Dalam Sambutan sesudah Ditahbiskan Menjadi Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni: Mengapa Harus Saya

246
Uskup Agung Kupang yang baru, Mgr. Hironimus Pakaenoni duduk di Katedral Kupang disaksikan Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang dan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia (membelakangi lensa) sesudah ditahbikan menjadi Uskup Agung Kupang hari Kamis, 9/4/2024 di Katedral Kupang. (Foto: HIDUP/Ino Nahak)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM  – Upacara penahbisan Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang berlangsung dalam suasana sukacita, Kamis, (9/5/2024). Umat Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) datang dari berbagai penjuru untuk menghadari upacara suci ini. Sebelum memasuki pelataran Katedral, ada pemeriksaan yang ketat dari pihak keamanan di pintu gerbang Gereja.

Umat yang datang ditempati sesuai dengan posisi yang telah ditentukan oleh panitia. Rombongan para Uskup berdatangan menuju Katederal dengan disambut tarian daerah. Umat sangat antusias dalam misa tahbisan ini.

Misa dipimpin Duta Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo. Diawal Misa, ia mengatakan syukur atas dibangunnya Katedral yang baru. “Luar biasa karena telah dibangun Katedral yang baru. Terima kasih untuk Mgr. Petrus Turang,” katanya disambut tepuk tangan hangat dari umat yang menghadiri perayaan ini.

Para Uskup yang hadir tidak hanya dari Indonesia tapi juga para Uskup dan imam dari Timor Leste. Dalam khotbahnya, Mgr. Petrus Turang menegaskan tentang tugas utama Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita, karena Ia adalah Gembala yang baik. Ia naik ke Surga kembali kepada Bapa secara transenden dan secara keilahian mengatasi ruang dan waktu, dan Yesus selalu hadir bersama kita dengan Roh Kudus-Nya.

Mgr. Turang mengatakan bahwa tugas seorang uskup hendaknya meneladani Yesus, gembala yang baik yang selalu memperhatikan domba-domba-Nya. Membangun persatuan dan persaudaraan sejati. Ia menekankan lagi bahwa seorang Uskup bukan tahu segalanya. Kita tetaplah manusia biasa yang selalu mengharapkan bantuan dan Rahmat Tuhan.

“Sebagai Uskup patutlah meneladani Yesus, Sang Gembala Agung. Memperhatikan domba-domba-Nya, membangun persatuan dan persaudaraan sejati serta rendah hati dalam pelayanan. Umat yang berkekurangan hendaknya dipulihkan demi membangun kehidupan iman yang benar di hadapan Tuhan dan sesama,” katanya.

Di akhir khotbahnya ia mengungkapkan lagi bahwa buah dari sukacita iman harus nyata dalam pelayanan pastoral di tengah kawanan domba-dombanya. “Saling mengasihi menjadi buah dari pelayanan sejati. Membangun keharmonisan serta membentuk kebersamaan dalam hidup di tengah umat,” imbuhnya lagi.

Perayaan Ekaristi tahbisan berjalan sangat meriah dengan lantuan kor dengan lagu-lagunya yang sangat mengumat.

Ditampingi Uskup Emeritus Petrus Turang (kiri), Penahbis Utama, Mgr. Piero Pioppo mengenakan mitra Mgr. Hironimus Pakaenoni pada tahbisan episkopatnya di Katedral Kupang, Kamis, 9/5/2024. (Foto: HIDUP/Ino Nahak

Dalam sambutannya, Mgr. Hironimus Pakaenoni mengungkapkan gejolak batinnya ketika terpilih menjadi uskup. Ia katakan dalam hatinya mengapa harus dirinya bukan yang lain? Baginya tidak layak dan tidak memilih prestasi gemilang dalam karyanya. Namun ia akhirnya harus mengakui bahwa kemurahan Tuhan telah menjadikanya layak di hadirat-Nya.

“Ketika terpilih menjadi uskup saya merasa tidak layak. Siapakah aku ini sehingga terpilih menjadi uskup? Karena tidak ada prestasi gemilang dalam hidup saya. Tapi saya mengakui dan menyadari akan kasih dan kebaikan Tuhan sehingga saya layak di hadapan-Nya,” ucapnya.

Bagi Mgr. Roni, sapaannya kini, bukan semata menjadi satu bintang yang bersinar tapi butuh semua yang lain untuk berjalan bersama, tidak bekerja sendiri tapi membuka hati untuk saling mengasihi satu sama lain. “Saya tidak bisa bekerja sendiri tapi mari saling bergandengan tangan. Bukan prestasi yang dicari tapi cinta dan pelayanan membangun persaudaraan dalam membangun Gereja,” katanya.

Ketua panitia, Sisilia Sona mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah mengambil bagian dalam upacara tahbisan ini. Atas semua dukungan dan kerja sama yang luar biasa sehingga perayaan ini bisa berjalan dengan baik. Juga ia menitip pesan kepada Uskup Roni agar bisa menjalani tugas pelayanan dengan sukacita. “Kami bahagia untuk peristiwa penahbisan hari ini. Semoga dapat menjadi Gembala yang baik bagi kami kawanan domba gembalaannya,” turut Sona.

Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia, Mgr. Antonius Benyamin mengatasnamai para Uskup se-Indonesia memberikan ucapan selamat kepada Uskup Roni dan bergabung dalam kolegialitas para Uskup. Dan juga menyampaikan terima kasih kepada Uskup Emeritus, Mgr. Petrus Turang atas pengabdian melayani umat selama 27 tahun di Keuskupan Agung Kupang.

Ia juga berpesan kepada Mgr. Roni, agar menjadi gembala yang bijaksana dan rendah hati dalam pelayanan. Katanya bahwa kita jangan mengembalakan domba milik kita sendiri tapi kawanan milik Allah yang dipercayakan kepada kita. “Menjadi gembala domba bukan semaunya kita, otoriter dan sekehendak hati kita nanti dijewer Tuhan,” tuturnya disambut umat dengan canda tawa dan tepukan tangan umat. Ada bingkisan yang berikan dari KWI untuk Uskup Roni dan Uskup Turang di akhir kata sambutannya.

Perayaan tahbisan ini dihadiri banyak pimpinan entah di daerah sampai provinsi. Juga diri petinggi TNI, POLRI setempat juga sesama lintas agama turut mengambil bagian dari perayaan ini.

Laporan Romo Ino Nahak Berek (Kontributor) dari Kupang, NTT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here