Sembuhkan Luka dengan Mengampuni

176
Romo Kristianto Ratu Marius Naben SVD (bawah) berbagi pengalaman kepada Sahabat Hidup di Instagram. (HIDUP/Karina Chrisyantia)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM— Kurang lebih hampir tiga jam, Romo Kristianto Ratu Marius Naben SVD, yang akrab disapa Romo Cristiano, mengalami siksaan fisik maupun psikis. Malam itu, tanpa diudang, tiga orang perampok mendatangi kediamannya di Paroki Nossa Senhora Estrela do Mar, Ilha Comprida, São Paulo, Brazil.

“Kebetukan saya sedang sendirian. Mereka semua bersenjata. Saya disuruh tiarap di lantai dan diikat, lalu mereka melarang saya teriak.” kenang Romo Cristiano.

Amblas. Hampir semua harta benda di paroki mereka rampas. Mulai dari laptop, kamera, handphone sampai mereka menyiksa Romo Cristiano agar memberikan uang. Setiap Romo Cristiano menolak perintah mereka, ia mendapat beberapa tendangan di kepala dan tubuhnya. Yang paling diingat oleh Romo Cristiano adalah mereka memanaskan pisau makan, dan ditempelkan di dahinya.

Perbuatan yang paling tercela bagi Romo Cristiano saat para perampok itu menemukan tabernakel.  “Merek pikir tabernakel ini adalah brankas. Lalu mereka buka secara paksa dan mereka dapatkan tiga buah sibori. Mereka buang hosti yang sudah dikonsekrasi. Mereka pikir sibori ini terbuat dari emas dan bisa diuangkan,” ungkapnya.

Heran luar biasa Romo Cristiano akan hal yang telah diperbuat oleh tiga orang muda ini. Pikir Romo Cristiano apakah mereka memang tidak tahu bahwa mereka merampok sebuah paroki atau mereka dibawah pengaruh narkoba. Sekitar jam 1 dini hari, Romo Cristiano baru terbebas dari sekapan itu.

Baginya, pengalaman pahit ini seharusnya tidak bersarang dalam memorinya. “Memang sangat menyakitkan. Saya merasa harga diri saya diinjak-injak, bukan karena sebagai pastor tetapi karena saya manusia.”

Maka, salah satu  cara menyembuhkan luka tersebut, Romo Cristiano memilih memaafkan ketiga perampok itu. Walaupun saat di pengadilan, Romo Cristiano disarankan untuk tidak bertemu dengan mereka.  “Ini sebuah kebutuhan yang bisa menyembuhkan saya. Bukan saya melupakan peristiwa ini. Saya hanya mau agar luka yang diakibatkan pengalaman itu sembuh,” tutur imam kelahiran Eban, Timor, Nusa Tenggara Timur ini.

Romo Cristiano juga menyadari bahwa kesembuhannya bekat doa dari orang-orang terdekat. “Berbagai pengalaman seperti ini juga salah satu cara saya disembuhkan. Terima kasih untuk doa-doanya sehingga saya tetap setia menjadi misionaris. Mantap!” tandasnya.

Jumat 15 Mei 2020 tepat pukul 19.30 WIB, Inspirasi Hidup #4 mengundang Romo Cristiano untuk berbagi pengalamannya selama kurang lebih 60 menit. Acara ini disiarkan di Instagram @hidupkatolik dan dimoderatori oleh Wartawan Majalah HIDUP Yanuari Marwanto.

Karina Chrisyantia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here