web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup yang Selalu Tertawa

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Sekitar 1.200 orang, termasuk uskup, imam, dan umat awam, menghadiri Ibadat Vesper Agung yang dirayakan di Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (21/1/2025) sore, atau sehari menjelang Tahbisan Uskup Terpilih Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo.

Mereka memadati baik bangku-bangku yang ada di dalam gereja maupun deretan kursi yang tertata rapi di bawah tenda putih yang didirikan di kompleks gereja.

Perarakan petugas liturgi; Uskup Terpilih; Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm; Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi; Nunsius Apostolik untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo; dan Uskup Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono mengawali Ibadat yang berlangsung mulai pukul 17:00 WIB tersebut.

Baca Juga:  Kongregasi FCh Rayakan 34 Tahun Kemandirian dan Hidup Membiara di Palembang

Ibadat yang berisi tiga bagian penting – pengakuan iman, sumpah kesetiaan, dan pemberkatan insignia (cincin, mitra, tongkat, dan salib pektoral) – ini dipimpin oleh Mgr. Tri Harsono.

Dalam homilinya, Mgr. Tri Harsono menyebut Uskup Terpilih sebagai uskup yang selalu tertawa.

(Tengah) Uskup Terpilih Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo (Dok. Panitia)
(Tengah) Uskup Terpilih Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo (Dok. Panitia)

“Waktu ada penahbisan Bapak Uskup Agung, Mgr. Budi Kleden, digarisbawahi oleh pemimpin ibadat, uskup yang selalu tersenyum. Kalau sekarang di sini, uskup yang selalu tertawa. Luar biasa, dengan motto yang saya kira tidak dipikirkan hanya sejenak tetapi benar-benar mendalam, Diligere Sicut Christus Dilexit, atau to love as Christ loves,” ujarnya.

Menurut Mgr. Tri Harsono, orang yang menerapkan motto tersebut memiliki lima ciri-ciri. Pertama, tahu dan kenal cinta Kristus. Kedua, punya pengalaman dikasihi dan memiliki rasa dicintai oleh Kristus. Ketiga, tahu pasti bahwa cinta Kristus berbeda dengan cinta-cinta lainnya atau dunia. Keempat, cintanya selalu mengarah kepada cinta Kristus yang sempurna yang tidak bisa dibandingkan dengan cinta-cinta yang lain. Kelima, punya pengharapan yang penuh dalam menjalankan cinta Kristus.

Baca Juga:  Pertemuan Katolischer Akademischer Ausländer-Dienst (KAAD): Jembatan Ilmu, Iman, dan Solidaritas Pangan

“Luar biasa. Tadi saya sampaikan kepada Monsinyur yang selalu tertawa. Dan sebetulnya hati dan isinya sangat baik sekali. Dengan sukacita dan mencintai, bahkan selalu juga berkata-kata baik, positif. Dan selalu dibuat yang lebih baik lagi,” ungkapnya.

Katharina Reny Lestari dari Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles