Kilas Sejarah Keuskupan Pangkalpinang

1494
Gereja Katedral Santo Yosef Pangkalpinang [Dok. HIDUP]
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Cikal bakal Keuskupan Pangkalpinang dimulai dari pendirian Prefektur Apostolik Banka e Biliton (Bangka-Belitung) pada 27 Desember 1923. Prefektur Apostolik Banka e Biliton ini merupakan hasil pemekaran dari Prefektur Apostolik Sumatra (kini Keuskupan Agung Medan), yang juga menjadi pemekaran dari Vikariat Apostolik Batavia (kini Keuskupan Agung Jakarta) pada 30 Juni 1911. Pendirian Prefektur Apostolik Banka e Biliton bersamaan dengan pendirian Prefektur Apostolik Benkoelen (kini Keuskupan Agung Palembang). Dua Prefektur Apostolik ini merupakan pemekaran perdana dari Vikariat Apostolik Sumatra.

Pada 8 Februari 1951, Banka e Biliton ditingkatkan statusnya dari Prefektur Apostolik menjadi Vikariat Apostolik. Selain peningkatan status, namanya pun berubah menjadi Pangkalpinang. Saat itulah secara resmi nama Pangkalpinang digunakan di kalangan Gereja untuk menyebut Vikariat Apostolik Pangkalpinang. Wilayahnya membentang di sepanjang laut yang memisahkan Pulau Sumatera dan Kalimantan. Umatnya juga tersebar di pulau-pulau yang berada di Selat Karimata hingga Kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan.

Selanjutnya, pada 3 Januari 1961, Vikariat Apostolik Pangkalpinang dikukuhkan menjadi Keuskupan Pangkalpinang. Saat itu, di seluruh Sumatera hanya menjadi satu Provinsi Gerejani Medan. Medan menjadi Keuskupan Agung Metropolitan dengan empat sufragan, yaitu Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Tanjungkarang, Keuskupan Palembang, dan Keuskupan Padang. Sementara itu, Sibolga masih berstatus Prefektur Apostolik, pemekaran dari Vikariat Apostolik Medan pada 17 November 1959. Sibolga baru dinaikkan statusnya menjadi keuskupan pada 24 Oktober 1980.

Selain di wilayah Sumatera, peningkatan status sebagian besar Vikariat Apostolik dan Prefektur Apostolik, kecuali wilayah Papua, juga terjadi di seluruh Indonesia. Saat itu, Paus Yohanes XXIII secara resmi mendirikan Hierarki Gereja Katolik di Indonesia sebagai hierarki mandiri, bukan lagi menjadi destinasi misi. Oleh karena itu, Bapa Suci mempromulgasikan Konstitusi Apostolik Quod Christus Adorandus sebagai tanda peresmian hierarki mandiri Gereja Katolik Indonesia.

Setelah menjadi keuskupan, Pangkalpinang sempat mengalami perpindahan Provinsi Gerejani karena wilayah Sumatera akhirnya dibagi menjadi dua Provinsi Gerejani, yakni Provinsi Gerejani Medan dan Provinsi Gerejani Palembang. Pada 1 Juli 2003, Keuskupan Palembang ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Agung Metropolitan dan dibentuklah satu Provinsi Gerejani Palembang dengan dua sufragan, yakni Keuskupan Pangkalpinang dan Keuskupan Tanjungkarang. Posisi tersebut bertahan hingga sekarang. Keuskupan Pangkalpinang adalah salah satu sufragan dari Keuskupan Agung Metropolitan Palembang, membentuk Provinsi Gerejani Palembang, dan berada di Regio Sumatera bersama dengan tiga keuskupan lain di Provinsi Gerejani Medan (Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Padang, dan Keuskupan Sibolga).

Keuskupan Pangkalpinang inilah yang pada 28 Juni 2017 lalu mendapat kado istimewa dari Paus Fransiskus. Bapa Suci menunjuk Minister Provinsi Ordo Fratrum Minorum (OFM) Indonesia, Mgr Adrianus Sunarko OFM sebagai Uskup baru Pangkalpinang.

R.B.E. Agung Nugroho

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here