SETELAH 19 TAHUN MENANTI, PAROKI LEO AGUNG AKHIRNYA BISA MEMBANGUN GEREJA

1534
Bagian dalam Gereja ‘Bedeng’ Santo Leo Agung, Jatiwaringin, Keuskupan Agung Jakarta.
[HIDUP/ Christphorus Marimin]
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – KABAR suka cita dirasakan umat Paroki Santo Leo Agung Jatiwaringin, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Paroki yang berdiri pada 14 Oktober 1992 ini akan segera membangun gereja baru. Letak gereja itu sekitar 350 meter dari gereja lama atau “gereja bedeng” yang berdiri di Kompleks KODAM Jatiwaringin, Jakarta Timur. Kabar itu disampaikan oleh Ketua Panitia Pembangunan Gereja (PPG), I Gusti Ngurah Karmadi melalui pesan WhatsApp yang diterima redaksi HIDUPKATOLIK.com.

“Acara pemancangan tiang pancang pertama Gereja Santo Leo Agung akan dilaksanakan pada Minggu, 14 Agustus 2016, pukul 10.00, atau setelah Misa kedua nanti Mas,” tulis Karmadi dalam pesannya, Selasa, 9/8. “Semoga bisa rampung pada akhir 2017, saat perayaan pesta perak paroki. Tapi kita masih sangat bergantung dari dananya, apakah lancar atau tidak,” imbuh pria asal Palasari, Bali ini.

Rencananya, gereja yang baru akan dibangun di atas tanah seluas 2000 meter persegi. Posisinya berada persis di samping Gedung Karya Pastoral Paroki. Sudah 19 tahun umat Paroki Santo Leo Agung memakai “gereja bedeng” untuk aktivitas peribadatan. Sebelumnya, Gereja Santo Leo Agung berada di belakang biara Tarekat Suster Fransiskan Putri-Putri Hati Kudus Yesus dan Maria atau Franciscanae Filiae Sanctissimae Cordis Jesus et Mariae (FCJM), di Jatibening, Bekasi.

Dalam sejarahnya, paroki ini pernah mengalami masa perjuangan ketika pada Selasa, 17 September 1996, sekitar pukul 23.00, ratusan massa yang menumpang truk, membakar gereja yang digembalai oleh para imam-imam Tarekat Redemptoris atau Congregatio Sanctissimi Redemptoris (CSsR) ini. Aksi tersebut dikenang sebagai peristiwa “Selasa Kelabu” oleh umat Paroki Santo Leo Agung hingga kini. Seusai peristiwa itu, beberapa bulan mereka beribadah dari satu tempat ke tempat lain dan mulai menempati gereja tenda pada Perayaan Paskah tahun 1997 sampai sekarang.

Yanuari Marwanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here