbuah dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat.

Peresmian paroki baru yang terletak di jalur Jalan Lintas Timur Sumatera antara Palembang dan Jambi ini ditandai dengan pemukulan gong dan penandatanganan prasasti oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Lebih dari 1000 umat hadir dalam perayaan ini.

 Berawal dari Komunitas Kecil

Sebelum menjadi Paroki St. Aloysius Gonzaga Sungai Lilin, wilayah ini disebut Stasi St. Paulus dan menjadi bagian dari reksa pastoral Paroki St. Stefanus Palembang. Stasi ini berjarak sekitar 120 km dari pusat paroki yang berada di pinggiran Kota Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.

Umat perdana yang ada di wilayah ini adalah para transmigran yang datang dari Pulau Jawa, khususnya Yogyakarta. Mata pencaharian mereka umumnya adalah petani. Mereka datang dan mulai membangun asa di tempat ini pada tahun 1981. Pada tahun 1982, Romo Aloysius Jaya Atmaputra yang berkarya di Paroki Katedral St. Maria Palembang berinisiatif untuk datang dan mencari informasi tentang keberadaan umat Katolik di daerah ini.

Dalam kunjungan itu ia berjumpa dengan empat keluarga Katolik di Desa Sumber Rejeki, yaitu keluarga Fransiskus Xaverius Subagyo, Dionisius Siswowiyanto, Petrus Sudarminto, dan Florentinus Sugeng Wibowo. Sejak itu, Romo Jaya rutin berkujung dan merayakan Ekaristi secara bergantian di rumah-rumah umat. Komunitas kecil inilah yang menjadi cikal bakal bertumbuh dan berkembangnya umat Katolik di Sungai Lilin.

Semangat St. Paulus

Pada tahun 1984, karya pelayanan umat dilanjutkan oleh Romo Titus Purba Saputra SCJ yang memulai karyanya sebagai Pastor Paroki Katedral Palembang. Sejak 5 Januari 1985, ia ditemani oleh Yoseph Susar, seorang katekis lulusan Institut Pastoral Indonesia (IPI) Malang. Melihat kenyataan jumlah umat yang mulai bertambah maka pada Agustus 1985, Romo Titus mengajak umat membangun Kapel. Bangunan itu berdiri di lahan pekarangan milik Dionisius Siswowiyanto dan mulai dipakai pada Perayaan Ekaristi Natal 1985.

Selanjutnya, atas refleksi perjalanan iman bersama, umat pun memilih nama Santo Paulus sebagai pelindung stasi ini. Harapannya, umat dapat semakin meneladan semangat merasul, semangat berjuang, serta militansi dan kesetiaan iman Rasul Paulus.

Pada tahun 1987, estafet pelayanan dilanjutkan oleh Romo F.X Edi Harso SCJ yang berkarya di Paroki Hati Kudus Palembang. Sejak tahun 1989-2005, karyanya kemudian dilanjutkan oleh misionaris dari Polandia, Romo Tadeus Laton SCJ. Romo londo yang fasih berbahasa Jawa ini berkeliling mengunjungi dan melayani umat ditemani Land Rover tua kesayangannya. Pada pertengahan tahun 2005, secara definitif pelayanan umat diserahkan kepada Paroki St. Stefanus Palembang.

Benih yang Tumbuh dan Berbuah

Perkembangan umat di wilayah ini cukup menjanjikan. Hadirnya para perantau dari berbagai tempat yang bekerja di perkebunan Kelapa Sawit dan area pertambangan menjadi salah satu faktor yang mendukung pertambahan jumlah umat di wilayah ini.  Pada 20 Februari 2010, umat secara swadaya mulai merencanakan untuk membangun gedung gereja yang baru. Pembangunan gereja diawali dengan peletakan batu pertama oleh Romo Laurentius Rakidi pada 28 Mei 2011. Selama proses pembangunan berlangsung, umat merayakan Ekaristi dan Ibadat Sabda di Kapel ‘darurat’ beratap daun Nipah. Gedung gereja yang baru akhirnya selesai dibangun dan diberkati oleh Mgr. Aloysius Sudarso SCJ pada 23 Juni 2013.

Seiring dengan bertambahnya umat dan wilayah pelayanan, maka sebagai upaya efisiensi dan efektifitas pelayanan, sejak Juni 2014, Stasi St. Paulus Sungai Lilin menjadi Pos Pelayanan baru yang melayani banyak stasi hingga perbatasan Jambi yang berjarak sekitar 230 km dari pusat Paroki Stefanus di Palembang. Untuk mendukung pelayanan, maka umat mulai membangun pastoran yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Romo Makarius Samandi pada 15 Agustus 2018. Bangunan pastoran ini kemudian diberkati oleh Mgr. Sudarso  pada 26 Januari 2020.

 Menjadi Kuasi dan Paroki

Komunitas umat di wilayah ini terus berkembang. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya sejak 12 September 2021 Mgr. Sudarso menetapkan Stasi St. Paulus Sungai Lilin menjadi Kuasi Paroki dan berubah nama pelindung menjadi St. Aloysius Gonzaga. Para imam dari Ordo Karmel Indonesia dipercaya untuk melayani umat di tempat ini.

Umat yang mulanya adalah kawanan kecil kini telah berkembang menjadi 331 KK, 1040 jiwa yang tersebar di pusat paroki dan 20 stasi. Para perantau yang datang dari berbagai tempat seperti Flores, Batak, dan Timor, hadir menyatu menjadi saudara bersama para transmigran dalam keragaman suku dan budaya. Persekutuan dan kemandirian umat di wilayah ini menghantar pada perayaan syukur penetapan Kuasi menjadi Paroki Aloysius Gonzaga Sungai Lilin oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono pada, Minggu (28/9/2023)

Ada banyak kisah yang telah terjadi dan ada banyak mimpi yang masih hendak diwujudkan. Teladan hidup St. Paulus yang militan, optimis, setia, dan penuh daya juang yang juga dihidupi oleh St. Aloysius Gonzaga, pelindung orang muda dan pelajar, menjadi kobaran semangat bagi seluruh umat untuk membangun persekutuan umat beriman yang kokoh dan menjadi berkat bagi sesama. “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (2Kor 4:7).

Romo Titus Jatra Kelana (Kontributor, Palembang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here