Cinta Alat Musik Tradisional 

76
Gabriel Drannoktah (HIDUP/Katharina Reny Lestari)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – “TANAH airku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu. Tanahku yang kucintai, engkau kuhargai.” Penggalan syair lagu “Tanah Airku” karya Saridjah Niung atau Ibu Sud ini menarik perhatian para pengunjung KAJ Fair 2023 yang diselenggarakan oleh Tim Sinergi Bidang Prioritas (TSBP) 2 KAJ pada pertengahan November tahun lalu di kampus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Selatan. 

Adalah Gabriel Drannoktah, pemuda asal Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, yang berhasil menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung. Perawakannya tinggi semampai. Outer berwarna biru dongker yang dikenakannya menjuntai. Topi khas Suku Dayak menghiasi kepalanya. Jari jemarinya pun lentik memainkan sape, sebuah alat musik petik khas Kalimantan yang terbuat dari kayu.

Pemuda berusia 29 tahun ini belajar memainkan sape secara otodidak. Tidak butuh waktu lama, hanya beberapa bulan. “Untuk pemula, hanya memainkan melodi, butuh waktu sekitar 2-3 bulan. Tapi saya memainkan sape yang sudah dimodifikasi. Jadi secara langsung saya juga bisa memainkan lagu-lagu moderen dengan alat musik ini,” ujarnya.

Sebelum belajar memainkan sape, ia telah menguasai alat musik gitar. Namun ketertarikan terhadap sape perlahan-lahan mulai muncul seiring berjalannya waktu. “Saya sering main gitar di event-event reguler. Tapi tidak ada warna yang beda. Lalu saya coba membuat sesuatu yang berbeda, memainkan melodi sape dengan menggunakan gitar. Awalnya begitu. Lalu saya berpikir mengapa tidak menggunakan sape saja,” imbuhnya.

Baginya, memainkan alat musik tradisional merupakan bentuk kecintaan terhadap Tanah Air, yang kaya akan budaya. “Saya selalu sampaikan (kepada kaum muda), cintai dulu kebudayaan masing-masing. Indonesia kaya sekali dengan budaya dan sukunya. Sebagai pemain alat musik sape, saya ingin mengajak mereka: ‘Ayo, main alat musik tradisional!’ Kalau bukan kita, kaum muda, siapa lagi yang akan melestarikan alat musik tradisional?” pungkasnya.

Katharina Reny Lestari

Majalah HIDUP Edisi No. 50, Tahun Ke-77, Minggu, 10 Desember 2023

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here