web page hit counter
Jumat, 5 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Tinjauan Statistik Para Kardinal dalam Konklaf 2025

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Konklaf 2025 dapat dikatakan sebagai konklaf yang spesial karena dianggap sebagai konklaf terbesar. Konklaf kali ini diikuti 133 Kardinal (biasanya kurang dari 120 Kardinal) dan 5 diantaranya adalah Patriark yang berasal dari Gereja Katolik ritus timur.

Sebanyak 133 kardinal akan memasuki Kapel Sistina pada hari Rabu (7/5) ini untuk memilih pemimpin baru Gereja. Saat ini, Dewan Kardinal terdiri dari 252 orang. Sebanyak 136 di antaranya, hingga sehari sebelum takhta kosong (dimulai pada hari wafat Paus Fransiskus), belum genap berusia 80 tahun — dan dengan demikian berhak memberikan suara. Dua dari mereka memilih tidak ikut serta dalam konklaf karena alasan kesehatan, yaitu Uskup Agung emeritus Valencia, Antonio Cañizares Llovera dan Uskup Agung emeritus Nairobi, John Njue.

Kasus khusus terjadi pada Kardinal Italia Giovanni Angelo Becciu. Mantan Prefek Kongregasi Penggelaran Orang Suci dan mantan pejabat tinggi di Sekretariat Negara Vatikan ini tidak lagi mengklaim bahwa ia telah dipulihkan sepenuhnya oleh Paus Fransiskus setelah mengundurkan diri dari semua hak kardinal. Status Becciu, yang telah divonis oleh pengadilan Vatikan atas pelanggaran keuangan, masih belum jelas selama bertahun-tahun; awalnya, ia menyatakan ingin ikut serta dalam pemilihan paus.

Sebanyak 133 kardinal yang memiliki hak pilih menjadikan konklaf kali ini sebagai yang terbesar dalam sejarah Gereja. Angka ini melampaui batas 120 orang yang pernah ditetapkan oleh Yohanes Paulus II. Pada konklaf tahun 2013, jumlah pemilih adalah 117 kardinal.

Struktur Usia

Rata-rata usia para pemilih paus adalah 70 tahun dan mereka telah menjadi kardinal selama sekitar tujuh tahun. Ini menjadikan konklaf tahun ini sedikit lebih muda dibandingkan konklaf terakhir pada tahun 2013, yang rata-rata usianya 71 tahun.

Baca Juga:  Pesan Paus di Rumah Sakit di Lebanon: Kita Tidak Boleh Melupakan Mereka yang Paling Rapuh

Sebanyak 54 kardinal berusia 75 tahun atau lebih, sementara 15 di antaranya berusia di bawah 60 tahun. Yang termuda adalah Mykola Byczok, Uskup Eparki Katolik Yunani Ukraina Santo Petrus dan Paulus di Melbourne, Australia (lahir 13 Februari 1980). Pemilih paus tertua adalah Carlos Osoro Sierra, Uskup Agung emeritus Madrid (lahir 16 Mei 1945).

Sementara itu, George Alencherry, Uskup Agung besar emeritus Syro-Malabar dari Ernakulam-Angamaly (India), baru saja melewati batas usia karena ulang tahunnya ke-80 jatuh pada 19 April — dua hari terlalu cepat.

Pengangkatan Kardinal

Selama masa kepemimpinannya, almarhum Paus Fransiskus telah mengangkat 163 kardinal melalui 10 konsistori yang diadakan secara berkala sejak tahun 2014. Dari jumlah tersebut, 110 kardinal berusia di bawah 80 tahun dan memiliki hak suara dalam konklaf untuk memilih paus baru.

Dari jumlah tersebut, 108 akan berpartisipasi dalam konklaf. Sebanyak 20 pemilih diangkat oleh Benediktus XVI, dan lima oleh Yohanes Paulus II. Artinya, 81 persen dari para pemilih paus saat ini adalah hasil pengangkatan oleh Fransiskus.

Kardinal dengan masa tugas terlama adalah Vinko Pulić (79), Uskup Agung emeritus Vrhbosna (Bosnia), yang diangkat oleh Yohanes Paulus II pada 26 November 1994. Sedangkan yang paling baru diangkat adalah mereka yang ditetapkan oleh Fransiskus dalam konsistori 7 Desember 2024. Di antaranya adalah Mykola Byczok, Uskup Agung Beograd Ladislav Nemet, dan Uskup Agung Porto Alegre serta Ketua Dewan Uskup Amerika Latin (CELAM), Jaime Spengler.

Baca Juga:  Maria Bunda Penasihat Baik Resmi Jadi Pelindung

Asal Wilayah

Selama beberapa dekade terakhir, kekuatan dalam Gereja Katolik dunia telah bergeser. Gereja berkembang pesat di Asia dan Afrika, sementara Eropa perlahan menjadi wilayah pinggiran. Hal ini mulai tercermin — meski belum sepenuhnya — dalam asal-usul para pemilih paus: 52 berasal dari Eropa, 23 dari Asia, 21 dari Amerika Latin (termasuk Meksiko), 17 dari Afrika, 16 dari Amerika Utara, dan 4 dari Oseania.

Pada tahun 2025, hanya 39 persen pemilih paus berasal dari Eropa — turun dari 52 persen saat pemilihan Fransiskus pada tahun 2013. Fakta yang mengejutkan juga datang dari Afrika, yang diperkirakan akan menyamai Eropa dalam jumlah umat Katolik dalam beberapa tahun. Namun, jumlah pemilih paus dari Afrika masih tergolong rendah.

Asal Negara

Jika dilihat berdasarkan negara, hasilnya cukup dapat diduga: Italia menempati urutan pertama dengan 17 pemilih. Banyak keuskupan di Italia secara tradisional diasosiasikan dengan kardinal, meskipun Paus Fransiskus tidak selalu mengikuti tradisi ini. Selain itu, banyak pejabat Kuria juga berasal dari Italia. Di urutan kedua adalah Amerika Serikat dengan sepuluh kardinal, diikuti Brasil (7), Prancis (5), dan Spanyol, Portugal, Polandia, Argentina, Kanada, serta India yang masing-masing memiliki 4. Jerman, Inggris, dan Filipina masing-masing memiliki 3.

Secara keseluruhan, para pemilih berasal dari lebih dari 70 negara. Beberapa negara mendapatkan kardinal (dan pemilih paus) pertama mereka di era Paus Fransiskus, termasuk Aljazair, Paraguay, Serbia, Luksemburg, Swedia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Mongolia.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan

Anggota Ordo Religius

Sebagai anggota ordo religius, Paus Fransiskus juga meningkatkan jumlah religius dalam Dewan Kardinal. Dari 133 pemilih, 33 adalah anggota ordo — satu dari empat. Ini bisa membentuk kelompok pemilih tersendiri dalam konklaf. Saat Fransiskus terpilih pada Maret 2013, hanya 17 dari 115 peserta (sekitar satu dari tujuh) yang merupakan anggota ordo.

Ordo yang paling banyak diwakili adalah Salesian Don Bosco dengan lima peserta, diikuti oleh Serikat Yesus (Jesuit) dan Fransiskan dengan masing-masing empat. Dominikan Timothy Radcliffe (79), penasihat spiritual Sinode Dunia yang diangkat sebagai kardinal Desember lalu, adalah satu-satunya pemilih paus yang bukan uskup.

Untuk memilih paus baru, dibutuhkan mayoritas dua pertiga suara dalam konklaf. Dengan 133 pemilih, itu berarti 89 suara. Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa nama telah disebut-sebut sebagai kandidat. Dalam beberapa hari — atau bahkan beberapa jam — dunia akan mengetahui apakah salah satu dari mereka terpilih.

Bagaimana jika yang terpilih adalah seorang patriark/uskup dari Gereja Katolik Timur?

Jika paus yang terpilih berasal dari Gereja Katolik Timur, hal itu sepenuhnya sah dan diperbolehkan menurut hukum Gereja Katolik, meskipun hal itu belum pernah terjadi dalam sejarah modern. Jika seorang Patriark atau Uskup Katolik Timur terpilih menjadi paus, maka ia tetap menjadi Uskup Roma dan pemimpin Gereja Universal. Selain itu ia juga akan mengadopsi ritus Latin secara fungsional karena posisi paus sangat terkait dengan Keuskupan Roma.

Ditulis dari Vienna Austria, Bene Xavier (Disarikan dari berbagai sumber.)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles