Ketua Panitia Dasawindu, Ignatius Heldy Lawadihardja, menjelaskan, paroki memberi ruang begitu besar kepada keterlibatan umat dalam perayaan ini. Paroki juga mengajak semua umat untuk terus berpartisipasi membangun Gereja dengan cara mereka masing-masing.
Ia menambahkan, dalam kesempatan ini, umat juga diberi ruang ekspresi untuk menghayati arah dasar Keuskupan Agung Jakarta. Umat yang terlibat merefleksikan kembali keragaman dialami terutama di lingkungan sekitar.
Paroki Bidaracina terdiri dari berbagai etnis, suku, dan budaya. Ini kesempatan untuk menyadari keberagaman tersebut sehingga menumbuhkan semangat untuk mencintai Gereja dan Bangsa.
“Ruang ekspresi yang diberikan kepada umat diharapkan tidak hanya berhenti pada seremonial dasawindu ini saja, tetapi mengalir di dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat beriman. Ini harus tumbuh di keluarga dan lingkungan sekitar.” Yosefin Kaswati, Koordinator wilayah VII membeberkan, dasawindu ini merupakan pengalaman berharga untuknya karena melibatkan semua umat.
Dia juga menyoroti keterlibatan kaum muda yang diberi porsi cukup besar dalam perayaan kali ini. “Usia gereja ini sudah semakin tua. Generasi muda sebagai penerus harus dirangkul. Kegiatan orang muda terus digalakkan agar Gereja ini mengalami peremajaan.”
Willy Matrona