web page hit counter
Minggu, 13 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

St. Giovanni Battista Piamarta (1841-1913): Bapak bagi Kaum Muda Pengangguran

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Melihat banyak orang muda nganggur, ia tampil sebagai agen pencari pekerjaan untuk kaum muda. Banyak anak muda sejahtera berkat kepekaannya.

JALAN Giovanni Piamarta, 800-900 kilometer. Sebuah nama jalan didedikasikan kepada Pastor Giovanni Battista Piamarta. Jalan ini terletak tak jauh dari Paroki Santo Faustino, Vallio Terme, Keuskupan Brescia, Italia.

Nama Pastor Giovanni diabadikan di Kota Brescia karena selama hampir 20 tahun membangun beberapa sekolah, pabrik, perkebunan dan peternakan di wilayah itu. Sasarannya untuk umat Katolik di Keuskupan Brescia, khususnya mereka yang tidak memiliki pekerjaan.

Imam yang ditahbiskan pada 24 Desember 1865 ini mulai tertarik membantu kaum muda Brescia karena kemiskinan akut yang melanda kota itu. Saat itu, Brescia tumbuh menjadi kota industri baru dengan banyak pabrik. Kaum muda datang ke kota untuk mencari pekerjaan. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga miskin, tetapi memiliki cita-cita yang tinggi untuk mengubah nasib. Demi cita-cita itu, mereka membanting tulang dari pagi hingga malam- walau dengan pendapatan dan waktu kerja yang tak menentu.

Sambil berjuang, ia terus menanamkan semangat kekristenan. Ia ingin mereka siap menghadapi era industrialisasi tanpa meninggalkan iman. Sebab, saat itu semakin banyak kaum muda yang tak lagi mempedulikan iman mereka.

Atas dedikasinya ini tidak saja penghargaan nama jalan disamatkan kepadanya, tetapi juga rahmat kekudusan. Ia dikanonisasi Paus Benediktus XVI bersama enam orang lain pada Minggu, 21 Oktober 2012 di lapangan Basilika Santo Petrus Vatikan.

Miskin Sejak Kecil

Dedikasinya kepada orang miskin tidak terjadi begitu saja. Melihat kembali masa kecilnya yang miskin, piatu, dan tak ada yang membimbing, Giovanni berhasrat membantu kaum muda. Ia lahir dari keluarga miskin di Brescia pada 26 November 1841. Keluarganya tinggal di gang perkampungan kumuh kota. Kala usianya sembilan tahun, ibunya meninggal. Masa remajanya sangat sulit, namun kakek dari ibunya mendukung agar ia tetap bisa sekolah. Berkat bantuan dari paroki tempat ia tinggal, Paroki St. Faustino, Giovanni bisa masuk seminari di Keuskupan Brescia.

Baca Juga Artikel:  Sesudah 100 di Indonesia, Misi Baru Para Dehonian

Ia tak menyiakan kesempatan dari parokinya. Ketekunan dan kerja keras mewarnai perjuangannya di seminari. Meski kurang dalam bidang akademik, tetapi ia sangat menguasai praktis pastoral. Kemampuannya membaca medan pastoral, dengan kebutuhan utama umat menjadi salah satu kunci ia diizinkan menerima Sakramen Imamat. Setelahnya ia menjadi Kepala Paroki St. Aleksander, Riviera Carzago, Bedizzole, Brescia. Setelah itu, ia menjadi pastor di Paroki Pavone del Mella. Kemudian ia kembali ke paroki tempat asalnya.

Saat itu, Brescia dengan cepat tumbuh menjadi kota industri dengan banyak pabrik. Kota itu dipenuhi dengan kaum muda miskin yang berhasrat mengubah nasib. Kebanyakan dari mereka tak memiliki ketrampilan sehingga rata-rata mendapat pekerjaan sebagai buruh atau pekerja kasar. Waktu bekerja pun tak menentu, bahkan lebih dari ketentuan yang disepakati. Ketidakadilan dan cercaan fisik kerap dilayangkap para mandor kepada mereka.

Giovanni melihat begitu menderitanya para buruh dan pekerja, apalagi yang tak memiliki ketrampilan. Dari sini, Giovanni terpanggil untuk mengabdi kepada orang muda. Ia membekali kaum muda dengan ketrampilan sekaligus keutamaan Kristiani. Ia ingin mereka siap menghadapi era industrialisasi tanpa meninggalkan iman. Sebab, saat itu semakin banyak kaum muda yang tak lagi mempedulikan iman mereka.

Pekerjaan ini tak mudah. Persoalan utama adalah penerimaan kaum muda. Maka Pastor Giovanni menggandeng rekannya dari Paroki St. Alexander Brescia, Pastor Pietro Capretti. Dua imam Keuskupan Brescia ini lantas mendirikan lembaga pelatihan Workman’s Institute bagi para pencar kerja pada 3 Desember 1886. Dengan lembaga ini, Giovanni berharap para pemuda mendapat pelatihan teknik dan kerajinan yang baik.

Karyanya yang kedua adalah mendirikan sekolah dan laboratorium pertanian tahun 1888. Lantas dua tahun berselang berdiri perusahaan percetakan dan penerbitan Katolik di Brescia. Tiga lembaga yang didirikannya ini menampung hampir seribu pekerja dari berbagai latar belakang.

Baca Juga Artikel:  Sesudah 100 di Indonesia, Misi Baru Para Dehonian

Kongregasi para Petani

Menurut Pastor Giovanni yang paling berkesan adalah berhasil mengembalikan martabat para pekerja khususnya para petani. Ia berhasil mencaplok vitalitas lahan pertanian yang selama ini hanya dikuasai oleh tuan tanah. Demi menjaga martabat para petani, ia mendirikan sebuah komunitas pertanian di Remedello dalam kerja sama dengan Pastor Giovanni Bonsignori.

Ia merekrut beberapa orang awam yang memiliki keahlian di bidang pertanian. Komunitas kecil ini tidak saja berbicara soal pertanian, tetapi terbuka berdialog tentang macam-macam hal termasuk iman kekatolikan. Dari sekelompok kaum awam yang dibantu beberapa imam ini, lahirlah Kongregasi Keluarga Kudus Nazaret (Piamartini/FB).

Meski lahir dari komunitas awam para petani, tetapi dalam keluarga besar itu, para religius bisa bekerjasama dan memberi kesempatan kepada kaum muda untuk berkreasi dan berkembang. Setelah berdiri kongregasi khusus kaum priba, sepuluh tahun berselang ia juga mendirikan Kongregasi Hamba Tuhan bagi kaum perempuan.

Kini, dua kongregasi ini memiliki banyak rumah misi dan melayani kaum miskin di Italia (Brescia, Remedello, Milan, Roseto, Pontinia, Cecchina, Angolo Terme, dan Maderno), Angola (Luanda dan Lucala), Mozambik (Mocodoene), Brazil (Sao Bento do Maranhao, Macapa, Fortaleza, Curitiba, Ponta Grossa, Matelandia, dan Uniao da Vitoria), dan Cili (Santiago dan Talca). Setidaknya hingga tahun 2012 telah dibangun 86 rumah misi yang dilayani 432 rohaniwan (150 diantaranya imam). Kongregasi ini  melayani di bidang pendidikan, bidang pertanian, dan di paroki.

Badan resmi yang menangani proyek misi tersebut juga sudah dibentuk. Antara lain Piamarta Onlus Foundation yang membantu para pekerja untuk mendapat pendidikan, Operation Good yang menggalang dana untuk pendidikan, Service Collaboration International Assistance Piamartino Foundation yaitu sebuah NGO yang bekerjasama dengan negara-negara yang sedang berkembang untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, Piamartino Secular Movement yaitu gerakan memperkenalkan spiritualitas kongregasi Piamartini/FN, dan Piamartino Youth Movement yaitu gerakan kaum muda untuk meneladan Piamarta dalam doa, kerja dan hidup bermasyarakat.

Baca Juga Artikel:  Sesudah 100 di Indonesia, Misi Baru Para Dehonian

Kendati karyanya menggunung, Pastor Giovanni tetap hidup sederhana. Relasinya dengan Tuhan membuat ia selalu dipenuhi keberkahan. Ia rajin berdoa pribadi dan merefleksikan doa sebagai kesempatan berkarya di hadapan Tuhan. “Jika aku tidak berdoa dua atau tiga jam setiap pagi, apa gunanya karya-karya ini?”  ujarnya suatu ketika.

Doa dan matiraga membawanya hidup dalam kesederhanaan hingga tutup usia di Remedello, 25 April 1913. Paus Yohanes Paulus II membeatifikasinya pada 12 Oktober 1997. Proses beatifikasinya sendiri sudah dimulai sejak 1963. Dalam beatifikasinya itu, Paus mengatakan bahwa ia adalah contoh pengikut Kristus yang baik. Sebab telah membawa banyak kaum muda menemukan kasih Allah, memiliki keterampilan, dan mendapat pesan keselamatan dari Yesus.

Tahun 2004, seorang lelaki Brazil bernama Esteban terkena infeksi perut dan organ dalam karena menelan tulang ikan. Keluarganya berdoa dengan perantaraan Beato Giovanni dan ia mendapat kesembuhan. Orang kudus ini dikanonisasi Paus Benediktus XVI bersama enam orang lain. Mereka adalah Kateri Tekakwitha; Marianne Cope; Pedro Calungsod; Jacques Berthieu, SJ; Carmen Salles Baranggeuras; dan Anna Schaeffer.

Di bawah jendela Basilika, di antara pilar-pilar, gambar para santo santa itu dipasang. Sosok pastor dengan jubah hitam, memegang Kitab Suci di tangan kanannya, salib di tangan kiri, tersenyum kebapakan, dengan para pemuda sedang bekerja menjadi latar belakangnya adalah Santo Giovanni Battista Piamarta.

Pesta namanya diperingati setiap 25 April. Gereja mengenangnya sebagai pelindung kaum muda dalam mencari pekerjaan. Hingga kini, sebuah museum berdiri di pusat Kota Brescia untuk mengenang jasa orang kudus ini.

Yustinus Hendro Wuarmanuk

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles