web page hit counter
Senin, 24 Maret 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Romo Mangun Memperjuangkan Orang Kecil dan Tidak Pernah Membeda-bedakan

Rate this post

PASTOR Yusuf Bilyarto Mangunwijaya atau Romo Mangun bagi umat Katolik dan bangsa Indonesia merupakan sosok yang berjasa dalam bidang kemanusiaan. Dalam memperingati 26 tahun meninggalnya (26/2/1999) dibentuk Panitia Nasional dengan mengusulkan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional. Peresmian kepanitiaan diselenggarakan dalam misa kudus konselebrasi yang dipimpin oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko di gerja Katedral Maria Ratu Rosari Semarang, Senin (10/3/25).

Peresmian kepanitiaan diselenggarakan dalam misa kudus konselebrasi yang dipimpin oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko di gerja Katedral Maria Ratu Rosari Semarang, Senin (10/3/25).

Uskup Agung Semarang sebagai konselebran utama di dampingi enam imam dari Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Surabaya. Misa pengusulan sebagai pahlawan nasional sebagai bentuk penghormatan kepada imam Katolik, arsitek, sastrawan, guru, budayawan, pendidik, aktifis sosial, pemikir politik kebangsaan, pemuka ajaran sosial gereja dan tokoh kemanusiaan.

Baca Juga:  Rekoleksi Pengurus Kelompok Kategorial Se-Paroki Santa Maria Palu

Dalam homilinya Mgr. Rubiyatmoko mengatakan bahwa hari ini misa khusus untuk Romo Mangun yang diusulkan menjadi pahlawan nasional. Selanjutnya umat ditanya , “ Apakah anda sdah pernah ketemu Romo Mangun.” Secara umum banyak yang belum pernah ketemu namun sudah mengenal nama besarnya melalui karya-karyanya. Karya novel burung manyar, Gua Maria Sendang Sono, Gereja Klaten, Gereja Sragen yang sangat khas merupakan karya romo Mangun. Juga dalam bidang pendidikan SD di Mangunan Yogya.
Dikatakan bahwa penampilannya sangat khas, sederhana dan apa adanya. Pengalaman hidup Romo Mangun tentang kejujuran dan tidak berbohong sebagai bukti. Memperjuangkan orang kecil dengan tidak pernah membeda-bedakan. Membela kebenaran dan keadilan, seperti perjuangan di Kedung Ombo untuk mendapatkan pergantian yang pas dalam ganti rugi tanah. Memperjuangkan orang-orang kecil secara tepat dengan tidak membeda bedakan.

Baca Juga:  Bersatu dalam Doa bagi Kesembuhan Paus Fransiskus, Kepala Negara Vatikan

Seperti ungkapan domba dan kambing. Bahwa Romo Mangun bagaikan domba yang berada di sebelah kanan (sesuai bacaan kitab suci). Jangan seperti kambing yg berada di sebelah kiri yang kurang peka. Kepedulian dan belarasa romo Mangun sebagai bukti konkrit perjuangan romo Mangun. Sebagai pendidik memunculkan insan insan berkarakter. Maka layak romo Mangun di usulkan menjadi pahlawan nasional. “ Hari ini peringatan 26 tahun meninggalnya Romo Mangun. Bacaan sekarang mengkhususkan penghormatan kepada Tuhan. Inilah yang diperjuangkan dari waktu ke waktu,” ucap Mgr Ruby.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan sambutan.

Dalam kesempatan memberikan sambutan, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan bahwa buku karya YB Mangunwijaya juga dijadikan data sebagai naskah akademi pengusulan romo Mangun menjadi pahlawan nasional. Romo Mangun sebagai pejuang, arsitek dan sastrawan sangat berperan bagi bangsa Indonesia. Sebagai sosok aktifis sosial bisa menjadi contoh. teladan dalam keadilan dan kesejahteraan. “Romo Mangun merupakan bagian dari sejarah hidup. Sebagai walikota siap mensuport, menjalankan dan ikut menjadi ambil bagian,” tandasnya.

Baca Juga:  FESPARANI 2025: Nyanyian Iman yang Menyatukan Hati

Dipamerkan pula di halaman Katedral jeep willys tua yang pernah dimiliki Romo Mangun saat zaman perjuangan 1945. Jeep yang dulu dipakai Sri Sulran Hamengkubuwono dan Romo Mangun sebagai sopirnya.

F.X. Triyas Hadi Prihantoro (Semarang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles