Tantangan Baru KSSY setelah 25 Tahun Otonom

462
Suster-suster KSSY Medan
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Pelbagai kegiatan dihelat untuk memaknai kehadiran KSSY Medan di Indonesia. Pesan Paus Fransiskus menjadi sorotan utama.

HARI Raya St. Yosef, Sabtu, 19 Maret 2022 merupakan hari istimewa bagi Kongregasi Suster St. Yosef Medan (KSSY Medan). Tepatnya, Kongregasi ini merayakan Pesta St. Yosef sebagai pelindung. Tak hanya itu. KSSY juga merayakan HUT Otonom ke-25 Tahun di Indonesia.

Dalam momen ini dua peristiwa penting kembali dihadirkan kepada para Suster KSSY.

Pertama, 91 tahun yang lalu, tanggal 28 januari 1931, enam orang Suster KSSY dari Belanda mendarat di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. Misi para misionaris pertama itu adalah melayani, mendidik, dan melatih keluarga-keluarga Tamil-India yang pada saat itu kurang mendapat pelayanan baik dalam hal rohani maupun pendidikan.

Kedua, tanggal 19 Maret 1997 (25 tahun lalu), KSSY merayakan hari jadi sebagai Kongregasi otonom atau diosesan Keuskupan Agung Medan (KAM) sesuai dengan dekrit penetapan Vatikan yang dikeluarkan Kongregasi Suci untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Kerasulan Apostolik.

Kedua peristiwa dan karya perutusan yang lain adalah anugerah dan kepercayaan yang luar biasa, yang diterima KSSY melalui KAM dan semua pihak yang berkolaborasi dengan KSSY. Kehadiran karya pelayanan Kongregasi kian berkembang secara kuantitas dan kualitas setelah 25 tahun berkarya secara otonom  di Indonesia.

Peresmian Taman Doa St. Yosef di Pusat Pembinaan Spiritualitas KSSY di Cinta Alam, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada penutupan Tahun St. Yosef oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap. (kanan mengenakan mitra),

Berefleksi dari tiga aspek utama pada tema Sinode Para Uskup 2021-2023 — komunio, partisipasi, dan misi — KSSY tergerak hati menanggapinya dengan ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan, yaitu merawat bumi sebagai rumah bersama. Tema yang diangkat adalah Religius KSSY dipanggil menjadi perempuan yang matang untuk menjadi kantong kulit baru dengan merawat bumi sebagai rumah kita. Tema besar ini diwujudkan dalam pelbagai kegiatan.

Kegiatan pertama adalah penanaman pohon. Para Suster KSSY melakukan penanaman pohon di Biara Claris di Paroki Palipi, Kabupten Samosir, Sumatera Utara tanggal 10 Desember 2021. Para suster melakukan kegiatan ini bersama dengan umat Katolik setempat yang peduli denan kelestarian alam ciptaan dan Pastor Paroki St. Fransiskus Palipi yang menyambut baik kegiatan ini.

Kegiatan kedua, sosialisasi pembuatan eco enzym di Stasi Pangiringan Paroki Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Kegiatan ini ini dilakukan Panitia Pesta Perak Otonom KSSY, diwakili oleh Sr. Desideria Saragih, KSSY dan para suster Komunitas Sidikalang yakni Sr. Tarcisia Hemas, KSSY; Sr. Thimotea Rumapea, KSSY; dan Sr. Gisela Ambarita, KSSY. Mereka bekerja sama dengan para guru yang merupakan Tim Eco Enzyme Yayasan Seri Amal di Unit SD St. Yosef dan TK St. Maria Sidikalang.

Sebelum pembuatan eco enzym Sr. Desideria menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan latar belakang dan tujuan kegiatan ini. Ia juga memberikan pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna 25 tahun otonom KSSY. Harapannya, pembuatan eco enzyme di stasi ini dapat membantu masyarakat mengurangi biaya pembelian bahan kimia namun tetap bisa meningkatkan hasil pertanian mereka.

Kegiatan ketiga, pembinaan para Suster KSSY di Pusat Pembinaan Spritualitas KSSY Cinta Alam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kegiatan ini diikuti semua anggota KSSY yang berdomisili di Sumatera Utara dan luar Pulau Sumatera, termasuk pembinaan khusus kepada para suster lansia.

Dalam setiap materi, diskusi, dan refleksi, para suster diajak untuk terbuka melihat keprihatinan atas keadaan bumi saat ini. KSSY dipanggil untuk memulihkan keprihatinan tersebut. Setiap anggota KSSY dipanggil menjadi pemulih yang berani dan kreatif seturut teladan St. Yosef dalam mengatasi setiap tantangan.

Dibutuhkan jawaban “ya” dari setiap suster untuk secara konsisten memelihara bumi, siap sedia berjalan bersama sebagai citra Allah, termasuk dalam memelihara ciptaan lain. Setiap Suster KSSY memiliki tanggung jawab yang sama untuk merawat bumi ini.

Pembinaan ini difasilitasi langsung Pimpinan Umum dan Dewan Penasihat KSSY, serta Tim Formator KSSY. Para suster diminta membangun komitmen bersama memelihara bumi yang dituangkan dalam ikrar 25 tahun otonom KSSY Medan.

Para Suster KSSY Medan pada perayaan puncak.

Kegiatan keempat, doa dan rekoleksi bersama di semua Komunitas KSSY di seluruh Indonesia. Unsur terpenting yang senantiasa ditimba para suster adalah membangun relasi yang semakin intim dengan Sang Ilahi terutama dalam penghayatan dan pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung dalam tema perayaan ini. Dalam persekutuan, doa, dan keterbukaan, para suster mendalami dan merenungkan tema perayaan ini melalui rekoleksi dari Januari-Maret 2022.

Makna rangkaian doa dan rekoleksi ini kian dipertajam dengan Ibadat Vigili menjelang Pesta St. Yosef. Proses ini mau menujukkan bahwa setiap anggota KSSY dipanggil berpartisipasi, diutus dengan senantiasa tumbuh dalam kedalaman rohani. Mereka diundang membuka diri berjalan bersama Sang Ilahi dan sesama untuk mewujudkan dunia yang semestinya menjadi rumah kita bersama

Kegiatan kelima, rekoleksi bersama Keluarga Besar Yayasan St. Bonaventura. Yayasan ini merupakan wadah bersama bagi umat Katolik suku Tamil yang ada di Medan. Misi awal Suster St. Yosef hadir di Indonesia adalah melayani warga Tamil yang pada saat itu kurang mendapat pelayanan baik secara rohani maupun pendidikan. Pelayanan kepada suku Tamil adalah sejarah awal kedatangan para misionaris KSSY Belanda ke Indonesia. Atas dasar ini, sebagai bentuk rasa syukur sekaligus momen yang tepat untuk menimba kembali spirit ini, Panitia merancang rekoleksi ini. Rekoleksi ini diadakan di Rumah Pembinaan Postulat KSSY di Medan.

Komunitas Suku Tamil yang dilayani KSSY Medan. Foto saat rekoleksi bersama. (Dok KSSY Medan)

Kehadiran para Suster KSSY dalam rekoleksi ini menumbuhkan semangat baru untuk turut terlibat dalam usaha dan aksi nyata memelihara bumi. Antusiasme peerta kian bertambah saat para suster memperkenalkan eco enzym dan cara pengelolaanya. Para suster juga memberikan satu batang pohon kepada setiap peserta sekaligus sebagai tindak lanjut komitmen merawat bumi kita ini.

Perayaan Puncak

Perayaan Ekaristi sebagai puncak syukur, dilaksanakan di Gereja St. Antonius Padua, Hayam Wuruk, Medan. Perayaan ini dipimpin Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Medan, Pastor Mikael Manurung OFMCap, didampingi beberapa imam.

Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Medan, Pastor Mikael Manurung, OFMCap (tengah) pada perayaan 25 Tahun Otonom KSSY Medan. (Dok KSSY Medan)

Pada kesempatan ini, Pastor Mikael mengajak para suster untuk kian mampu meneladan Santo Yosef yang selalu mengandalkan belaskasih Allah. Ia mengatakan, sebagaimana Santo Yosef yang selalu berjalan bersama dengan kehendak Allah, para suster KSSY terbuka untuk berjalan bersama Allah dalam kelemahlembutan, bukan dengan kekerasan.

Setelah homili, para suster membaharui kaul secara bersama dengan memegang lilin sebagai simbol terang Kristus yang kemudian  dipersembahkan di depan patung St. Yosef yang  diwakili Pemimpin Umum KSSY dan para Pimpinan Komunitas diiringi dengan nyanyian Hymne KSSY. Lilin yang dipersembahkan menjadi simbol kesiapan para suster untuk mau berjuang berjalan bersama sebagai saudari yang dipanggil untuk mewujudkan Imago Dei. Lantunan doa umat menjadi curahan sekaligus permohonan agar Tuhan senantiasa hadir dalam semua perjuangan KSSY selanjutnya.

Kemudian para suster mengucapkan ikrar berisikan ikhtiar, inisiatif dan komitmen untuk semakin peduli dan matang menjadi sesama citra Allah. Pengucapan ikrar seperti ini menjadi sejarah baru sekaligus menjadi tanggung jawab yang harus terus menerus diperjuangkan. Muatan ikrar adalah panggilan Allah sendiri yang menjadi inspirator bagi KSSY untuk terus bertekun mewujudkannya. Ikrar ini memuat semua proses dan refleksi para suster dalam mengisi 25 tahun menjadi otonom di Indonesia.

Perayaan syukur ini dilanjutkan dengan ramah tamah di Catholic Centre Medan. Acara ini diselingi dengan beragam hiburan dari siswa/i SMP Putri Cahaya, SMA Cahaya, SMP St. Ignasius, SMA St. Ignasius, SLB-A dan SLB-B Karya Murni yang merupakan bagian dari unit-unit pelayanan KSSY serta para postulat KSSY.

Dalam sambutannya, Pemimpin Umum KSSY, Sr. Yosephine Situmorang, KSSY menyampaikan terima kasih kepada para Suster KSSY atas kesetiaan dan kerja sama dalam upaya mengembangkan karya Kongregasi terutama dalam menyebarluaskan spritualitas Imago Dei.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para pastor yang selalu setia dan terbuka untuk berkarya bersama para Suster KSSY, mitra kerja KSSY yang bernaung dibawah yayasan-yayasan yang dikelola KSSY, dan para sahabat dan pemerhati KSSY.

Ia menegaskan hakikat panggilan KSSY adalah orang-orang terpilih dan disendirikan. “Kita sungguh istimewa di hadapan-Nya, kesadaran akan panggilan yang menjiwai seluruh perjalanan panggilan setiap setiap suster. Anugerah keistimewaan ini menjadi dorongan yang terus menerus menumbuhkan spirit kita untuk terus berjuang mengisi hidup ini dengan ketekunan agar menghasilkan buah di setiap zamannya termasuk dalam segala tantangan yang kita hadapi,” ujarnya.

Sebagai bagian dari Gereja universal, kata Suster Yosephine, para Suster KSSY ditantang untuk kian memberdayakan diri sesuai dengan seruan Bapa Suci, yaitu mencermati ekologi integral. “Ekologi ini menyadarkan kita bahwasanya segala sesuatu terhubung. Ekologi ini adalah way of live kita. Bukan sekadar kosmetik atau pilihan kata atau sebuah alternatif hidup namun sebagai jantung hidup bersama kita sehingga kehidupan senantiasa terpelihara bagi seluruh ciptaan,” tegasnya mengutip Paus Fransiskus.

Suster Virgine Sihombing, KSSY (Medan)

HIDUP, Edisi No. 15, Tahun ke-76, Minggu, 10 April 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here