HIDUPKATOLIK.COM – Sukacita meliputi umat Keuskupan Tanjung Selor ketika satu lagi putra terbaik, Eric Yohanis Tatap, ditahbiskan menjadi imam diosesan di Gereja Santo Yosef Pekerja Paroki Juata Permai, Tarakan, Kalimantan Utara. Upacara penuh khidmat yang berlangsung belum lama ini dipimpin oleh Uskup Tanjung Selor Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF dan didampingi oleh 22 konselebran.
Namun di balik seremoni meriah dan penuh simbol tersebut, penahbisan ini juga menjadi momentum reflektif bagi umat, sebuah pengingat bahwa setiap imam baru bukan hanya tanda bertambahnya tenaga pelayanan tetapi juga tanda hidupnya panggilan dan karya Allah di tengah keterbatasan manusia.
Dalam homilinya, Mgr. Paulinus mengatakan walaupun hanya satu orang yang ditahbiskan, sukacita Gereja tetap besar karena Injil mengajarkan untuk terus mempersiapkan gembala bagi umat. “Imam adalah perpanjangan tangan Tuhan bagi Gereja,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa setiap panggilan imamat bukan hasil dari kesempurnaan manusia, melainkan jawaban atas panggilan kasih Tuhan. “Keraguan dan kelemahan tidak boleh menghentikan seseorang untuk berkarya,” imbuhnya.
Pesan tersebut menggugah umat yang hadir untuk turut merenungkan bagaimana Tuhan juga memanggil setiap orang, entah sebagai imam, biarawan-biarawati, maupun awam, untuk menjadi alat kasih-Nya di dunia.
Dalam sambutannya, Pastor Eric menyampaikan terima kasih kepada Mgr. Paulinus serta para imam, panitia, dan umat yang telah mendukung perjalanan panggilannya. Ia juga mengenang kedua orang tuanya yang telah berpulang ke hadirat Tuhan, sembari menegaskan komitmennya untuk melayani dengan setia.
“Luruskanlah jalan Tuhan,” menjadi motonya, sebuah ajakan untuk terus menyiapkan hati agar Allah hadir dan berkarya melalui hidup manusia. Moto ini bukan hanya semboyan pribadi tetapi juga seruan bagi seluruh umat agar berani menata hidup dengan jujur dan tulus di hadapan Tuhan.
Rangkaian acara penahbisan mulai dengan Ibadat Sore (Vesper Mulia) dan pemberkatan perlengkapan liturgi baru pada Rabu, 22 Oktober 2025, pukul 18.00 WITA. Puncak perayaan dilaksanakan pada Kamis, 23 Oktober 2025, pukul 17.00 WITA, melalui Perayaan Ekaristi.
Penutupan Tahun Solidaritas Misi di Juata dan penyerahan Salib Misi ke Paroki Sebuku menyusul kemudian. Dua momen terakhir ini menegaskan bahwa misi Gereja tak berhenti pada tahbisan seorang imam, melainkan terus berlanjut dalam pelayanan dan kebersamaan seluruh umat.
Penahbisan Pastor Eric menjadi pengingat bahwa panggilan imamat lahir dari komunitas dan untuk komunitas. Ia adalah buah doa keluarga, pendidikan iman, serta dukungan umat yang setia menanam benih panggilan.
Bagi umat Keuskupan Tanjung Selor, peristiwa ini menjadi sumber harapan bahwa Tuhan terus bekerja, menumbuhkan benih-benih pelayanan baru di tanah misi yang luas. Sementara bagi Gereja Indonesia, imam-imam muda seperti Pastor Eric membawa semangat baru untuk melayani dengan rendah hati, berjalan di tengah umat, dan terus meluruskan jalan Tuhan di dunia yang sering bengkok oleh kesibukan dan ego manusia.
Laporan Rhina Enho, Tarakan






