HADIRKAN GEREJA RAMAH UBK

263
Siswa-siswa SLB Pangudi Luhur Jakarta Barat menampilkan tarian Warok.
[HIDUP/Antonius E. Sugiyanto]
1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com - Paroki harus memiliki aksesibilitas bagi umat berkebutuhan khusus, karena mereka bagian Gereja yang juga berada dalam kasih Tuhan.

PENYANDANG disabilitas merupakan warga Gereja. Apapun keadaan dan kondisinya, mereka berada dalam kasih Tuhan. Hal ini diungkapkan Romo Al. Andang Listya Binawan SJ saat memimpin perayaan Ekaristi Peringatan Hari Disabilitas Internasional se-Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) di Gereja Hati Kudus Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu, 3/12.

Pernyataan Vikaris Episkopalis KAJ ini selaras dengan Surat Gembala Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo menyambut Hari Disabilitas Internasional. Dalam surat itu Mgr Suharyo menulis, Gereja selalu berusaha menghadirkan Kerahiman Allah, termasuk dalam pelayanan Gereja KAJ, bagi penyandang disabilitas. Mgr Suharyo juga meminta maaf atas pemahaman dan pengertian yang kurang dalam melayani umat berkebutuhan khusus.

Misa peringatan Hari Disabilitas Internasional ini dihadiri lebih dari 400 umat. Usai Misa digelar pentas seni oleh umat berkebutuhan khusus (UBK), seperti pembacaan puisi oleh anggota kontingen Special Olympic Indonesia Stepanie Handoyo dan tarian Warok dari para siswa SLB Pangudi Luhur Jakarta Barat.

Kepala Paroki Kramat Romo Yustinus Agung Setiadi OFM mengajak umat untuk selalu bersyukur atas anugerah Tuhan. “Semoga perjumpaan siang ini makin meneguhkan semangat kita untuk melanjutkan hidup, saling mengasihi, menyayangi, dan menghadapi kehidupan bersama-sama,” ungkapnya.

Harapan dan rasa syukur itu dirasakan Gerson, siswa Sekolah Khusus Sang Timur, Karang Tengah. Ia merasa gembira, karena bisa hadir dan mengikuti perayaan bersama rekan-rekannya. “Saya senang bertemu banyak teman di sini,” katanya.

Sr Faustina PIJ dari SLB Sang Timur berharap, KAJ bisa meningkatkan pelayanan bagi UBK. Tak hanya pendidikan dan keterampilan, imbuhnya, tapi juga mencarikan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka. Sementara Koordinator Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Klemensia Sheny Chaniaraga mendorong adanya aksesibilitas bagi UBK di tiap Paroki.

Sheny mengatakan, Paroki diharapkan memiliki data UBK di wilayahnya. Data ini tentu akan membantu Paroki untuk melayani umat serta merancang karya kreatif lain bagi UBK. “Harus ada kerja sama antara romo, dewan paroki dengan umat,” tandasnya.

Antonius E Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here