Kasih untuk Mereka yang Terpenjara

156
Moderator Komunitas Kasih Tuhan, Pastor Jimmy Rance, OFM (ketiga dari kiri) memimpin doa sebelum pemotongan tumpeng ulang tahun.
[HIDUP/Hermina Wulohering]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Tak hanya berdoa, komunitas ini menjadi perwujudan kasih Allah bagi para warga binaan.

Dari balik jeruji besi Cipinang, Jakarta Timur, Yoel Justin tak sabar menanti kedatangan Komunitas Kasih Tuhan (KKT). Waktu itu bulan Oktober, beberapa hari lepas ulang tahunnya. Justin tahu hari istimewanya itu tak akan berlalu begitu saja meski ia mendekam dalam Lapas Narkotika Kelas IIA. Begitu KKT tiba, Justin dan teman-temannya yang lahir pada bulan sama pun merayakan ulang tahun seperti dengan keluarga dekatnya. Dikelilingi teman-teman warga binaan lain, Justin meniup lilin ulang tahun, memotong kue, dan berdoa bersama.

Menurut Justin, perayaan ulang tahun saat menjadi warga binaan, adalah peristiwa yang sangat menyentuh bagi ia dan teman-temannya. Ia mengatakan, tak sedikit di antara mereka yang tak bisa melewati hari istimewa itu bersama orang-orang terkasihi. Ada yang memang jauh dari keluarga, ada yang belum bisa diterima dan dimaafkan oleh keluarga. “Setiap bulan kami pasti menunggu hari itu. Hanya dengan tiup lilin dan potong kue, tapi kami sungguh merasa mendapatkan perhatian dan kasih,” ungkapnya.

Justin juga mengisahkan, perjumpaan dengan KKT begitu berarti baginya. Saat melihat bapak, ibu, oma-oma yang sudah susah berjalan, datang menjumpai, berdoa, dan makan bersama, ia merasakan seperti dikunjungi orang tua dan saudara.

Dari KKT pula, Justin mengenal Tuhan. “Jika saat itu, di titik terendah, Gereja tidak hadir, kami tentu tidak akan mengenal Tuhan seperti saat ini,” ujar pria yang mengaku menerima Tuhan sejak tahun ketiganya di dalam lapas.

Perjumpaan dengan KKT tak hanya menjadi kenangan manis di saat ia terpuruk sebagai tahanan. Justin mengatakan setelah ia bebas dari lapas pun, KKT tetap berjalan bersamanya. KKT melibatkannya dalam pelayanan-pelayanan serupa. Ia mengaku bahagia bisa mengenal komunitas ini dan mengatakan masih banyak temannya di dalam lapas yang membutuhkan jamahan kasih serupa.

Pelayanan KKT seperti yang Justin rasakan, rupanya telah berlangsung sejak 10 tahun silam. Berawal dari wilayah Keuskupan Agung Jakarta, KKT kini telah melayani sampai ke Cirebon, Purwokerto, Semarang, hingga Medan. Ketua KKT, Mia Indira Dhanu, mengatakan, memasuki usia ini, KKT akan memberi pendampingan khusus setelah para warga binaan keluar dari lapas. “Saat ini kami sedang dalam proses mengumpulkan dana untuk membangun KKT Center yang nanti dipakai untuk memberi pendampingan rohani dan keterampilan bagi mereka setelah keluar,” kata Mia saat ditemui dalam perayaan HUT ke-10 KKT di Aula Katedral Jakarta, Sabtu, 7/9.

Lebih lanjut, Mia mengatakan pendampingan setelah lepas dari lapas menjadi perhatian bagi KKT karena eks warga binaan membutuhkan itu untuk melanjutkan atau memulai kembali hidup mereka. “Kami ingin membantu mereka agar setelah keluar mereka tidak kembali ke dunia mereka yang sebelumnya,” ujarnya.

Perayaan ini dilaksanakan dalam Misa konselebransi. Ada sepuluh imam dari berbagai keuskupan yang kerap menyertai KKT melakukan pelayanan penjara. Para eks warga binaan dari beberapa lapas di Jakarta juga hadir. Mereka dalam kelompok lapasnya, menghibur umat melalui ajang KKT Got Talent yang digelar usai Misa. Beberapa kelompok menampilkan vocal group, ada pula yang membawakan drama musikal.

Yanuari Marwanto

HIDUP NO.38 2019, 22 September 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here