Keteguhan Iman Santo Pius V Membuahkan Bulan Rosario

311
5/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Bulan Oktober adalah bulan Rosario. Bila bicara soal Bulan Rosario, maka layak kita mengenang sosok Santo Pius V. Sejak subuh tanggal 7 Oktober 1571, Pius V berkumpul di Basilika St Maria Maggiore, Roma, dengan banyak umat beriman.

Paus Pius V

Atas ajakan Pius V, mereka bersatu hati  mendaraskan doa Rosario secara tekun. Doa bersama ini guna mendukung armada gabungan negara Spanyol, Venesia, dan tentara Kepausan, yang sedang bertempur dengan armada Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman).

Saat itu Kesultanan Utsmaniyah dengan armada lautnya yang sangat besar sedang gencar menyerang dan berusaha menguasai Eropa yang adalah negara-negara Kristen.

Sore hari, didorong oleh ilham ilahi, Pius V memandang ke langit, sesaat  ia berdiam diri, lalu berkata: “Marilah bersyukur kepada Allah, kemenangan itu milik orang-orang Kristiani”.  Apa yang dinubuatkan Pius V ini sungguh terjadi, sore itu armada gabungan yang jauh lebih kecil, secara tak terduga berhasil menang telak dan meluluh-lantakkan armada lawan.

Peristiwa kemenangan dalam perang teluk Lepanto ini begitu fenomenal karena berhasil melindungi Eropa dari penguasaan kesultanan muslim. Maka sebagai rasa bersyukur, Gereja menetapkan setiap tanggal 7 Oktober sebagai Perayaan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Juga menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario.

Pius V adalah seorang Dominikan. St Dominikus sang pendiri Ordo Pengkotbah (OP) atau Ordo Dominikan, pada abad 12 adalah tokoh yang dengan pewartaannya kemana-mana telah berhasil menyebarkan Doa Rosario, suatu devosi kepada Bunda Maria. Rosario telah menjadi jantung bagi Ordo Dominikan. Maka tak heran bila Pius V juga sangat rajin menganjurkan Doa Rosario. Di masa kepausannya, telah ditetapkan format Doa Rosario seperti yang kita kenal sekarang (tentu tidak termasuk Peristiwa Cahaya, yang baru ditambahkan berabad-abad kemudian oleh Paus Yohanes Paulus II).

Lahir pada tanggal 17 Januari 1504 di Bosco Marengo, Italia, diberi nama Antonio Ghilieri oleh orang tuanya. Saat remaja usia 14 tahun  ia masuk Ordo Dominikan dan dikenal dengan nama Michele Ghislieri. Kemudian pada tahun 1528 ia ditahbiskan sebagai imam di Genoa. Perutusan awalnya adalah sebagai pengajar di Pavia dan ini dilakukan selama 16 tahun.

Berkat jiwa kepemimpnannya ia pernah dipercaya memimpin di lebih dari satu biara Dominikan. Ia dikenal sangat disiplin dan berani menentang kebobrokan moral. Ia rajin berpuasa, meditasi berjam-jam pada malam hari, melakukan silih penebusan dosa, dan hanya berbicara dengan sahabatnya hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan.

Pada tahun 1556 ia diangkat menjadi Uskup Sutri oleh Paus Paulus IV dan terpilih sebagai iskuisitor iman di Milan dan Lombardy. Selang setahun, ia diangkat menjadi kardinal. Beberapa tahun kemudian oleh Paus Pius IV (1559-1565) ia ditunjuk sebagai Uskup Mondovi di Piedmont dan sering diminta datang ke Roma untuk dimintai pendapat. Namun ia berani menentang Paus Pius IV ketika mengangkat Ferdinand de Medici, keponakan Paus, yang baru berusia 13 tahun menjadi kardinal.  Sejak itu hubungan keduanya memburuk.

Tak lama kemudian Paus Pius IV meninggal. Karena berbagai keutamaannya yang menonjol kuat, Kardinal Ghislieri terpilih sebagai Paus baru melalui konklaf pada tanggal 7 Januari 1566 sore. Sepuluh hari berselang, tepat pada ulang tahunnya ke-62 ia dinobatkan dengan memilih nama Pius V.

Hanya enam tahun, Paus Pius V memerintah di tahta St Petrus, namun ia berhasil mengatasi banyak masalah berat bagi Gereja. Salah satunya, seperti cerita di atas, mencegah kehancuran kekristenan Eropa karena serbuan ekspansi Kesultanan Utsmaniyah. Saat itu Sri Paus lah yang memprakasai terbentuknya Liga Suci, armada laut gabungan, yang secara tak terduga berhasil menang. Selain itu, Pius V juga menghadapi ancaman pemberontakan kelompok protestan.

Saat ia naik tahta, protestanisme telah melanda seluruh Inggris, Skotlandia, separuh Jerman dan Belanda, serta sebagian Perancis. Hanya Spanyol, Irlandia, Portugal, dan Italia yang masih teguh beriman Katolik. Sri Paus berhasil mencegah dan menangkal upaya-upaya kelompok protestan menjatuhkan Tahta Suci.

Tidak hanya mengatasi masalah dari luar, Sri Paus juga menghadapi masalah internal, berupa kebobrokan moral dan disiplin. Sanksi berat ia jatuhkan terhadap setiap pelanggaran. Berbagai kemewahan dalam istana kepausan dihapus, seperti memecat pelawak istana dan melarang pacuan kuda. Ia pun memilih tinggal di antara para imam. Pakaiannya sangat sederhana khas seorang Dominikan hanya berjubah putih dan sering terlihat tak berkasut.

Dalam bidang liturgi, pada tahun 1570 Pius V telah menetapkan Misa Tridentin,  sebagai wajib diterapkan di Gereja seluruh dunia. Tridentine berasal dari bahasa Latin Tridentinus, yang berarti berhubungan dengan kota Tridentum kota Trent, Italia, tempat Konsili Trente diadakan. Ketetapan ini memang merupakan tanggapan terhadapan hasil Konsili Trente. Ritus ini bertahan hampir 400 tahun, hingga tahun 1962 saat Paus Paulus VI pasca Konsili Vatikan II menetapkan Ritus baru seperti yang kita kenal sekarang ini.

Sri Paus meninggal pada 1 Mei 1572, dalam usia 68 tahun. Ia menderita batu kandung kemih tapi memilih tak mau dioperasi. Ia dimakamkan di kapel Andrea Vatikan. Namun jasadnya telah dipindah ke Kapel Sistina di Basilika Santa Maria Maggiore sejak 1698. Pius V memperoleh beatifikasi dari Paus Klemens X pada tahun 1672 dan gelar Santo pada tanggal 22 Mei 1712 dari Paus Klemens XI. Gereja menetapkan hari raya bagi Santo Pius V setiap tanggal 30 April.

Sosok Pius V dikenang sebagai sosok yang keras dan tegas. Namun berkat devosi kepada Bunda Maria yang begitu dihayatinya, cinta ilahi  juga memancar dari dirinya. Kala bencana kelaparan  melanda Roma, ia peduli pada orang miskin dengan membagikan secara gratis, gandum yang diimpor atas biaya sendiri. Ia juga memerintahkan perbaikan sistem pembuangan kota serta meningkatkan pasokan air bersih kota Roma, sehingga  dapat mengatasi munculnya penyakit tipus dan malaria saat setiap musim panas.

Semoga kita pun senantiasa mencintai Bunda Maria dan rajin serta tekun berdoa Rosario, sehingga kita dapat menjadi anak-anak Tuhan yang disiplin dan berani menghadapi segala tantangan. Namun tetap memancarkan kasih Tuhan bagi sesama.

Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here