Para Uskup di Spanyol Meminta Maaf atas Pelecehan yang Terjadi dan Membantah Tokoh-tokoh Media

119
Kardinal Omella pada konferensi pers mengenai Laporan Gabilondo.
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Menyusul publikasi laporan ombudsman mengenai pelecehan seksual dalam Gereja Katolik di Spanyol, para uskup di negara tersebut kembali meminta maaf kepada para korban pelecehan, dengan mengatakan bahwa beberapa perkiraan media tidak benar dan menegaskan bahwa “bayangan kecurigaan” tidak boleh meluas ke semua imam dan religius.

Selasa (31/10), Konferensi Waligereja Spanyol (CEE) mengadakan konferensi pers pada Sidang Pleno Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 30 Oktober untuk membahas laporan publik resmi yang dirilis minggu lalu mengenai pelecehan seksual dalam Gereja di Spanyol.

Laporan Gabilondo

Laporan tersebut merupakan hasil investigasi yang dilakukan Ombudsman Ángel Gabilondo dan disampaikan kepada Kongres Deputi Spanyol pada Jumat, 27 Oktober.

Termasuk dalam laporan ini adalah survei berdasarkan 8.000 tanggapan telepon dan online. Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 1,13% dari orang dewasa Spanyol yang ditanyai mengatakan bahwa mereka dianiaya saat masih anak-anak baik oleh imam atau pemimpin awam Gereja.

Beberapa media Spanyol telah mengekstrapolasi angka-angka tersebut, dengan mengatakan bahwa jika diterapkan pada seluruh penduduk Spanyol, persentase ini berarti bahwa sekitar 440.000 anak di bawah umur mungkin telah mengalami pelecehan seksual oleh para imam, anggota ordo keagamaan, atau anggota awam Gereja dalam beberapa dekade terakhir.

Meskipun mengakui bahwa Gereja di Spanyol telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi pelecehan yang dilakukan oleh para imam dan menutup-nutupinya, Ombudsman mengatakan bahwa hal tersebut tidak cukup.

Komitmen untuk bekerja demi perbaikan dan pencegahan

Selama konferensi pers di Madrid, presiden CEE, Kardinal Juan José Omella dari Barcellona, bersama dengan sekretaris jenderal, Uskup Francisco César García Magán, mengatakan bahwa 88 uskup yang menghadiri pertemuan pada hari Senin menyatakan kesedihan mereka atas kerugian yang disebabkan oleh beberapa anggota CEE Gereja, dan mengulangi permintaan pengampunan mereka kepada para korban.

Mereka juga menegaskan kembali keinginan mereka untuk terus bekerja sama dalam memberikan reparasi menyeluruh bagi para korban, mendukung mereka dan memperdalam jalan menuju perlindungan mereka dan, yang terpenting, pencegahan pelecehan.

Angka yang diberitakan media “tidak benar”

Namun, CEE menolak interpretasi media terhadap laporan resmi yang menyebutkan jumlah korban yang melibatkan Gereja mencapai ratusan ribu.

“Jumlah ini tidak sesuai dengan kebenaran dan juga tidak mewakili kelompok imam dan religius yang bekerja dengan setia dan dengan dedikasi hidup mereka untuk melayani Kerajaan Allah,” bunyi pernyataan tersebut.

Pelecehan seksual melibatkan seluruh lapisan masyarakat

Selain tanggung jawab Gereja, studi Ombudsman menyajikan pandangan umum mengenai masalah ini yang tidak hanya terjadi dalam Gereja, tetapi juga menunjukkan bahwa pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur merupakan masalah sosial yang harus ditanggapi oleh semua lembaga publik dan perusahaan swasta.

“Satu kasus pelecehan tidak dapat ditoleransi,” kata para uskup Spanyol sambil menyatakan komitmen mereka untuk memberantas pelecehan seksual tidak hanya dalam Gereja tetapi juga di seluruh masyarakat.

Uskup Francisco César García Magán lebih lanjut mengklarifikasi pada konferensi pers bahwa “adalah tidak adil dan salah jika menyebarkan bayangan kegelapan dan kecurigaan kepada semua imam dan semua anggota hidup bakti.”

Beliau mengenang bahwa “sebagian besar imam dan religius kami bekerja dengan setia dan tanpa pamrih, melayani umat Allah, baik di paroki maupun komunitas, serta semua orang yang membutuhkan di wilayah paling terpencil di negara ini.”

Audit yang ditugaskan oleh Gereja

Awal tahun ini, para uskup Spanyol menugaskan sebuah firma hukum (Cremades & Calvo-Sotelo) untuk melakukan audit terhadap pelecehan yang mencakup semua kasus yang diketahui dan merekomendasikan “prosedur dan praktik yang baik” untuk diikuti oleh para imam.

Hasilnya diharapkan akan dirilis pada paruh pertama tahun 2024. **

Vatican News/Frans de Sales

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here