HIDUPKATOLIK.COM – Kis.2:36-41; Mzm.33:4-5, 18-19, 20, 22; Yoh.20:11-18
MARIA Magdalena diliputi kesedihan atas kematian ngeri menimpa Yesus tetapi tetap mengasihi-Nya maka dia memberanikan diri pergi ke kubur. Kesedihannya terasa makin mendalam ketika melihat makam kosong. Begitu sedih, matanya digenangi air mata tangisan sehingga Yesus yang tampak – hadir di sampingnya dan menyapanya tak dikenalinya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” (Yoh.20:15). Tanpa basa basi, Yesus langsung menyebut namanya: “Maria!” Spontan Maria meluapkan kegembiraannya berkata: “Rabuni!” (Yoh. 20:15). Dalam luapan sukacita memanggil Yesus sebagai Sang Guru.
Dalam dialog yang akrab itu, Maria diliputi rasa sukacita. Di tengah kegalauan, dia bertemu dengan Tuhan yang bangkit – mulia. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit itu adalah peristiwa iman. “Aku telah melihat Tuhan!” (Yoh. 20:18). Pernyataan dan pengakuan ini suatu pengalaman yang tergores dalam hati. Ini bukan sekedar melihat dengan mata lagi tetapi iman dan seluruh diri.
Mari belajar dari Maria Magdalena yang tetap mencari dan setia berelasi dengan Tuhan dalam hidup ini. Dalam kebingungan saat mengalami kesusahan tetaplah mengandalkan iman dan berharap kepada Allah. Kita akan mengalami kehadiran Tuhan dalam peristiwa hidup. Mari menggunakan mata iman agar kita dapat mengalami misteri kebangkitan dan kedamaian yang telah dikaruniakan Tuhan.
Romo Octavianus Situngkir, OFMCap
Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)