web page hit counter
Sabtu, 19 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

85 Tahun Keuskupan Agung Semarang: Bersama Berziarah, Berbagi Berkah

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – KEUSKUPAN Agung Semarang (KAS) tahun ini merayakan HUT Ke-85 (Puncak Perayaan digelar di Lapangan Jatidiri, Semarang, 29/6/2025. Perayaan dihadiri sejumlah uskup). Peringatan dihitung dari dibentuknya Vikariat Apostolik Semarang oleh Paus Pius XII pada tanggal 25 Juni 1940. Paus menetapkan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ sebagai Vikaris Apostolik pertama, dan kemudian menjadi Uskup Agung Semarang pertama ketika Paus Yohanes XXIII mendirikan hierarki Gereja Katolik Indonesia pada tanggal 3 Januari 1961.

Pada saat yang bersamaan juga lahir keuskupan/agung di Indonesia. Saat itu Gereja Indonesia, oleh Vatikan, dianggap sudah bisa mandiri melalui dekret Quod Christus Adorandus.            Sepak terjang Mgr. Soegijapranata tentu saja sudah diketahui secara luas oleh umat Katolik di Indonesia dan dunia. Karena kegigihannya berjuang untuk kemerdekaan Indonesia bersama dengan Soekarno saat itu, ia pun telah diangkat menjadi salah satu pahlawan nasional.

Baca Juga:  Pada Festival Merjosarian 3, Patung Bunda Maria Turut Diarak

Kiprah Uskup pribumi pertama ini di Indonesia menjadi “benchmark” bagi para penggantinya terkait dengan perjuangan dan rasa cinta tanah air. Tentu  saja, masing-masing Uskup (Kardinal Justinus Darmayuwono; Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ; Kardinal Ignatius Suharyo; Mgr. Johanes Pujasumarta, SJ; dan Mgr. Robertus Rubiyatmoko) memiliki ciri khas dan dinamika kepemimpinan penggembalaan yang berbeda. Satu hal yang umat Katolik Indonesia rasakan bahwa KAS telah melahirkan para gembala (uskup/imam/kaum religius) dan para awam yang tangguh dalam mengembangkan Gereja Katolik di Indonesia. Karya pendidikan adalah salah satu contoh dari sekian banyak karya di KAS. Tokoh awam Katolik nasional seperti Frans Seda, I.J. Kasimo, lahir dari didikan sekolah Katolik di Muntilan.

Baca Juga:  Perlu Membangun Karakter Misdinar

Singkat kata, KAS adalah ladang subur bagi panggilan kaum religius dan diosesan. Kini sejumlah uskup berasal dari KAS. Sebut saja misalnya, Uskup Agung Jakarta  saat ini (Kardinal Suharyo), Uskup Ketapang (Mgr. Pius Riana Prapdi) berasal dari KAS. Jika mau dibuat “litaninya”, berapa banyak gembala umat yang diberikan KAS untuk Gereja Katolik di Indonesia. Masih banyak nama lain yang layak disebutkan selain nama-nama di atas.

Pertanyaannya adalah mengapa pertumbuhan biji sesawi itu begitu subur dan kuat di KAS? Apa yang dilakukan para misionaris awal sehingga kita bisa memetik hasilnya seperti sekarang ini? Mengapa tak hanya kaum religius, diosesan, tapi juga lahir awam-awam yang tangguh dari wilayah ini?

Baca Juga:  Review Kurikulum Merdeka dan Penyusunan Desain Pembelajaran dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam

Dari segi kuantitas, disinyalir pertumbuhan umat KAS boleh disebut agak “melandai”. Ada banyak faktor yang memengaruhinya. Namun, dari segi kualias iman, umat KAS terus menunjukkan daya pikat yang menjadi referensi bagi umat di keuskupan lain di Indonesia. KAS tak pernah berhenti mengirim para imamnya untuk keuskuan lain yang membutuhkan tenaga pastoral yang handal.

Setelah 85 tahun, kini KAS memandang jauh ke depan. Tema perayaan tahun ini memberi sinyal yang terang-benderang: “Bersama Berziarah, Berbagi Berkah.” KAS tak ingin merayakan sendiri HUT ini tapi mengajak umat Katolik di seluruh Indonesia untuk mewujudkan harapan mendiang Bapa Suci Paus Fransiskus: Menjadi Penziarah Pengharapan.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 25, Tahun Ke-79, Minggu, 22 Juni 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles