Baik, Terima Kasih, dan Lanjutkan

420
Mgr Suharyo memotong tumpeng.
[HIDUP/ A. Nendro Saputro]
3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo merayakan 20 tahun Tahbisan Episkopal. Ia mengajak umat untuk memikul tanggung jawab karya pelayanan Tuhan.

SEWAKTU hendak ditahbiskan sebagai Uskup 20 tahun lalu, Mgr Ignatius Suharyo merasa cemas. Tapi begitu membaca tulisan seorang kardinal, yang mengatakan bahwa menjadi Uskup itu mudah. “Bekalnya tiga kata, ‘baik, terima kasih, dan lanjutkan’,” ucapnya saat
memimpin Misa perayaan 20 tahun Tahbisan Episkopal di Katedral St Maria Diangkat ke Surga Jakarta, Selasa, 22/8.

Mgr Suharyo merenungkan kata-kata itu hingga menemukan kematangan iman. “Baik”, kata Uskup Agung Jakarta itu, menemukan makna kebaikan dari rekan-rekan kerja yang merupakan karya kebaikan Tuhan. Dalam kata “terima kasih”, Mgr Suharyo melihat ungkapan syukur dan harapan untuk membangun kerjasama dengan siapapun, juga mengandung sikap ketergantungan kepada Tuhan dan orang lain dalam tugas perutusan. Dalam kata “lanjutkan”, Mgr Suharyo melihat makna ajakan kepada semua pihak untuk memikul tanggung jawab karya pelayanan Tuhan.

Misa dihadiri sekitar seribu umat. Hadir juga tujuh Uskup, yaitu Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, Uskup Sanggau Mgr G. Mencuccini CP, Uskup Jayapura Mgr Leo Laba Ladjar OFM, Uskup Agung
Samarinda Mgr Y. Harjosusanto MSF, Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada’, dan Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ.

Mgr Agus mengakui, Mgr Suharyo sebagai pribadi yang sederhana, pandai, peduli dengan teman, dan bisa bergaul dengan semua orang. “Dulu, saya orang Kalimantan sendirian di Seminari Tinggi Kentungan. Tapi, ia (Mgr Suharyo-Red) amat peduli dengan seminaris dari luar Jawa. Sikap-sikap itu masih terbawa sampai kini,” ujar Mgr Agus.

Mgr Antonius Subianto melihat sosok Mgr Suharyo sebagai pribadi yang kuat dalam prinsip, sederhana, dan berpihak kepada orang kecil. “Ia akan marah kalau orang-orang kecil terpinggirkan, apalagi diperlakukan semena-mena. Ia selalu meminta kepada kami agar berpihak kepada orang kecil,” katanya.

Sementara Mgr Harjosusanto mengatakan, sosok Mgr Suharyo sebagai pribadi yang tenang dalam segala situasi, bijaksana, suka damai, inspiratif, dan menyejukkan. Sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Harjo melihat Mgr Suharyo selalu mau mendengarkan dan pandai mengambil kesimpulan.

Sebelum Misa, para Uskup dan umat mengikuti prosesi pemindahan Museum Katedral ke gedung baru (bekas pastoran Paroki Katedral). Acara ini dipimpin Kepala Paroki Katedral Romo A. Hani Rudi Hartoko SJ. Pada pengujung Misa, Mgr Suharyo meluncurkan buku “Pedoman Hidup dan Karya Imam di Keuskupan Agung Jakarta”.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here