Pagelaran Wayang Kulit Klasik Semalam Suntuk, Syukuran 25 Tahun Tahbisan Episkopal Ignatius Kardinal Suharyo

479
Ignatius Kardinal Suharyo
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – BULAN Agustus 2022 menjadi bulan penuh syukur bagi Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan Gereja Katedral Jakarta. Pertama, pada tanggal 14 Agustus Gereja Katedral merayakan Pesta Nama Pelindung Gereja, St. Perawan Maria Diangkat ke Surga. Kemudian pada tanggal 17 Agustus, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, KAJ  ikut bersyukur dan merayakan 77 tahun kemerdekaan Indonesia dengan Misa meriah. Selain itu, besok, Senen, 22 Agustus, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo merayakan ulang tahun tahbisan episkopal ke-25 tahun.

Angka 25 tahun sering ditandai secara istimewa, dirayakan sebagai Pesta Perak. Maka KAJ dan Gereja Katedral telah menyiapkan serangkaian acara untuk mengisi perayaan spesial ini.

Diawali Festival Koor Anak pada tanggal 13 Agustus lalu bertempat di Gereja Katedral Jakarta. Festival ini diikuti oleh 16 paduan suara perwakilan dekanat se-KAJ. Mereka menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu-lagu rohani.

Lalu pada keesokan harinya, 14 Agustus telah dilantik Dewan Pengurus Harian Paroki Gereja Katedral periode 2022-2025. Pada hari yang sama, KAJ melahirkan paroki baru, paroki ke-68, yakni Paroki Kranggan – Bekasi, Gereja St. Stanislaus Kostka. Paroki baru ini diresmikan langsung oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo.

Yang istimewa dan kini telah menjadi catatan baru dalam sejarah Gereja Katedral adalah acara Pagelaran Wayang Kulit Klasik Semalam Suntuk. Inilah pertama kali Gereja Katedral yang telah berusia 121 tahun mengadakan pagelaran wayang kulit.  Masyarakat umum diundang hadir pada acara yang digelar di halaman gereja pada Sabtu 20 Agustus  dimulai pukul 20.30 sampai pukul 04.00 keesokan hari. Pagelaran Wayang Mataraman bertajuk Wiratha Parwa ini dibawakan oleh dalang Ki Radyo Harsono asal Jogya. Tentu saja baik dalang maupun pesinden menggunakan Bahasa Jawa dan diiringi musik gamelan. Maklum ini wayang klasik. Uniknya terselip beberapa lagu perjuangan yang dibawakan oleh para pesinden yang semuanya berkebaya merah menyala. Juga ada selingan lelucon dari Ki Dalang, penonton yang paham Bahasa Jawa nampak tersenyum-senyum, termasuk Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ,  Kepala Paroki Katedral.

Pagelaran Wayang Kulit Klasik Semalam Suntuk. (Foto: Ist.)

Romo Hani berkisah pilihan mengelar tontonan rakyat berupa Wayang Kulit ini berawal dari satu angan-angan bila pandemi semakin terkendali akan diselenggarakan syukuran bersama yaitu nanggap wayang. Hal ini juga bentuk “nguri-uri” budaya luhur, upaya melestarikan  wayang yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Lalu dipilihlah waktu pagelaran yang berdekatan dengan perayaan syukur tahbisan episkopal.

Ada pesan dari Kardinal Ignatius agar lakon dipilih yang menunjukkan dan menggugah semangat kepedulian serta cinta tanah air. Hal ini berkaitan dengan suasana dan semangat 17 Agustus. Maka dalang terpilih, yang karena pengabdiannya dalam dunia wayang telah memperoleh gelar Ki Mas Lurah Cerma dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, memilih lakon Wiratha Parwa. Lakon kepahlawanan Pandawa Lima yang menolong negara Wiratha dari kehancuran serbuan pasukan Kurawa.

Puncak perayaan syukur akan dirayakan dengan Misa Syukur pada Senin, 22 Agustus, karena pada tanggal inilah 25 tahun lalu Ignatius Suharyo ditahbiskan menjadi Uskup Agung Semarang di Stadion Jatidiri, Semarang oleh Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ.

Bertempat di Katedral Jakarta, Misa akan diadakan pada pukul 17.30 WIB. Menurut rencana, Misa ini akan dihadiri Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, para uskup Regio Jawa, dan Kardinal Julius. Mereka akan memimpin Misa secara konselebran. Tak ketinggalan akan hadir para rohaniwan-rohaniwati Keuskupan Agung Jakarta dan  perwakilan umat.

Selamat Pesta Perak, Bapak Kardinal Suharyo!

Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here