RD Andreas Fanumbi: Penggerak Kemandirian, Pelayan Kesehatan

317
Pejuang : Pastor Andreas Fanumbi bersama umat di Rumah Sehat Holistik Modern Merauke.
[HIDUP/Agustinus Lonis]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Ia lahir di Papua. Sebagai pastor ia ingin melayani umat Papua, khususnya mereka yang kurang beruntung. Karya pastoral bidang kesehatan dan ekonomi mendapatkan apresiasi berupa Profesi Award 2014.

Pertemuan dan perkenalannya dengan para imam Ordo Missionarii Sacritissimi Cordis (MSC) asal Belanda, menyuburkan ladang di hatinya. Sabda Tuhan yang ditabur tumbuh segar. Suara Tuhan untuk bekerja di ladang-Nya pun terdengar nyaring. Andreas urung menjadi polisi, mengikuti jejak ayahnya. Kehendaknya menjadi imam menguat. Ia mau untuk melayani Tuhan yang hadir dalam diri manusia papa.

Kini, Andreas Fanumbi adalah seorang imam Keuskupan Agung Merauke. Ia biasa dipanggil Pastor Andy. Ia berkarya sebagai Pastor Paroki Bunda Hati Kudus Wendu, Merauke. Sejak hatinya terbakar untuk memperhatikan mereka yang tidak beruntung, kobaran api itu tidak ingin ia padamkan. Sebagai gembala umat, ia terus memeliharanya: siap berpihak pada orang kecil di Papua. “Rupanya hubungan antara saya dan tanah Papua ini sudah menyatu, karena memang tali pusar saya dikuburkan di tanah ini,” tutur pria kelahiran Sentani, Jayapura, 6 September 1962 ini.

Situasi keamanan di Papua yang kurang kondusif, tingkat ekonomi dan kesehatan umat yang rendah, menantangnya. “Saya harus menjadi otak dan mulut bagi mereka. Saya harus menjadi kaki tangan mereka. Saya harus menjadi berkat bagi mereka,” kata anak ketujuh dari pasangan Blasius Fanumbi dan Maria Anonsiata Somar ini.

Keberpihakannya itu mendapat pengakuan. Atas hasil jerih payah pelayanannya, Lembaga Citra Profesi Indonesia memilih Pastor Andy sebagai pemenang Profesi Award – Profesional terbaik Indonesia 2014, pada 28 Juni 2014. “Saya kaget. Saya tidak pernah menyangka akan mendapat tanggapan yang positif atas apa yang saya lakukan,” ungkapnya.

Penghargaan ini diberikan atas perjuangan Pastor Andy dalam bidang kesehatan, yakni mendirikan Rumah Sehat Holistik Modern di Merauke. Ia juga dinilai berhasil dalam pengembangan sosial ekonomi masyarakat asli Papua. Romo Andy membantu masyarakat miskin asli Papua, dengan mengajari dan membimbing mereka menabung.

Atas penghargaan ini, Pastor Andy merefleksikan, “Tanda penghargaan bukan untuk angkat diri saya menjadi populer. Tetapi, Tuhan mau bicara melalui penghargaan ini. Tentunya, saya merasa termotivasi untuk meningkatkan pelayanan kepada orang-orang kecil di Papua dan melanjutkan visi misi Tuhan.”

Kemandirian warga
Melihat, mencermati, dan merenungkan kemiskinan warga Papua, Pastor Andy melihat uang bukan jalan keluarnya. Dana yang dikucurkan pemerintah justru merusak kehidupan masyarakat. Alih-alih memanfaatkan dana itu untuk pengembangan sosial ekonomi, masyarakat justru menghabiskannya untuk berpesta dan mabuk-mabukan. Dalam pengamatannya, pemerintah menyediakan uang, tetapi tanpa program yang jelas. Uang dikucurkan tanpa tujuan.

Imam yang ditahbiskan pada 5 September 1993 ini berpikir, mencari cara membangkitkan warga Papua dari keterpurukan. Sebagai gembala, ia terpanggil untuk membantu umat Papua bebas dari belenggu kemiskinan yang mendera bertahun-tahun. Pertanian diyakininya bisa menjadi sarana untuk menciptakan kemandirian dan menyejahterakan.

Pastor Andy melangkah konkret. “Persoalannya, warga tidak mengetahui cara bertani. Saya harus turun mengajari mereka. Saya mengumpulkan mereka, berdiskusi, dan berdialog. Puji Tuhan, sudah 500-an umat yang saya dampingi,” ungkap imam penggagas Patung Kristus Raja Semesta Alam di kampung Poo, Merauke, sebagai simbol perdamaian ini.

Saat ini, Pastor Andy secara intensif mendampingi warga di empat kampung, yaitu Urumb, Waninggap, Naggo dan Matara. Keempat kampung ini berada di wilayah Kabupaten Merauke. Mengajari dan mendampingi teknis bertani belum cukup. Pola hidup mandiri juga harus di tanamkan. “Mereka dibantu untuk memiliki kemampuan. Dan, setelah memiliki ke mampuan, mereka bisa menolong diri sen diri, hingga akhirnya bisa menolong orang lain,” demikian keyakinan Pastor Andy.

Sebulan sekali Pastor Andy memberikan nasihat dan pengajarannya tentang kemandirian, sembari mengorganisir usaha yang dikembangkan umat. Ia mendorong umat untuk menabung pendapatan ke Bank Papua. Komunitas dampingan Pastor Andy ini dikenal dengan sebutan Komunitas Prima Unggul, tersebar di empat perkampungan asli Papua. Hingga kini, sudah tercatat 400 nasabah Bank Papua yang berasal dari komunitas ini. “Ada yang mulanya hanya membuka tabungan sebesar Rp 10.000. Tetapi, saya bangga. Cara hidup mereka, menurut saya, mulai berubah,” kata Rektor Seminari Menengah Pastor Bonus Keuskupan Agung Merauke 2007-2008 ini.

Holistik Modern
Selain bidang ekonomi, Pastor Andy juga melayani umat lewat bidang kesehatan.Ia memulainya dengan pengobatan medis maupun non-medis. Karena komitmennya yang kuat, ia berhasil mendirikan Rumah Sehat Holistic Modern, pada 2010. Di tempat ini, ia melayani warga yang sakit. Pengobatan tidak melulu medis, tetapi juga bimbingan spiritual. Pastor Andy mendoakan pasiennya.

Institusi kesehatan yang diresmikan pada 24 Juli 2013 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke ini melayani masyarakat ekonomi lemah. Hingga Juni 2014, tercatat 1.149 pasien: 758 pasien dari kelompok masyarakat yang tidak berpenghasilan tetap, selebihnya adalah warga yang mampu secara ekonomi.

RD Andreas Fanumbi

TTL : Sentani, Jayapura, 6 September 1962
Tahbisan imam : 5 September 1993

Pendidikan :
• SD Fransiskus Xaverius II Merauke
• SMP YPK Mopah Baru Merauke
• SMA YPPK Johanes XXIII Meauke
• S1-Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur Abepura, Jayapura

Tugas pastoral :
• Paroki St Wilhelmus Arare, Mappi (1993)
• Paroki Rasul-Rasul Bupul, Merauke (1994-1999)
• Paroki St Antonius Padua Bade, Mappi (2000)
• Paroki St Kristoforus Mur, Mappi (2000-2006)
• Rektor Seminari Menengah Pastor Bonus Keuskupan Agung Merauke (2007-2008)
• Paroki Bunda Hati Kudus Wendu, Merauke (2008-sekarang)

Penghargaan:
• Profesi Award Profesional Terbaik Indonesia, dari Lembaga Citra Profesi Indonesia, 28 Juni 2014.

Agustinus Lonis

HIDUP NO.31, 3 Agustus 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here