HIDUPKATOLIK.COM – Kis.3:1-10; Mzm.105:1-2, 3-4, 6-7, 8-9; Luk.24:13-35
DUA murid pergi ke Emmaus, meninggalkan Yerusalem untuk menjauh dari rasa duka yang terjadi dengan kematian Yesus, Sang Guru. Mereka sungguh diliputi kesedihan, terbayang dalam benak mereka peristiwa tragis yaitu sengsara dan wafat di salib. Selagi dalam perjalanan itu, saat mereka cakap-cakap, rupanya Yesus datang tanpa mereka sadari menghampiri mereka lalu menyapa dengan nada bertanya: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” (Luk. 24:17).
Kleopas spontan menjawab: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” (Luk. 24:18). Percakapan pun terjadi sepanjang jalan, sungguh mengesankan dan hati bergelora. Yesus menjelaskan apa yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Dia (Mesias). “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” (Luk. 24:26).
Akhirnya mereka mengundang Yesus: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam” (Luk. 24:29) Pada kesempatan ini terjadi hal menggembirakan, mata kepala dan mata iman mereka terbuka bahwa yang bersama dan menemani mereka itu adalah benar-benar Yesus yang bangkit. Tuhan tidak pernah membiarkan orang yang percaya kepada-Nya diliputi rasa duka. Tuhan datang menjumpai manusia dan menemaninya berjalan, berbicara untuk menemukan jawaban atas berbagai masalah hidup ini. Itulah yang dialami murid Emmaus.
Romo Octavianus Situngkir, OFMCap
Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)