HIDUPKATOLIK.COM –Komisi Nasional Disabilitas bersama dengan Yayasan Ignatius Joseph Kasimo melakukan audiensi dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pada Kamis, 6 Maret 2025 di Jakarta. Audiensi ini guna mengadvokasi hak difabel dalam akses peribadatan sekaligus mendorong tradisi keagamaan lokal yang telah diwariskan selama berabad-abad di Flores Timur yakni Semana Santa/Pekan Suci yang ramah difabel. Tradisi keagamaan ini tidak hanya meningkatkan penghayatan beragama namun juga menjadi objek wisata rohani dari luar Pulau Flores bahkan dunia.
Dante Rigmalia selaku ketua Komisioner Komisi Nasional Disabilitas menyampaikan kepada forum bahwa difabel sering tertinggal dalam hal mengakses tempat ibadah karena kondisi kedisabilitasannya dan juga karena stigma. “Stigma juga berasal dari keluarga yang tidak membawa anggota keluarga mereka yang disabilitas untuk ikut beribadah karena lingkungan masyarakat masih menilai kondisi kedisabilitasan seseorang merupakan kesalahan orang tua yang banyak berbuat dosa sehingga anaknya menjadi disabilitas”, lanjut Dante Rigmalia.
Kikin Tarigan selaku Komisioner Komisi Disabilitas menjelaskan bahwa tradisi keagamaan Semana Santa yang akan berlangsung pada bulan April 2025 akan dipersiapkan ramah bagi peziarah difabel. “Beberapa rencana kegiatannya yakni sosialisasi aksesibilitas rumah ibadat ramah disabilitas, pelatihan pemahaman budaya berbagai ragam disabilitas, pelatihan dasar bahasa isyarat, prosesi Ibadat Rabu Trewa, Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah dan Hari Raya Paskah yang inklusif disabilitas”, ujar Kikin Tarigan.
Paulina Heni Hayon menyampaikan bahwa Yayasan Ignatius Joseph Kasimo dan Keuskupan Larantuka dalam hal ini sudah melakukan MOU dengan Komisi Nasional Disabilitas. Paulina juga menambahkan, selama prosesi Semana Santa nanti, panitia akan menyiapkan tempat, akses serta barisan khusus untuk peziarah disabilitas. “Selain mengikuti proses Semana Santa, peziarah disabilitas juga akan diajak untuk mengunjungi tempat wisata religi yang ada di Larantuka, salah satunya adalah Bukit Doa Fatima.”, tambah Paulina Heni Hayon.
Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin selaku Ketua Konferensi Waligereja Indonesia menyatakan sikap terbuka dan mendukung rumah ibadah ramah disabilitas. “Kebutuhan penyandang disabilitas seringkali terlupakan keterlibatannya, namun kami sangat berterima kasih kepada KND karena selalu aktif melibatkan dan mengingatkan kami. Seperti yang dicontohkan oleh Paus Fransiskus saat datang ke Indonesia pada tahun 2024 lalu, Paus menaruh perhatian yang luar biasa kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, orang lansia, dan juga penyandang disabilitas. Saat rombongan menempuh perjalan dan melihat kelompok rentan yang ditemui di jalan, Paus meminta rombongan untuk berhenti untuk menyapa langsung. Paus juga memberikan bantuan berupa uang kepada 10 yayasan yang bergerak untuk penyandang disabilitas”, ujar Monsinyur Antonius.
Tradisi keagamaan Semana Santa yang akan berlangsung pada 16-20 April 2025 di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur tahun. Semana Santa kali ini akan memberikan warna baru dengan memperhatikan keterlibatan difabel pada seluruh rangkaian kegiatan Semana Santa.